Part 16

2.8K 137 18
                                    

"Nih minum. Lo kenapa?" Tuturnya membuat pipi gue semerah darah.

Oh tuhan kenapa dia tambah cakep? Ini mimpi bukan? Jangan bangun kan sekarang!! Batin gue yang masih tercengang dan berusaha mengatur detak jantung yang berdetak 2x lebih cepat.

Gue berusaha nelan ludah,"M..makasih," sahut gue yang nerima minuman dari dia dan mulai membuka tutup minuman. Iya dia DEVIAN!! Potongan rambut barunya buat dia tambah ganteng coy. Eh! Gue tarik omongan gue.

Susah amat sih bukanya! Batin gue berusaha membuka tutup minuman.

Devian mendekatkan wajahnya,sampai gue bisa mencium aroma pasta giginya,"Kamu pernah buka tutup botol nggak sih kei?" Devian langsung merebut minuman dari tangan gue,"Ini di putar searah jarum jam bukan berlawanan jarum jam".

Pantas susah banget dibuka,ternyata gue yang salah. Devian kembali menyodorkan minuman dari tangannya dan gue langsung meneguknya pelan.

2 minuman gratis dalam 1 hari. Girang gue dalam hati.

"Kei kamu tau nggak kalau..," Devian sengaja memotong pembicaraannya sedangkan gue masih meneguk minuman dengan tenang "..gue suka lo," lanjutnya.

Bruakhokk

Minuman yang belum sampai di kerongkongan seketika tersembur keluar bagai air mancur yang keluar dari patung singa di singapur.
Mata gue serasa melompat dari tempatnya,"A-apa lo bilang?!"

Devian membungkam mulutnya dengan tangannya dan suara kekehan kecil mulai terdengar darinya,"Haha gue bercanda kei. Serius banget sih nanggapinnya," katanya kali ini dengan disertai tawa yang keras.

Andai disini ada parang udah gue tikam ini orang. Batin gue.

Gue cuma merhatiin Devian dengan tatapan membunuh dan sesekali melirik tempat tidur yang kotor karena tersembur minuman dari mulut gue tadi.

"Bersihin Kei," ujar Devian yang mulai menakut-nakuti.

"Sialan lo! Ini nggak bakal terjadi kalau bukan gara-gara lo." Devian hanya tertawa melihat gue yang mulai panik.

"Udah biarin aja,mending kabur ke kantin. Let's Go!" ajak Devian sambil mengulurkan tangannya ke gue.

"Idih najis," geram gue.

Suara langkah kaki terdengar mendekat ke arah ruang UKS. Gue mulai panik sedangkan Devian masih setia ngulurin tangannya ke gue. "Noh ada guru datang,cepat berdiri!" Devian segera narik tangan gue dan segera keluar dari ruang UKS.

Baru beberapa langkah gue sama Devian keluar dari ruang UKS,seorang guru perempuan yang biasa menjaga UKS melangkahkan kakinya masuk ke dalam.

"Kenapa kasur ini kotor?!!" terdengar suara melengking dari dalam UKS. Gue mulai ketawa diikuti ejekan dari Devian,"Murid nakal lo kei".

***

"Nih makan," perintah Devian yang duduk dihadapan Keiko.

"Yah sebenernya gue nggak suka makanan ini," Keiko hanya menatap makanan itu dengan mengerutkan alisnya "tapi tenang aja Dev. Ini makanan bakalan masuk perut gue kok. Karena jarang-jarang gue dapat makanan gratis kayak gini," lanjutnya sambil mengacungkan jempol dan membuat Devian menggeleng-gelengkan kepala.

"Enak nggak?" Tanya Devian yang masih terus merhatiin Keiko.

"Enak. Tunggu," Keiko menghentikan ucapannya seraya menatap Devian dengan alis terangkat "..ini makanan nggak lo campurin apa-apa kan?!" Pertanyaan dari Devian malah membuat Keiko berfikir macam-macam.

"Gue udah berbaik hati traktir lo makanan,tapi lo malah nuduh gue yang aneh-aneh. Sakit tau nggak," jelas Devian sambil memukul-mukulkan tangan ke dada,yang seakan-akan terasa sakit.

What Do You Want? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang