chapter 6

2.4K 281 44
                                    

.
.
.
.
.
Al baru saja menjatuhkan tubuhnya di atas sofa besar berwarna hitam pekat
Milik ayah angkatnya 'sarga'.
Sang pemilik sofa sekaligus pernak-pernik lainnya didalam rumah nan megah ini sedang berbicara dengan seseorang di seberang sana menggunakan handphonenya.

"Lakukan saja seperti rencana awal, jika mereka mengulur waktu lebih lama sapu bersih semuanya.." begitu yang terdengar di pendengaran al dan sang pengarang cerita ini.

Bip__
Suara handphone yang terputus dari pihak sini seperti mewakili perasaannya yang terlihat emosi.

"Kapan kau datang? " sarga tak kaget melihat keberadaan al yang sudah duduk santai di sofa hitam itu, ia hanya menutupi perasaannya yang terbawa emosi.

"Mmm.. Lumayan, kalimat terakhir yang ayah lontarkan di telfon tadi aku mendengarnya.. 'Sapu bersih semuanya'. " al mengulang kalimat yang di keluarkan sarga saat di telfon tadi.

" jangan membahas itu, ayah memanggilmu karna ada sesuatu yang harus ayah sampaikan"

Al menaikkan alisnya.

Sarga menuangkan wine yang tersedia di atas meja ke gelas kecil miliknya.
Lalu meneguknya dengan sekali teguk.

"Ayah sedang ada masalah? " tanya sang anak angkat.

" besok ayah akan ke jerman, ada masalah disana dengan bisnis kita dan ayah harus turun tangan langsung untuk mengatasinya"

Al mengangguk tanda mengerti.

" ayah minta kau gantikan dulu posisi ayah, sebisa mungkin kau atur semua pekerja kita agar tetap menjalankan pekerjaannya walaupun tidak di pantau ayah secara langsung. "

"Baiklah ayah, itu bukan masalah besar "

"Dan satu hal lagi, ku dengar kemarin kau membawa seorang wanita kerumahmu"

Al tercekat mendengar pertanyaan ayahnya..
Al tidak menduga kalau secepat ini yukinya tercium oleh ayahnya.

"Ayolah ayah aku ini lelaki normal, wanita.. Bukankah itu hal yang wajar" al menutupi.

" aku tau itu, tapi sepertinya wanita itu bukan wanita sembarangan"

Al membuang nafasnya kasar.

" tidak ada yang seperti itu ayah, tenang saja"

.
.
.
.
.
.
20:15 wib.
Kediaman yuki.

Yuki terus memegangi handphonenya yang bergetar.

085****** calling.

Tak ada niatan untuk membalas panggilan dari nomor tak di kenal itu.

One message
From 085*****
Angkat telfonnya.

Yuki hanya membaca pesan singkat dari nomor yang sama , juga tak membalas isi pesan itu.
.
.
.
.
.
30 minutes.

Ctak.
Yuki yang Baru saja selesai mengganti spray tempat tidurnya terlonjak kaget mendengar asal suara yang berasal dari jendela kamarnya.
Dengan langkah pelan yuki mendekati jendela, betapa kagetnya yuki setelah tau siapa orang di balik jendela.

"Aall.."

Di seberang sana al memberi kode agar yuki membuka pintu jendelanya, karna mengeluarkan suara rasanya percuma karna jendela kaca itu tak mengizinkan yuki mendengar perkataan al.

Catching FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang