4

58 8 7
                                    

Kau bukan hanya sekedar indah, kau tak akan terganti-
tak akan terganti, Marcel.


Author's Pov


Hari minggu.
Hari yang begitu menyebalkan bagi vania. Karena dia harus ada di rumah, tanpa kegiatan dan harus bersabar menghadapi sejuta keusilan adiknya, Aldo.

Sialnya lagi, Kak gilang, salah satu orang rumah yang dia percaya sebagai tempat curhat malah tak ada di hari minggu, karena dia pasti pergi bersama pacarnya.

Tapi, untung saja sekarang dia ada jadwal kerja kelompok di rumah Diandra. Setelah bangun tidur, vania langsung bergegas mandi. Dia telat bangun, dia baru bangun jam 8 pagi. Ini pasti efek terlalu banyak menangis tadi malam

Setelah mandi dan berpakaian, dia menyisir rambut dan melihat bayangan dirinya di cermin. "Astaga, pasti bakal keliatan abis nangis "gumam vania. Dia memperhatikan matanya yang sembab.

Tak mau ambil pusing, vania langsung turun dan sarapan bersama keluarganya.

" Pagi ma " vania menyapa Mamanya yang sedang menghidangkan sarapan.

" Pagi sayang," kata Mama vania sambil mengelus kepala anak perempuannya itu.

" Pa, vania jadi kerja kelompok di rumahnya Diandra sekarang. Papa yang anterin atau vania jalan sendiri?" Tanya vania di sela - sela acara sarapan mereka.

" Papa aja yang anter. Inget ya vania, sampai jam 11 aja"

Vania hanya menghela nafas dalam dan mengangguk kecil.

***
Sekarang vania sudah ada di dalam mobil. Mungkin beberapa menit perjalanan, dan dia akan sampai di rumah diandra.

" Kamu abis nangis tadi malam?" Tanya Papa vania tanpa menoleh dan tetap fokus ke arah jalanan

Tidak aja jawaban. Malas, tak ada gunanya berbohong. Papanya pasti sudah tau jawabannya. Dia yakin itu hanyalah basa - basi sebelum dimulainya ceramah panjang.

" Papa tau, kamu kesel sama semua aturan papa, tapi itu semua demi kebaikan kamu vania. Kamu nggak liat berita terbaru di tv? kejahatan itu semakin merajalela"

Vania hanya menghela nafas. Semua yang dikatakan Papa nya memang benar. Tapi ayolah, dia juga ingin bisa bebas seperti teman - teman nya yang lain.

" Kamu ngerti kan vania?" Tanya Papanya lagi.

Vania hanya mengangguk. sekali lagi, malas berargumen. Dia tak mau memperkeruh keadaan.

Akhirnya vania sudah sampai di depan rumah diandra. Dia melambaikan tangannya.

"Hati - hati Pa " kata vania lalu beranjak masuk ke rumah diandra.

Vania disambut oleh Mama Diandra, ternyata diandra belum bangun. Mama Diandra, Tante Farah pun mempersilahkan vania masuk dan pergi ke kamar anaknya.

Saat menaiki tangga untuk sampai di kamar Diandra, Vania berpapasan dengan Rizki, adik pertama Diandra. Diandra memiliki 2 adik laki - laki , Rizki dan Angga.

" Hai kak vania, nyari kak diandra ya?" Rizki tersenyum ramah.

" Iya, mau kerja kelompok. Tapi masih belum bangun ya?" Tanya Vania sambil tersenyum.

I'm Great In WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang