Part 3

1.2K 53 9
                                    


'Jadi seperti apa hari yang akan ku jalani besok?' Sakura bertanya-tanya dalam hati sembari menatap bintang yang bertaburan melalui jendela kamarnya.

.
.
.

-oOo-

The Key
Part 3

.
.
.

     Suasana pagi itu terlihat cerah, lebih cerah dari biasanya. Matahari mulai menampilkan wujud nya dikala burung-burung di pepohonan saling berkicauan, menyapa satu sama lain.

     Gadis itu sadar sinar sang surya mulai menghangat dan masuk ke kamarnya melalui sela-sela ventilasi yang ada. Namun rasanya ia cukup lelah dan enggan beraktifitas, sehingga gadis itu mengabaikan.

     Dia terus terlelap dalam tidur indahnya sampai ketika pendengarannya menangkap bunyi ketukan pintu yang menurutnya cukup berisik.

"Oi bangun lah imouto. Hari ini sekolah lho." Tegur seorang pria dari luar, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Sasori, kakaknya yang menyebalkan.

"Nanti sajalah, aku mengantuk." Racau Sakura dari dalam.

"Kau ini keras kepala sekali! Sudah cepat saja bangun atau ku dobrak pintu nya." Ancam pria bersurai merah itu.

1 detik
5 detik
30 detik
5 menit

     Tak ada jawaban sama sekali. Duengg. Rasa kesal hinggap di ubun-ubun Sasori. Mengapa dia harus memiliki seorang adik yang sangat susah di bangunkan di pagi hari.

"Baiklah aku dobrak saja."

     Baru saja sulung Haruno itu hendak menyiapkan ancang-ancang, gagang pintu yang dipegangnya terlalu keras tertekan sedikit ke bawah dan taraaa.. Pintu terbuka.

"Tidak di kunci?" Gumam pria itu.

"Hei Sakura, coba lihat apa yang aku pegang..." Sasori mengelitiki adik nya itu sembari menggoyang-goyangkan benda tepat di hadapan wajah Sakura.

"Apa-apaan sih kau ini?"
"Eh tunggu... KYAA DASAR BODOH! KEMBALIKAN KUNCI MOBILKU CEPATTT!!" Amuk Sakura.

"Kau harus mandi sekarang." Sasori keluar dari kamar Sakura dengan bersenandung ria sembari memutar-mutar kunci mobil Sakura.

"Dasar tukang ancam." Ketus Sakura, yang kemudian mau tidak mau ia menurut juga. Daripada nanti ayahnya yang membangunkannya, bisa-bisa uang jajannya di potong.

.
.
.

     Kini gadis remaja itu sedang merias wajahnya di depan cermin. Dia hanya memakai lipgloss tipis untuk menjaga bibirnya agak tetap lembab, dan memoleskan bedak dengan tipis juga.

     Sakura berkaca sekali lagi, memastikan bahwa dia sudah cukup sempurna untuk menjadi seorang murid baru.

     Ya tentu saja, setiap murid baru pasti ingin membuat kesan pertama nya terlihat sangat baik.

TAP
TAP
TAP

     Pemilik manik emerald itu berjalan menuruni tangga sembari menggendong tasnya dengan sebelah tangan dan memainkan ponsel nya.

"Ayo makan dulu." Ucap sang ayah ketika ia sampai di lantai dasar.

"Baiklah." Jawab Sakura pasrah. Padahal tadinya dia ingin kabur dari rutinitas nya itu.

"Hei Sakura, kunci mu ada di tangan Tou-san. Jika kau masih suka bangun kesiangan, Tou-san tak akan mengembalikannya." Tutur Kizashi, kepala keluarga di rumah itu.

"T-tunggu dulu Tou-san! Bagaimana dengan sekolahku? Aku tidak bisa berangkat tanpa mobilku." Bantah Sakura.

"Kau hanya perlu berjalan kaki nak, sekolah itu tidak terlalu jauh."

The KeyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora