"Ouw gw tau pasti lo kaya gini gara - gara robby ya"
"Huh hampir saja gw ketawan kalau sedang memperhatikan cowok tengik itu" aku berkata dalam hati.
"DOOR"
"9×8÷4+500%=108" suatu suara yang membuatku kaget dan membuat mulutku replek mengatakan rumus matematika.
"Masyallah anak satu ini kaget aja yang diucapnya rumus mtk, bener - bener lo ya"
"Sapa suruh ngagetin gw" aku berjalan ke arah kasur dan merubuhi bandanku di kasur yang empuk ini.
"Lo kesini sebenarnya ngapain lah nggi" aku bertanya kepadanya dan duduk disebelahnya.
"Oiya gw baru inget, gw kesini ingin ngasih ini" anggi mengeluarkan kotak kecil yang dibungkus sangat rapih dari dalam tasnya.
"Apa ini" tanpa berlama - lama aku merebut kotak itu dari anggi.
"Buka saja" anggi bersenyum sambil melihatkan giginya yang rapih di hadapaku.
"Aduh ngapa lo senyum - senyum begitu takut ni gw" aku pun membuka kotak itu.
"BUNGA MAWAR, ANGGI APA PAAN INI LO KOK JAHAT NGGI" aku berteriak membuat anggi bingung.
Gw adalah wanita yang fobia dengan mawar entah kenapa mungkin gara - gara durinya ya.
"Sabar nggi, sapa yang ngasih ini" aku bertannya dan melihat anggi tajam karna aku sangat fobia.
"Eh geer emang ada yang mau sama situ, Gw tadi yang beli bunga itu di samping jalan dan gw lupa lo fobia sama mawar, masalahnya mawarnya indah banget sih"
"Elo gak boong kan, elo lupa gw fobia" anggi pun mengakat tangan kanannya dan membentuk jarinya menjadi huruf V.
"Maaf lan gw gak bisa ngomong ke elo sapa yang ngasih ini karna gw udah janji sama dia" anggi pun berkata dalam hati merasa bersalah merahasiakannya.
"Maaf ya lan, Lan gw balik ya" anggi keluar dari kamar aku dan melambaikan tangan padaku dan aku balas lambaiannya.
Anggi adalah sahabat kecil gw yang sedikit ya atau dibilang setengah ya pe'ak, dia jadi tau kalau hobi gw apa fobia gw apa dan masalah gw apa, dia selalu nemenin gw susah dan senang dan kenapa dengan dia sampe lupa dengan fobia gw mungkin dia lelah, namun satu yang dia gak tau laki - laki tengik itu sapa.Disuatu sisi anggi pergi ketempat seseorang yang memberikan mawar tersebut.
"Kok di balikin nggi"
"Kok lo gak bilang kalau ingin ngasih dia mawar, Lo tau gak sih sahabat gw itu gak suka mawar, dia FOBIA"
"Knp lo gak bilang, gimana kondisinya, baik - baik aja kan, lo gak bilang kalau gw yang ngasih kan"
"Hm gimana ya"
"Gak usah main - main sama gw, kalo gak lo gak aman"
Anggi pun berjalan menuju mobil yang terpakir di depan mereka berbincang dan menghiraukan omongan lelaki itu.
***
"Mam, aku pergi sekolah" aku mengambil sepotong roti lapis di atas meja makan dan berpamita pergi dengan mamah."Bulan kamu kenapa gak sama bintang" bunda pun memberhentikanku dengan omongannya.
"Nggak, mungkin dia sibuk aku pergi ya" aku mencium pipi mamah dan segera pergi.
"Mamah mamah, bintang sekarang punya dunia dia sendiri bintang gak seperti dulu" kataku dalam hati.
Sampai disekolah aku setengah berlari ke arah sekolah karna aku memarkir mobil di luar dan "Yah mampus gw gw telat hari ini" aku pun memukul dahiku karna gerbang sekolahku telah tertutup rapih dan rapat.
"Biasanya juga sering bolos" suara seseorang dari sebelah kananku yang membuat jantung ini ingin lepas dari sangkarnya.
"Hah tau aj-"
____________________________________250616
Dari pada gk ada kerjaan lebih baik update aja ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Dan Bintang
JugendliteraturBULAN wanita yang suka dengan rumus, Fobia dengan mawar, benci dengan warna oren (katanya sih oren itu buat dia mual, karna warna itu biasanya untuk obat), dan wanita yang lelah untuk melupakan masa lalunya. BINTANG laki - laki yang pintar, disiplin...