Chapter 4

354 27 1
                                    

*Tinn Tinn bunyi klakson mobil Genta berwarna merah itu.
Gene yang mendengar suara klakson mobil itu langsung terbangun dari kasur tempat tidurnya dan keluar ke balkon depan kamarnya.

"Eh untaa lo udah dateng? Yaudah masuk aja" Gene berteriak kencang dari balkon kamarnya.

"Haiii Gene. Gue tunggu sini aja deh ya. Lo turun cepet"

"Oke sebentar" Gene pun langsung bergegas untuk turun dari kamarnya yang berada di lantai 2 itu.

_ _ _

"Hai Gene. Genta ganteng udah sampe tepat waktu kan"

"Hueeekk Huekkk Huekkk *uhukk *uhukk" Gene ingin muntah saat mendengar Genta berbicara kalau dirinya itu OMG Ganteng.

"Eh Gen. Lo kenapa? Hamil lo? Eh sumpah gue ga apa-apain lo dari tadi sumpah" Genta terlihat saat melihat Gene mual seperti orang hamil.

"Gue ga hamil. Gue pengen muntah aja denger lo yang selalu muji diri lo ganteng wkwkwk" Gene melirik dan tertawa cekikikan melihat Genta yang mulai panik.

"Anjirr dasar rese. Yaudah berangkat sekarang." Mendadak raut wajah Genta berubah menjadi jutek karena kejahilan yang biasa dia lakukan terhadap Gene sekarang berubah menjadi Gene yang mulai menjahilinya.

***

Saat sedang asik memilih buku tiba-tiba ponsel Gene berdering.

Revan is calling

"Halo re. Ada apa lo telp gue?"

"Halo Jen? Jen lo dimana? Temen gue ada sama lo kan?" Revan bertanya kepada Gene tentang Genta dengan panik.

"Iya ada kenapa? Lo kok panik gitu? Apa lo mau bicara sama Genta?" Gene menjawab dan langsung memberikan ponselnya pada Genta yang juga sedang membaca majalah dewasa, maklum namanya juga cowok wajarlah.

"Halo apaan re? Kata Gene lo panik ada apa?" Genta menerima telp Revan melalui ponsel Gene.

"Syukurlah lo gpp. Gue telp lo gak lo angkat kemana sih lo sayanggg"

"Ew. Hp gue lowbat. Lagian ngapain lo panik sih babi"

"Gpp gue suka gue abis nonton film gitu tentang bunuh-bunuhan dan"

"Dan lo takut gue kenapa-kenapa gitu?" Genta memutus omongan Revan yang sedang bercerita kalau dia takut sahabatnya kenapa-kenapa.

"Hehehe" tak menjawab Revan hanya tersenyum nyengir.

"Ck. Lo tuh ya begonya gak ketulungan. Lain kali gausah nonton lo setan kalo lo sendiri takut sama itu film. Udah hp Jejen ntar mau lowbat. Bye" Genta yang geram sekali dengan salah satu sobatnya itu pun langsung menutup telp dan mengembalikan ponsel milik Gene yang berwarna merah jambu itu.

"Nih hp lo jen" dengan wajah kesal Genta mengembalikan ponsel milik Gene.

"Dih lo kenapa? Jelek banget mukanya di tekuk gitu. Emang Revan kenapa?" Gene sangat kebingungan dan penuh tanda tanya atas perubahan yang terjadi di raut wajah Genta.

"Biasa dia abis nonton fil bunuh-bunuhan film horor dan dia takut gue kenapa-kenapa gara-gara hp gue mati"

Gene yang mendengar penjelasan dari Genta itu pun langsung tertawa terbahak-bahak.

"Yaaa terus aja lo ketawa. Bete gue" Karena kesal dengan Gene apalagi Revan. Genta pun langsung keluar dan masuk ke dalam mobil.

"Eehhh untaa lo kok ninggalin gue? Ah dasar baper" Gene mengejar Genta yang berjalan keluar dan masuk kedalam mobil Genta.

_ _ _

"Ah lo gitu doang baper. Maaf dehh" Gene mencoba meminta maaf pada Genta dengan muka yang centil itu.

"Iya gue maafin. Lagian gue ga begitu bete sama lo. Gue betenya sama si Revan. Dia begonya gak ilang ilang. Pusing gue" Genta bercerita tentang sobatnya yang otaknya tinggal setengah (bego) itu.

