Aku mengamati tanaman-tanaman kubisku. Uh, kok lama sekali sih bisa dipanen? Mana udah kubeli mahal-mahal dengan Won! Ini memang normal atau kelainan, sih? Ah, terpaksa harus pergi ke perpustakaan untuk mencari tahu.
Huft, akhirnya sampai juga. Aku pun segera membuka pintu itu. Ketika aku masuk, aku melihat Mary sedang memeriksa buku-buku di rak seperti biasa. Tapi, kali ini sepertinya tidak tepat memakai kata 'memeriksa' tapi 'mencari'. Mary nampak kebingungan. Dia meneliti satu persatu punggung buku-buku itu. Ah, aku dapat ide jahil! Kejutin dia ah...
Aku pun mengendap-endap ke arahnya. Ketika sudah dekat, aku menepuk kedua bahunya dan berteriak dengan keras:
"Mornin'!"
"Kyaaa!" teriak Mary.
Dia menoleh kepadaku. Aku pun memasang senyum manis, berharap agar dia tak memarahiku. Aku kan cowok manis, siapa sih gadis yang nggak mau maafin aku kalau udah pasang tampang kayak gini? (pede tingkat 20 - . -, oh iya, manis atau rempong sih, Jack?)
"Oh, kamu Jack"
"Hehehe"
"Kamu mau baca buku apa?"
"Ehm... Tapi sebelum itu, aku mau tanya kau sedang cari apa,sih?"
"Oh, aku sedang cari sebuah buku"
"Apa judulnya? Biar aku bisa bantu cariin"
"Gak usah repot-repot"
"Nggak apa-apa! Apa sih yang nggak buat teman"
"Terima kasih, Jack! Buku yang kucari adalah buku dongeng berjudul 'The Carpenters of The Moon Mountain'"
"Alright! Aku akan mulai mencari!"
Aku pun memeriksa rak buku bagian belakang sementara itu Mary memeriksa rak buku bagian depan. Setelah 15 menit mencari, aku menemukannya. Hore! Akhirnya ketemu juga!
"Mary! Ini bukunya!" teriakku senang.
Mary segera berlari menghampiriku. Dia pun mengambil buku yang tadinya kupegang itu.
"Sekali lagi terima kasih, Jack!" sahutnya dengan senyum manis.
"Ah, bukan masalah" jawabku dengan senyum cool.
"Oh iya, kamu mau baca buku apa, Jack?" (Jiah... Mary nanya itu mulu"
"Ehm... Tentang tanaman-tanaman musim semi"
"Oh, buku itu ada di lantai atas. Sebentar ya aku cari"
Sebelum aku bisa mengatakan 'Jangan repot-repot', Mary sudah pergi duluan. Tak lama berselang, dia kembali dengan membawa sebuah buku.
"Ini, Jack. Selamat membaca" katanya lembut.
"Thanks, Mary" ucapku dengan seulas senyum cool lagi.
Aku pun segera menuju sebuah kursi dan duduk disana. Segera aku mencari di daftar isi kata 'kubis'. Ah, akhirnya ketemu. Halaman 59. Segera aku membuka halaman itu.
What!? Ternyata kubis butuh waktu 2 minggu untuk bisa dipanen. Aku menanamnya minggu lalu. Berarti baru minggu depan bisa dipanen. Uh, pantes.
Ketika aku menoleh ke arah Mary, aku melihat dia sedang membaca novel yang tadi. Matanya memerah. Ada apa dengannya?
"Mary, ada apa? Kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja, kok" jawabnya sambil berusaha tersenyum.
Mary melanjutkan membaca novelnya. Aku terus menatapnya. 5 menit kemudian, beberapa butiran air mata mengalir membasahi pipinya. Kenapa dia menangis? Aku pun mendekatinya dan memegang pundaknya. (Jack, kok kamu hobi amat megang pundak Mary?)
KAMU SEDANG MEMBACA
Harvest Moon : Story Of Season
Romance[Tamat] Jack pemuda yang diberi warisan kebun dan peternakan oleh kakeknya. Dan ia mencari cinta pertamanya yang bertemu di bukit Mother Hill, saat ia pertama kali mengunjungi kebun kakeknya dulu di Mineral town.