09

24.5K 1.7K 59
                                    

nine: people to trust.

((btw lagu2 komposisi-nya jurrivh itu enak2 banget! last chapter me masukin satu, chapter ini juga, soalnya nemu yang dapet feelnya pas baca :) selamat membaca dan mendengarkan~))

•••

"Dia mau shift."

"Kalau gitu pasangannya pasti ada di sekitar sini kan?"

"Jadi ada dua rogue? Tapi kok gue cuman nyium satu?"

"Berarti, pasangannya nggak sama-sama dia."

"Terus gimana? Dia butuh pasangannya sekarang. Semua she-wolf butuh pasangannya saat mereka shift pertama kali."

"Huh? Dia kan rogue, biarin aja mati. Buat apa di tolong? Dia masuk ke kawasan kita tanpa izin, dan kita nggak pernah mentolerir rogue manapun, anak kecil, remaja ataupun dewasa."

"Tapi Nathan-"

"Jamie!"

"Joshua, tapi dia-"

"Nathan benar. Dia rogue, perlakuan kita sama untuk semua rogue. We kill them, not tolerate them."

"Alpha Dylan! At least kita harus bantu dia shift! Kita bisa tanya apa alasannya dia menerobos masuk tanpa izin."

Suara-suara percakapan itu terus mendengung di telingaku.

Mataku terpejam, mencoba menahan sakitnya namun semakin berusaha ku tahan, semakin sakit rasanya.

Rasanya seperti tulang-tulangmu patah dan berada pada posisi yang salah dalam tubuhmu.

"AAAAAAAAAHHHH!!! K-KEN!!! KENN-!"

Aku tidak tahan terhadap sakitnya. Aku berharap saat ini aku mati saja. Cepat atau lambat seandainya sakit ini hilang, toh aku akan tetap di bunuh oleh kelima manusia serigala tadi itu karena telah melanggar izin.

"Alpha Dylan, aku kecewa. Memang kita tidak pernah mentolerir rogue, namun kita selalu dapat membedakan yang mana rogue, dan yang mana werewolf yang packless (lone-wolf)."

"Untuk kali ini aku harus setuju terhadap Jamie, Alpha. Itu reasonable. Kita tahu mana yang ancaman dan mana yang bukan."

"Tapi dia tetap rogue! Setelah kita menyelamatkan dia, bisa saja dia membunuh kita semua. Tidak ada jaminan, Jamie, tidak ada jaminan."

Aku masih tetap berteriak dan menangis secara bersamaan ketika merasakan tulang-tulangku yang lain membentuk di tempat yang salah.

"Aghh, persetan. Ayo kita bantu dia dulu, kita tentukan apakah ia ancaman atau bukan nanti setelah ia berhasil shift."

Adalah kata-kata yang terakhir kudengar sebelum aku merasa sedikit lebih tenang karena bisikan seseorang pada telingaku.

"Dia mempunyai serigala yang sangat cantik."

•••

Aku terbangun karena merasakan hidungku geli sekaligus gatal. Seperti ada bulu-bulu yang mengelitikinya.

Aku menggunakan tanganku untuk menggaruk hidungku saat tiba-tiba saja aku menatap tangan yang kugerakkan.

?!

Tanganku berbulu...?!

Aku merintih kecil saat merasakan tulang rusukku sedikit berdenyut. Anehnya, rintihanku terdengar seperti suara... rintihan hewan.

Lalu, kepalaku memutar kejadian bagaimana aku merasakan kesakitan di seluruh tubuhku saat dikelilingi oleh lima manusia serigala.

Seperti di tabrak oleh bis kuning besar, kesadaranku mulai menguat mengenai apa yang terjadi.

broken.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang