Bagian 7

198 7 0
                                    

Hari ini hari jumat, setelah kunjunganku minggu lalu. Ibu fino menyuruhku untuk datang kembali di hari sabtu. Aku jelas tak bisa menolak. Walaupun fino tidak dirumah, aku pun memberanikan diri untuk mendatangi rumahnya. Ya karena ajakan ibunya terlalu baik untuk aku tolak.

Malam harinya, entah mengapa aku mimpi bertemu ibu lagi. Dalam mimpi itu ibu hanya berkata bahwa aku tidak boleh gegabah, tak boleh mengikuti emosi sesaat. Dan satu lagi.
Aku akan bertemu ayah

Aku lupakan mimpi tadi malam tapi kata kata ibu terus terngiang. Bertemu ayah, apakah ayah? Ah sudahlah .
Aku benci memikirkannya.

Ketika aku sampai dirumah fino. Aku disambut oleh ibunya dengan ramah seperti biasa. Sungguh ibu idaman sekali.
Lalu ibu pamit sebentar untuk membeli bahan bahan membuat kue, karena rencananya ibu akan mengajakku membuat kue.

Saat aku sedang duduk di kursi tamu, seorang lelaki menghampiriku. Itu pasti ayah fino pikirku.
Dia menyapaku, dia berkata bahwa ibu sudah mengatakan pacar fino akaj kemari.
Dia mulai bertanya tentang hidupku.
"Via, kamu tinggal dimana. Aku rasa seperti wajahmu tidak asing, tapi aku lupa kamu mirip dengan siapa ya"
" saya tinggal di panti asuhan om, ibu saya sudah meninggal"
" Maaf untuk itu, nama panjangmu siapa via. Aku berusaha mengingat seseorang tapi aku benar benar lupa"
" Sivia putri cahyani om"
Lelaki itu menelan salivanya tertegun, ia tergagap akan berbicara lagi
"Ap..apakah kau anak rani cahyani"
"Iya om benar, kenapa om bisa tau" aku menebak nebak dalam batinku. Apakah, apakah ayah fino..
Mengapa ia bisa tau
Mengapa hatiku terasa panas
Aku kaget bukan main ketika ia berkata.
" Ak..akuu ayahmu via, aku Didi suwiryo" Lelaki in terisak. Seperti ada sebilah pisau yang menyayat hatinya.
" Apa!!! kau laki laki yang meninggalkan aku dan ibuku!!! Apa kau tau ibuku tersiksa setelah kau pergi dengan wanita jalangmu itu!!! Oh apakah ibu fino tau soal wanita itu. Apakah ibu fino wanita itu!!! Sungguh aku menyesal datang kemari. Aku benci bertemu denganmuu!!"
Aku melangkah mundur. Sungguh aku tak bisa menerima ini. Ayah fino. Ternyata ayahku.
Lelaki itu berusaha mendekatiku. Ingin memelukku namun jelas aku reflek menolak dan berjalan mundur.
" Dengarkan aku anakku. Aku akan menjelaskan semuanya. Tolong dengarkan aku" ia berusaha menggenggam tanganku. Jelas aku mengibaskan tangannya
" Ingat satu hal!!!! Aku bukan anakmu dan ayahku sudah matiii!!!!!" aku berteriak parau. Berlari meninggalkan rumah itu.

Tuhan, Siapa JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang