Aku akan menjaganya...

2.3K 22 0
                                    

Zai Pov

Gue benar-benar bingung dengan sikap Danu " Turunkan Gue Danu!!! " teriak gue. Sudah hampir lima menit sejak kejadian aneh yang di buat oleh si Iblis Danu.

Gue terus berteriak meminta mobil ini berhenti dan penjelasan darinya tapi hasilnya nihil. Dia hanya diam seperti patung es dan mengunci pintu mobil yang menjadi satu-satunya jalan keluar.

Tapi ada satu hal yang lebih gue khawatirkan dari semua kejadian ini yaitu Tommy. Gue harap dia baik-baik saja, kalau mengingat kelakuan aneh Danu ingin rasanya gue menggantungnya hidup-hidup.

Setibanya di sekolah, Di dalam mobil Danu memberi perintah kepada supirnya untuk membuka pintu mobil. Pak supir pun turun dan membukakan pintu mobil karena gue sudah terlalu kesal.

Saat pintu mobil sedikit terbuka, gue langsung mendorong pintu itu dengan sangat keras.

Pintu yang gue dorong memang sangat keras buktinya saja supir yang tidak bersalah ikut menjadi korban, supir itu tersungkur dan dia sedikit meringis. Tapi gue tidak peduli tanpa fikir panjang gue berlari keluar dari parkiran sekolah menuju gerbang sekolah berharap gue bisa bertemu dengannya.

Bel masuk sudah berbunyi dari 3 menit yang lalu tapi gue belum melihat batang hidungnya. Tuhan gue harap di baik-baik saja. ' lebih baik gue menyusulnya ' gumam ku.

Gue siap melangkah menyusulnya, menunggu seperti ini, membuat gue semakin tidak tenang. Tapi langkah gue terhenti saat melihatnya dari jarak yang tidak begitu jauh dari gerbang sekolah.

Dia berjalan dengan tangan memegang bibir yang berdarah dan tangan kiri memegang kaca matanya yang pecah, dan seperti biasa dengan kepala yang menghadap ke bawah.

Seuntai senyum terukir di bibir gue, tidak pernah rasanya gue sebahagia ini melihatnya. Gue langsung berlari menyusulnya dan langsung memeluknya. Dia sepertinya kaget dengan sikap gue yang tiba-tiba memeluknya.

Air mata gue tiba-tiba saja jatuh " Hei Zai... Sejak kapan kau menjadi manja seperti ini " ucapnya sembari membalas pelukan gue dan mengelus rambut gue.

" Ehm maaf mengganggu, sekolah sudah masuk dari 6 menit yang lalu, apa kalian masih berniat untuk masuk?!" ucap pak satpam yang menyadarkan kami dari kelakuan mesra yang terjadi diantara kami. Dan tidak perlu di tanya lagi pipi gue langsung memerah dan langsung melepaskan pelukan gue.

Tapi Tommy menarik gue dalam pelukannya lagi. Dan gue langsung mengernyitkan dahi dan dia hanya membalas dengan senyuman manis penuh artinya.

" kami masuk pak tapi... Tapi saya mau memeluknya dulu, sebentar saja " perkataannya sukses membuat pipi gue bersemu merah tapi jujur gue senang.

Sedangkan pak satpam hanya tersenyum dan geleng-geleng melihat kelakuan kami. " Dasar pengantin baru " celetuk pak satpam.

" Auwww " rintihnya, sekarang gue berada di UKS untuk mengobati luka Tommy. " Auwww Zai cobalah untuk pelan " gerutunya. Tapi gue hanya tersenyum melihatnya, kapan lagi gue bisa iseng padanya.

" Zai sepertinya kau senang melihat aku menderita " ucapnya.

" Rumayan, sedikit menghibur " kata gue usil. Tommy hanya tersenyum tipis dengan ke usilan gue.

@@@@@@@@@@@@@@@@

Pov Tommy

" Nach sudah selesai... Ayo kembali ke kelas " ucapnya sembari menarik ku dari UKS. Karena kelas kami berlawanan arah jadi kami berpisah dulu.

