Bab 11

11.2K 593 2
                                    

"Cup cup jangan menangis sayang." Yuri menimang Gabriela Murray yang menangis sangat keras. Ia tampak kebingungan saat Gabriela menolak meminum susu yang di berikan pengasuhnya.

"Dia kenapa?" Sean berdiri bersandar di kusen pintu kamar Gabriela.

Sean baru pulang bekerja ketika mendengar suara Gabriela menangis. Tanpa pikir panjang ia langsung menuju ke kamar adiknya itu.

"Entahlah... ibu sudah berusaha menenangkannya tapi tidak berhasil."

"Mungkin dia lapar."

Yuri menggeleng. "sudah di beri susu tapi dia menolak."

Sean ikut bingung melihat tangisan Gabriela yang semakin keras. "Berikan padaku." Sean menggendong Gabriela, menimangnya pelan. "Mungkin dia gerah, bolehkan aku membawanya ke taman belakang?"

Yuri mengangguk.

Sean membawa Gabriela ke taman belakang menikmati sunset dengan warna jingga yang menenangkan. "Coba lihat, mataharinya sudah hampir tenggelam." Gumamnya pada Gabriela.

Seperti magic tangisan Gabriela berhenti. Ia bahkan tertawa kecil dengan tangan mungil yang seperti menggapai-gapai matahari. "Wah kau juga suka sunset ya? Sama seperti Naomi."

"Ohya ? Aku tidak pernah bilang kalau aku suka sunset." Gumam Naomi yang berdiri di samping Sean.

Sudah 3 bulan berlalu sejak saat Naomi meninggalkan New York. Banyak sudah mereka pikirkan, demi semuanya karena baik Yuri ataupun Naomi memilih untuk saling mengorbankan diri, untung saja Sean dan Wiliam berhasil menengahi pikiran gila kedua wanita itu. Dan keputusan akhirnya Naomi harus mengembalikan namanya. Ia meminta bantuan Jack Turner-Pamannya- yang tinggal di California untuk mengadopsinya. Dan Setelah Naomi di bantu Sean, mengurus semua dokumen adopsi, kini ia sudah resmi menjadi Naomi Turner kembali dan meninggalkan nama Murray.

Keputusan baru juga di buat, yaitu Naomi tidak tinggal lagi di Mansion Murray melainkan di apartemen Sean yang sudah beratas namakannya.

Awalnya wanita itu menolak. Ia merasa masih mampu membeli appartement sendiri dengan uang tabungannya. Namun Sean bersikeras membuat Naomi pasrah, mengikuti kemauan pria itu.

"Kapan kau datang?" Sean memasang senyum cerah.

"Baru saja. Aku ingin menculik Gabriela tapi sudah kau bawa kabur lebih dulu." Gerutu Naomi.

"Gabriela sudah tenang ? Sini biar ibu bawa ke dalam." Ucap Yuri yang ternyata berdiri di belakang mereka.

"Kau menginap di sini kan?" Tanya Yuri seraya mengambil alih Gabriela dari gendongan Sean.

"Mungkin tidak." Jawab Naomi.

"Kenapa tidak? Kau tahu kan kamarmu tidak pernah berubah."

Yuri dan William memang menolak dengan keras kepindahan Naomi ke apartemen. Namun Naomi meyakinkan mereka bahwa ia akan baik-baik saja. Apalagi tetangga satu lantainya adalah Juna, teman baik Sean yang berjanji untuk menjaganya.

Walau di awal penyesuaiannya Naomi sangat kesepian. Untung saja Sean selalu menemaninya, bahkan sering menginap di Apartemen.

"Ibu tinggal ke dalam ya."

Sepeninggal Yuri, Sean langsung menautkan tangannya ke pinggang Naomi, memeluknya dari belakang. "Aku merindukanmu." gumamnya sembari menghirup aroma lily yang menguar dari tubuh Naomi, khususnya rambut dan lehernya.

Naomi tersenyum geli, padahal siang tadi Sean mendatanginya dan mengajaknya makan siang bersama. Dan belum 5 jam pria itu sudah kembali manja.

"Aku tahu."

Not a Cinderella storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang