Cuplikan Masa Depan.

72.8K 2.9K 97
                                    

Beberapa tahun kemudian.
────────────────────

Aku baru pulang mengajak Namy dari Pet Shop. Biasa, cek bulanan. Namy itu anak dari Spinel. Spinel sendiri dibawa sama Airi.

Aku dan Sev masih tinggal di rumah yang sama. Bedanya hanya Bi Yura dan Airi sudah tidak tinggal disini lagi.

Mereka sudah pulang ke kampung halamannya, mengurus nenek Airi yang sudah di usia senja.

Jalanku terhenti ketika menemukan suatu keranjang berada di depan pagar rumahku.

Keranjang ini mencurigakan, pikirku.

Aku berjongkok, mengintip sesuatu di balik kain itu.

Mataku membulat besar ketika menyadari ada seorang bayi yang tertidur manis di dalam keranjang itu.

"Astaga. Siapa yang tega meletakkan bayi ini disini?"

Aku mengangkat bayi itu, dan selembar surat terjatuh.

"Saya tau ini lancang dan perbuatan yang sangat berdosa. Namun saya tidak bisa merawat bayi ini. Saya mohon, rawatlah bayi saya. Vania adalah bayi yang sehat. Dia baru lahir dua minggu yang lalu. Nama lengkapnya Aerilyn Bellvania Cintakirana."

Namanya sungguh cantik.

Aku gugup beberapa saat, menatap bayi bermata abu-abu itu.

Dia menatapku dan tertawa. Tangannya yang mungil menggenggam jemariku dengan erat.

Dia bayi yang sangat cantik.

Kenapa ibunya tega meninggalkan dia disini?

"Hai, Vanny. Mulai sekarang aku adalah ibumu." ujarku sambil memeluknya.

"Sayang, kamu gendong siapa?"

Perkataan Sev membuatku terlonjak kaget. Dia datang dengan putra pertama kami yang baru berumur satu tahun.

Aurellio Rafael Aditya.

"Ini…"

Aku memperlihatkan bayi cantik yang baru kutemukan.

Sev terlihat kaget dan matanya membesar. "Bayi siapa?"

Aku mengangkat bahu, dan Sev langsung mengambil alih menggendong Vanny karna Rafa sudah ribut kugendong.

"Sini sayang…" ujarku pada Rafa.

Rafa adalah anak pendiam. Dia lebih suka bertindak daripada berbicara.

Buktinya dia daritadi menarik ujung bajuku, minta untuk digendong.

Saat dia sudah kugendong, dia memajukan dirinya ke Vanny dan membelai pipinya.

"Alo. Naa amu capa?"
*Halo. Nama kamu siapa?*

Walaupun umur Rafa baru satu tahun, tapi bicaranya sudah lancar seperti itu.

Kutatap mata Rafa yang hitam bening. "Namanya Vanny sayang. Dia adik kamu ya sekarang."

Rafa mengangguk semangat dan mengambil tangan Vanny.

"Anny!" teriaknya sambil tertawa.

Dari dalam rumah, terdengar suara ribut. Aku menyerit bingung menatap Sev.

"Di dalem ada siapa?"

Dia mengedikkan bahunya. "Biasa, si kembar lagi berantem."

Anak kami? Bukan. Itu anak Bella dan Zico. Namanya Akiva dan Aviva.

Akiva itu cowok, Aviva cewek. Mereka seumuran sama Rafa.

Dengan kecepatan penuh aku dan Sev berjalan masuk ke dalam rumah.

Dan mendapati Aviva yang menangis, sedangkan Akiva berwajah cemberut sambil memeluk robot-robotannya.

Aku menurunkan Rafa, dan menggendong Aviva yang menangis.

Bella dan Zico? Mereka lagi honeymoon untuk kesekian kalinya. Beuh.

==========
Note: ini cuplikan cerita baru. mau bikin sekuel tapi kayanya gabisa deh ya. jadi gue mutusin buat bikin cerita baru, karakter baru. Sev, Ruby, Bella dan Zico bakal ditampilin jg, tp mungkin cm sedikit. msh rencana sih, haha. semoga aja cepet terwujud dan ceritanya jd beneran bagus Judulnya Sparkly Butterflies

[F1] Ruby's HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang