Gio memasuki kamar tamu yang berada di samping kamar Alvi. Kamar tersebut bernuansa pink-putih.
Manis.
Satu kata yang terlintas di pikiran Gio saat memasuki kamar tersebut. Tapi Gio juga bergidik ngeri,
Bagaimana mungkin dirinya akan tinggal di kamar yang berwarna seperti ini?
"Tapi yaudah, deh. Kata Mama, jadi orang itu harus bersyukur."
Gio merapikan barang-barangnya. Ia mulai mengeluarkan baju-baju yang ada di kopernya dan diletakkan di lemari 4 pintu berwarna putih.
Gio berdecak kagum dengan semua perabotan di kamar itu. Walaupun ada satu lemari yang ia rasa mengherankan.
Gio berjalan kearah lemari tersebut, dan terdapat notes disana.
Anaga.
"Anaga?" Beo Gio lalu memutar badannya kearah kasur.
"Bodo amat lah, ya. Mending tidur." Ucapnya lalu memejamkan matanya.
🍃🍃🍃
Tepat pukul 5:15, Alvi mengetuk pintu kamar yang ada di sebelah kamarnya. Alvi masih memakai baju piyama tidurnya dengan rambut yang masih berantakan.
Selang beberapa menit, pintu tak kunjung terbuka, Alvi berdecak kesal.
"Yo, gue masuk, ya!" Teriaknya dari luar. Alvi memutar knop pintu bercat putih itu lalu mendorong pelan pintu tersebut. Pintu terbuka lalu Alvi masuk.
Alvi berjalan ke arah Gio, ingin ia membangunkan Gio tapi tak tega dengan wajah lelah Gio.
Alvi berjalan kearah koper Gio dan membukanya.
Baaaaa!
"Kok gak ada isinya?" Batin Alvi lalu kemudian ia berdecak.
Alvi berjalan kearah kemari 4 pintu tersebut lalu membukanya. Ia pelan-pelan menarik gantungan baju Gio yang ternyata baju seragam sekolah Gio.
Alvi menutup kembali lemari tersebut lalu berjalan pelan kearah pintu.
Setelah menutup pintu dengan pelan, Alvi memasuki kamar disebelah, kamarnya.
Kamar Alvi sama dengan yang disebelah, hanya saja lebih luas dari kamar tadi.
Kamar yang bernuansa pink-putih, yang dindingnya terpampang beberapa frame foto keluarga kecil Alvi dan beberapa foto-foto yang terjepit di tali lampu tumblr di dinding kamar tersebut.
Alvi meletakkan baju Gio diatas meja setrika dan beralih meraih frame foto yang ada diatas nakas.
"Morning, Aga. Miss you." Lirih Alvi lalu memeluk frame tersebut.
Satu cairan bening lolos membasahi pipi chubby milik Alvi. Alvi buru-buru mengusapnya.
Alvi mencolok-kan colokan setrika di stop-kontak. Alvi mulai mengatur panasnya, lalu memulai menyetrika baju seragam sekolahnya dan juga seragam Gio.
Kalau bukan karena Mamanya yang menyuruhnya, ia juga sebenarnya tidak mau. Tapi dia ikhlas kok ngerjain nya.
Selesai menyetrika, Alvi mencabut colokan setrika lalu menggantung kembali baju Gio di hangernya. Alvi menggantung bajunya sendiri di gantungan baju yang menempel di belakang pintu.
Lalu ia berjalan keluar dan masuk ke kamar sebelah. Alvi menggantung baju Gio juga di tempat gantungan baju. Bedanya, gantungan itu letaknya di dekat meja belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Girl And Cool Boy(Versi REVISI)
Fiksi RemajaWARNING! CHAPTER GENAP DI PRIVATE! FOLLOW DULU UNTUK BACA! Nama gue Alviana Tahir. Gue anak perempuan pertama di keluarga Gue. Gue cewek yang dingin dan dijuluki Ice Girl. Tapi semenjak dia hadir ke kehidupan gue, entah mengapa gue berubah sangat...