" Zai... " panggil ku mebuatnya berbalik dan menghentikan langkahnya. "Apa?!" tanyanya, ku langkahkan kaki ku mendekatinya dan ku sedikit berbisik " terima kasih " dan ku cium pipinya.

Lalu ku langkahkan kaki ku dan pergi meninggalkannya yang mematung dengan pipi merahnya. " tidak pernah berubah " gumam ku dan gue sedikit tertawa melihatnya.

" selamat pagi " kata ku memecah ke heningan di kelas.

" Tommy kenapa telat..." ucap lembut bu Ria guru Matematika ku.

" maaf bu, tadi sedikit terjadi kecelakaan " ucap ku sambil menunjuk luka di bibir ku. Sepertinya bu Ria mengerti dan dia hanya tetsenyum dan mempersilahkan aku masuk. " makasih bu " balas ku.

Huh... aku sedikit menghela nafas lega karena bu Ria mau mengerti. Ku lanjutkan langkah ku menuju ke bangku ku. Tapi amarah ku sedikit tersulut melihatnya. Tapi aku harus bisa menahan amarah yang membara karena sepupu ku ini.

Jam demi jam ku lewati dengan terus menahan amarah. Saat bel istirahat berbunyi aku bergegas melangkah pergi agar aku tidak semakin kesal karenanya.

" Tom gue mau bicara empat mata dengan loe " ucapnya membuat langkah ku terhenti. Aku lihat kelas kami sudah kosong jadi mungkin aku dengarkan sedikit ucapannya.

" Apa yang mau kau katakan " ucap ku ketus.

" Bercerailah dengannya " ucapnya santai. Mendengar ucapannya membuat mata ku membulat sempurna. " Apa?! Kau bercanda " ucap ku memastikan.

" apa aku terlihat bercanda " jawabnya.

" Maaf aku tidak bisa... " ucap ku ketus.

" Gue yang membuat kalian bisa menikah dan gue pasti bisa membuat kalian berpisah " ancamnya.

" Terima kasih sebelumnya berkat taruhan mu aku bisa menikah dengannya, tapi sepertinya kau telat jika ingin memisahkan kami, karena kami sudah saling mencintai jadi jangan pernah kau mengganggu kami..!!! " ucap ku tak mau kalah dan ku langkahkan kaki untuk pergi darinya.

Sekarang aku tahu kenapa sikapnya seperti itu. Dugaan ku benar dia mulai mencintai Zai. Tapi aku pasti tetap akan menjaga Zai karena aku yakin kami memang di takdirkan untuk bersama.

@@@@@@@@@@@@@@

Author pov

" Achhhhhh.... " teriakannya berhasil menghancurkan ketenangan taman yang sunyi dan nyaman.

Cairan merah itu berhasil mengalir di jari-jari tangannya. Entah sudah berapa lama tangan itu memukul pohon besar di taman belakang sekolahnnya.

Dia tidak habis pikir seorang Danu bisa hancur gara-gara seorang gadis. Dan yang membuatnya lebih miris gadis itu adalah musuhnya. Bukan hanya itu saja bagaimana mungkin rencana isengnya malah menjadi bumerang baginya.

Niat awalnya dia taruhan dengan Zai hanya untuk bersenang-senang saja. Saat dia menang dan entah dari mana Danu memiliki ide untuk menikahkan Zai dengan Tommy.

Saat itu tujuannya hanya satu yaitu membuat hidup Zai menderita. Tapi entah kenapa saat matanya beradu dengan Zai dia merasakan getaran yang sangat kuat. Tapi perasaan itu dia tepis dan dia buang jauh-jauh.

Tapi perasaan itu semakin tumbuh tak terkendali melihat Zai tersenyum dengan laki-laki lain membuatnya sangat marah.

Dan saat ini Danu sadar rasa bencinya terhadap Zai membuatnya memperhatikan gadis itu, dan rasa cinta itu tumbuh begitu saja disela-sela kebenciannya.

Tapi semuanya sudah terlambat, Zai sudah mencintai sepupunya sendiri. Dan secara tidak langsung dialah yang membuat mereka jatuh cinta. Miris memang tapi inilah kenyataannya.

@@@@@@@@@@@@@@@@

makasih sudah tetap mau membaca my story... :) please vote and coment

Karena Taruhan >.<?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang