A

17.3K 1.2K 88
                                    

a/n: spesial pake telor buat kalian (karena aku ngga update sabtu kemaren, jadi sebagai gantinya aku kasih bonus ini hari ini. plus juga, today is my birthday, jadi ini sepesyals buat kalian~)

•••

Kenneth kecil menulikan telinga-nya melihat pertengkaran hebat kedua orang tuanya sore itu.

Ia menutup kedua telinganya dengan telapak tangan kecilnya, berharap ini mampu membantunya menangkis suara tangisan Ibu-nya dan suara amukan Ayah-nya.

Sudah dua hari berturut-turut orang tuanya bertengkar dengan hebat.

Entah apa yang menjadi alasan perdebatan mereka, Kenneth tidak mau tahu. Yang ia mau saat ini ialah pergi dari rumah yang membuatnya merasa tertekan itu.

•••

Merasa tak kuat lagi lantaran tangisan Ibu-nya semakin menjadi, Kenneth pun akhirnya memutuskan untuk pergi dari rumah.

Sebetulnya ia bingung harus kemana saat ini.

Ia ingin sekali pergi menemui Luis untuk bermain dan sekedar mengalihkan pikirannya.

Sayangnya, ia ingat bahwa hari ini, Luis dan keluarga-nya pergi berlibur ke luar kota.

Jadi, ia memutuskan bahwa ia akan pergi kesana. Ke satu tempat yang benar-benar mengusik pikirannya saat ini.

Ke taman Dandelion.

Taman itu memang indah sekali karena seluruh permukaannya di penuhi oleh bunga Dandelion.

Kenneth menemukan taman ini saat sedang bermain kejar-kejaran dengan Grace.

Letaknya tak jauh dari pekarangan rumah Grace, dan masih termasuk dalam daerah kawasan kawanan Blue Moon sehingga ia tidak khawatir akan menimbulkan masalah.

•••

Kenneth kecil merentangkan kedua tangannya begitu sampai di tengah-tengah taman.

Ia memejamkan matanya dan menghela nafasnya panjang.

Di dalam kepala kecilnya terbesit gambaran pertengkaran kedua orang tuanya hari ini.

Ia tidak mau memikirkan hal itu saat ini, namun entah kenapa hatinya resah dan pikirannya tetap menuju ke arah sana.

"Ken? Lagi apa?"

Kenneth yang merasa kaget pun terlonjak begitu ia mendengar suara halus itu.

Ketika hendak membalikan tubuhnya dengan cepat, Kenneth kecil kehilangan keseimbangannya dan akhirnya malah jatuh duduk.

"Kamu nih... Kayak dengar suara setan saja, sampai segitu kagetnya..." Suara yang lembut itu kembali terdengar.

Kenneth kecil cemberut seraya menatap sang empunya suara.

"Gimana enggak?! Kamu ngagetin aku tahu nggak," ujarnya.

Suara lembut itu kini tertawa, "Ya maaf, aku kan nggak tahu kalau kamu lagi bengong atau apa..."

Sembari berdiri, Kenneth menepuk-nepuk celananya, menghapus eksistensi debu-debu tak kasat mata.

"Kamu lagi ngapain di sini?"

broken.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang