chapter 3

2.4K 325 14
                                    


.
.
.
.
Deg... deg... deg...
.
.
.
.
Antara takut dan kecewa perasaan itu yang sedang di rasakan yuki .
Matanya masih sesekali terpejam, keringat dingin mulai membasahai keningnya.. jemarinya saling bertautan.
Tak ada niatan baginya melirik sosok di sebelahnya.

Al pun masih diam setelah tadi membelah jalan dengan kecepatan di atas rata-rata.
Dan posisi mereka sekarang berada di depan sebuah rumah besar berpagarkan besi yang menjulang tinggi menutupi setengah dari rumah besar itu.

Al melirik yuki yang sedang ketakutan..
Ada perasaan bersalah melihatnya seperti itu,

"Belum merasa baik nona?"

Yuki mendengar kalimat yang di lontarkan al padanya, hanya saja ia belum cukup punya keberanian menatap lawan bicaranya.

" apa yang kau lakukan tadi?" Pertanyaan itu yang sedari tadi yuki tahan.

Al membuang nafasnya sedikit kasar.

" ...kau pikir apa nona?"

Mendengar jawaban al, yuki menoleh.

".. kau.. kau membunuhnya? "

Sungguh, al ingin tertawa mendengar kata-kata yang di rangkai wanita ini..

" dia tidak mati, aku hanya membuatnya tidur"

Ada perasaan lega setelah al mengucapkan itu..
Barulah yuki mulai merenggangkan otot punggungnya yang tegang akibat insiden tadi.

" sudah lebih baik?" Al bertanya.

" ibuku pasti menungguku,aku ingin pulang.. antarkan aku ke tempat kau menemukanku tadi." Jawab yuki.

"Apa kau berpikir aku ini sopir taxi?"

" baiklah, aku akan pulang sendiri."

Saat akan membuka pintu mobil, yuki tak bisa membukanya tentu saja..
Pintunya di kunci.

" apa yang kau pikirkan nona? Disini (al menunjuk dirinya ) ada seorang mavia, yang baru saja menghilangkan nyawa seseorang, dan kau baru saja melihat semuanya menggunakan kedua matamu, dan dengan lancangnya kau ingin kabur setelah menjadi saksinya.."

Demi apapun yuki shock,
Jantungnya berpacu berpuluh-puluh kali lipat dari tadi, pikirannya berat dan bercabang..
Darahnya memanas hingga ke ubun-ubun..
Dan tiba-tiba semuanya gelap.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
>>>>>

Drrrttt... drrrtt...

Drrtt.. drrrtt.

Ting.

Ting.

Handphone milik yuki kini terus berdering dan ada beberapa pesan yang masuk..
Sedang sang empunya masih belum sadarkan diri.
Melihat handphone milik yuki terus berbunyi, al mengambil handphone itu lalu membuka semua notif..
Ada 7 misscall.
3 message.
Dan notif lainnya.
Al tak berniat membuka yang lain kecuali 7misscall "ibu" begitu yang tertera di layar datar itu.
Al mengetik sesuatu disana, lalu mematikan handphone milik yuki lalu menaruhnya kembali ke nakas.

Al memperhatikan yuki yang masih setia dengan ketidak sadarannya.
Perlahan al menarik kedua ujung bibirnya membentuk sebuah senyum.

Yuki mulai sadar..
Matanya berkedip berkali-kali..
Tangannya terangkat menyentuh keningnya.. hanya sekedar ingin merasakan suhu tubuhnya.
Mencoba mendudukkan dirinya dan melihat keadaan sekeliling.

Catching FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang