Bagian 10

211 6 0
                                    

Namaku via, umurku 23 tahun aku suka sekali bunga. Karena bunga mengajarkan bahwa yang indah tak selamanya indah, terkadang ada duri yang dapat melukai tanganmu sampai berdarah.
Setelah sekian lama aku menjauh dari kota ini. Akhirnya aku memberanikan diri untuk menginjakkan kakiku disini.
Tidak banyak yang berubah. Masih tetap sama seperti bertahun tahun yang lalu
Bunda menyambutku dengan penuh kasih sayang, karena memang kita sudah lama tidak bertemu. Bunda memujiku karena memang aku merubah penampilanku. Bunda bilang aku semakin cantik. Aku hanya tertawa ketika bunda sedang seperti itu

Disore itu. Aku pergi ke rumah meli. Dia menangis ketika aku datang kerumahnya. memaki ku karena tiba tiba aku menghilang. Menyumpah serapah berkata bahwa ia membenciku. Aku hanya tersenyum. Aku paham gelagatnya. Akhirnya kami berpelukan jatuh dalam tangisan dan angan masing masing.

Dia memberiku surat yang sangat tidak ingin aku buka. Namun ia hanya berkata, aku harus membacanya atau aku akan menyesal seumur hidup.

Dua hari aku baru membaca surat itu, benar benar membuatku merasa bersalah. Ternyata surat itu dari fino

Halo viaku sayang
Mungkin ketika kamu membaca surat ini aku sudah mati
Atau mungkin aku sedang koma
Kau tau kenapa begitu?
Karena aku begitu putus asa kehilanganmu.
Kau membawa setengah hati dan jiwaku.
Hatiku kosong, jiwaku rapuh setelah kepergianmu
Aku sudah beribu kali mencoba mengakhiri hidupku.
Namun tuhan masih menginginkanku menderita.
Jika kau sudah membaca surat ini, aku pastikan kau sudah kembali kau ke kota ini.
Sudikah kau untuk berkunjung kerumahku. Walau pada kenyataannya mungkin kau tak akan bertemu denganku mungkin aku sudah berada disisi tuhan. Namun kau harus mengetahui rahasia yang sesungguhnya..

Kekasihmu sampai saat ini

Fino

Perasaanku benar benar campur aduk setelah membaca surat itu, aku menangis sejadi jadinya.
Apakah aku sejahat itu. Apakah fino serapuh itu.
Ku kuatkan langkahku untuk datang kerumahnya. Sungguh perasaan ini masih sama seperti dulu. Batinku terus mengatakan aku benar benar mencintainya, oh tuhan semoga ia masih bertahan.

Sampai dirumahnya, tak kutemui seorangpun. Hanya ada pembantu yang mengatakan bahwa fino sudah lama koma, dan dirawat dirumah sakit. Perasaanku semakin berkecamuk. Rasa bersalah menghantuiku.

Aku berlarian saat sampai dirumah sakit, sesuai informasi yang pembantu fino berikan. Aku sudah berada didepan kamar yang sunyi. Lengang. Benar benar tak ada kehidupan didalamnya. Hanya ada suara mesin pendeteksi detak jantung yang terus berbunyi. Aku lihat seorang pasien yang benar benar kurus. Banyak selang yang menempel ditubuhnya. Aku tak bisa menahan tangis. Aku ingin berlari dari tempat itu. Namun tiba tiba ada yang menepuk bahuku.
Ternyata ibu fino. Ia terlihat semakin tua. Ibu fino memelukku. Berjanji akan menceritakan padaku asal aku tidak akan pergi lagi dari sisi fino
Akhirnya akupun berjanji.
Sambil terisak ibu fino pun menceritakan tentang ayah.

Dulu ayahmu dan aku itu bersahabat sejak kecil, dan orang tua ku meninggal saat aku berumur 7 tahun. Sejak saat itu, ayahmu berjanji akan terus menjagaku.
Kami berteman baik sampai aku mengenal ibumu, ibumu orang yang sangat baik . akhirnya aku bersahabat dengan ibumu. Dan mengenalkan ibumu dengan ayahmu.
Dari awal aku tahu, ayah dan ibumu memiliki rasa . namun masih malu malu.
Sampai akhirnya mereka menikah.
Aku kehilangan ? Sudah pasti. Tapi aku turut bahagia karena sahabatku bahagia.
Sampai akhirnya aku menikah dengan seseorang yang aku kira mencintaiku sepenuhnya. Ternyata tidak. Setelah aku hamil anaknya. Ternyata ia hanya ingin menguasai hartaku. Aku dibuang. Dia mengambil semuanya lalu menikah dengan perempuan lain via,
Pada saat itu ibumu tak kunjung hamil. Ia putus asa. Hingga menyuruh ayahmu untuk menikah lagi. Jelas ayahmu menolak.
Sampai suatu waktu kedua orang tuamu mengetahui kehidupan ku yang rusak.
Akhirnya ibumu menyuruh ayahmu untuk menikahiku. Awalnya aku menolak. Jelas aku takmau. Namun bayi yang aku kandung juga tak memiliki dosa apapun. Akhirnya aku menyetujuinya.
Awalnya ayahmu marah, namun ibumu terus membujuknya.
Sampai ia tau bahwa umurnya tak panjang lagi, dia menyuruh ayahmu untuk tak kembali lagi. Ia menjauh dan menghilang dari kami berdua. Kami pun putus asa mencari ibumu. Dan ternyata pada saat ibumu menghilang, ibumu mengandung dirimu. Namun ia merahasiakan semuanya. Dan ayahmu, meninggal satu tahun yang lalu karena sudah lama sakit sakitan

Sungguh cerita dari ibu menohok hatiku, anak macam apa aku ini. Sungguh aku tidak bisa menerima kenyataan ini. Aku menangis dalam pelukan ibunya fino. Aku berjanji dalam hati bahwa aku akan merawat fino hingga sembuh. Ia harus sembuh. Obatnya sudah datang.

Tuhan, Siapa JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang