5

9.5K 413 4
                                    

Nara Ability

Nara terbangun keesokan paginya dengan mata penuh lingkaran hitam. Nara sama sekali tidak bisa memejamkan matanya semenit pun. Insiden Raka menciumnya, membuat Nara shock berat untuk kedua kali dalam hidupnya.

Memang, itu bukan ciuman yang pertama buat Nara. Tapi tetap saja Nara tidak bisa menerimanya. Karena ciuman Raka adalah ciumannya yang kedua, dan dua-duanya direbut paksa. Yang pertama sewaktu SMP, ada seorang cowok yang merebut first kiss Nara di malam promnite senior kelas 3, waktu itu Nara kelas 2. Dan gara-gara itu, Nara setengah mati membenci cowok itu sampai meninggalkan sekolah umum dan memilih untuk home schooling. Dan sekarang ciuman keduanya juga dilakukan tanpa keinginannya oleh orang yang sifatnya mirip banget dengan cowok yang merebut ciuman pertama Nara. Tipe orang egois yang akanmelakukan segala cara, halal gak halal, supaya semua yang dia mau terlaksana. Nara mengutuk nasibnya kenapa harus selalu bertemu dengan orang seperti itu.

Nara masih sempat mengkompres kedua matanya sebelum keluar untuk sarapan, sehingga saat dia bertemu Raka di meja makan, lingkaran hitam dibawah matanya sudah menghilang. Tidak ada sedikitpun tampak tanda-tanda kalau Nara tidak tidur sama sekali. Sedangkan Raka sudah terlihat rapi dengan stelan kerjanya.

"Hari ini kamu ku antar. Jadi gak usah berangkat sama Diana."ujar Raka tenang seakan gak terjadi apa-apa diantara mereka tadi malam.

"Tapi aku udah janji untuk berangkat bareng Diana."ujar Nara sambil mengambil selembar roti lalu mengolesinya dengan selai strawbery.

"Kalau begitu, ajak saja Diana sekalian."ucap Raka mudah, semudah membeli kacang dipasar.

Nara menatap Raka dengan pandangan penuh kebencian,"Jangan egois lah! Aku udah janji duluan dengan Diana daripada tawaran kamu untuk mengantarku. Lagian Diana dijemput sama pacarnya, gak mungkin dia membatalkan janji kami begitu aja hanya karena kamu yang memintanya."tegur Nara sambil menahan dalam-dalam emosinya.

Tepat pada saat itu, bel rumah berbunyi. Nara berjalan ke pintu depan dan membukanya. Revan berdiri dengan senyumannya saat melihat Nara.

"Revan??"

"Hai... Mulai hari ini, gw yang antar jemput lo. Gak enak banget kalau kita bareng Diana sama Reno. Biarkan orang berdua itu punya dunia mereka sendiri."ujar Revan cepat.

"Mau sarapan dulu??"tawar Nara.

Revan menggeleng cepat,"Gw gak biasa sarapan... Lo udah siap??"tanya Revan.

"Udah."

"Kita berangkat sekarang??"

"Oke, aku ambil tas dulu yah?"ucap Nara lalu kembali ke ruang makan.

Dilihatnya Raka masih membaca koran, dengan enggan Nara pamit pada Raka,"Aku berangkat dulu."pamit Nara berusaha terdengar sopan.

Raka melipat koran yang tadi dibacanya,"Jadi itu alasan kamu yang sebenarnya kenapa gak mau aku antar?? Harus berapa kali kubilang kalau kamu itu pergi sekolah, bukan pacaran!"ucap Raka dingin.

"Aku bukan..."

"Sudahlah. Yang jelas, jangan sampai terlambat pulang. Jam dua guru privatmu sudah tiba."tegas Raka lalu masuk ke ruang kerjanya.

Hate point Raka bertambah dalam hidup Nara. Dengan perasaan penuh emosi, Nara berjalan keluar, menuju mobil Revan.

"Lo koq jadi kusut gitu sih?"tanya Revan saat mobilnya mulai melaju.

Nara mendengus kesal."Biasa, Raka... Dia cari gara-gara lagi sama aku."

"Kenapa lagi sih?"

"Udahlah, semakin aku ingat tentang dia, semakin eneg aku buat sekolah. Tolong jangan bahas tentang dia atau apapun yang ada kaitannya dengan dia."

Love and FamilyWhere stories live. Discover now