"Haha yaudah lah. Itu tandanya dia care sama semua sobatnya" Gene memberi nasehat agar Genta tidak lagi cemberut kesal atas tingkah laku Revan.

"Yaudah sekarang kita pulang aja. Gue juga udh dapet buku yang gue cari"

"Oke" dengan muka yang masih bete Genta menyalakan mesin mobilnya dan langsung berjalan menuju ke rumahnya dan rumah Gene.

Rumah Gene dan Genta memang berdekatan hanya berjarak 10 meter saja.

***

Sesampainya di rumah Genta langsung memarkirkan mobil merah kesayangannya itu di garasi rumahnya. Dan setelah memarkirkan mobilnya Genta langsung bergegas masuk ke dalam rumah untuk mandi dan beristirahat. Namun saat dia masuk ke dalam rumah ternyata si pengacau *the cogan* Aldi, Tristan dan satu Revan sahabatnya yang tadi menepon Genta saat berada di toko buku bersama Gene.

"Lo pada kenapa udah stay di rumah gue? Genta bertanya ke teman-temannya sambil melepas sneakers yang dia kenakan saat mengantar Gene pergi ke toko buku.

"Gpp kan kita kumpul kapan pun kita mau hehe" seperti biasa tanpa permisi Revan menjawab pertanyaan Genta dan langsung berjalan ke dapur untuk mengambil snack yang berada di lemari es.

"Eh lo tau gak itu si bego abis ngerjain gue" Genta mendekat ke teman-temannya dan bercerita tentang kejadian saat dia mengantar Gene ke toko buku.

"Gue juga dia kerjain loh. Masa dia panik sama gue sehabis nonton film bunuh-bunuhan" Aldi bercerita tentang kejadian yang sama seperti Genta.

"Iya gue juga" Tristan yang sebentar lagi ketularan begonya Revan juga mendapat kejahilan dari Revan.

Tak lama Revan pun kembali dari dapur dengan jajanan yang bergerombol di antara lengan tangan kanan dan kirinya itu.

"Ya ampun lo mau apain itu snack guee" Teriak Genta yang di acuhkan oleh Revan.

"Ya mau di makan la Gen. Masa mau di buang. Ah lo sama bego nya kaya Tristan" lagi-lagi Revan berbicara tanpa melihat kalau dia lebih bego dari teman-temannya.

"Seeett dah. Lo ngaca dong. Lo lebih bego dari kita" Genta menjawab dengan nada yang sedikit kesal.

"Udah lah gen. Gausah di jawab buang-buang energi. Lo bakal jadi orang ter bego sedunia kalo omongan orang bego lo tanggepi" Aldi berbicara seakan dialah yang paling baik di antara teman-temannya.

"Lo juga gausah banyak bacot deh ah" Tristan menyauti perkataan Aldi.

***

"Akhirnya gue dapet juga novel bestseller ini" Gene terlihat tampak senang saat dia telah memiliki salah satu novel bestseller yang telah lama dia impikan.

Saat sedang asik melihat-lihat novel yang baru dia beli di toko buku tiba-tiba terdengar suara ketukan dari pintu kamar Gene.

"Nonn permisi sudah waktunya makan malam" bik wulan mengetuk pintu kamar Gene dan memanggil Gene untuk segera makan malam.

"Ohh. Iya bik nanti Ody turun kok"

"Hai mah pah. Tumben gak sibuk?" Orang tua Gene emang super duper sibuk jarang banget bisa kumpul dan makan malam bersama seperti saat ini. Tapi beruntunglah Gene sudah besar dan bisa mengerti tentang pekerjaan orang tuanya itu.

"Iya. Mama sama papa minta maaf ya ody kalau kita gak bisa selalu nemenin ody makan malam" Mama Ody meminta maaf sambil mengambilkan seentong nasi untuk Ody.

"Gpp kok mah pah. Ody ngerti"

"Yaudah sekarang Ody makan ya."

"Iya pah"

Jujur terkadang Gene sedih karena tidak bisa berkumpul dengan keluarga. Tapi di sisi lain Gene juga harus mengerti kalau orang tuanya jarang bisa berkumpul itu karena sedang mencari nafkah untuk memenuhi semua kehidupan Gene.

Wuihhh thanks thanks udah baca. Don't forget to vote and commant.

She's My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang