I still drown in your love
ever enough, a rocket to the moonVania's Pov
14 Juli 2016
Hari apa sekarang?
Kamis? Bukan, ini tepat 17 tahun umurku.
tak ada yang spesial, meski aku telah berdoa kemarin. Ah, ralat sebenarnya spesial karena Keluargaku memberi surprise kecil - kecilan tadi pagi, tapi itu memang sudah seperti tradisi.
Semua ulang tahun keluargaku juga dirayakan pagi - pagi buta.
Kenapa aku jadi labil begini?
Aku sekarang sedang bermalas - malasan di kamarku. Sambil sesekali melirik laptop yang menampilkan wajah - wajah ganteng personil Exo di MV terbaru mereka
Sedangkan telingaku ku sumpal dengan headset dengan lagu Zara Larsson, Never forget you.
Hahahahaha, aku mulai gila.
Vania dan Gista sedang asik di puncak, mereka mungkin saja pulang malam ini. Dan jika mereka kelelahan, mereka akan bolos besok.
Menyebalkan. Padahal mereka bilang rencananya akan sekolah besok. Ck, memang menyebalkan
" Vania, ada kiriman !" Suara kak Gilang menggelegar dari lantai bawah
Aku tidak menjawab, malas berteriak - teriak. Aku hanya bergegas menuruni tangga.
Aku melihat kak Gilang tersenyum penuh arti padaku. Dia berdiri di samping Bapak pengirim barang itu.
" Jangan lupa sedia stok tisu ya " kata Kak gilang sambil berlalu
Aku hanya menatapnya bingung, lalu beralih ke Bapak tersebut.
Dia hanya tersenyum dan memberiku sebuah kotak yang sepertinya sebuah kado dan sebuah boneka panda dengan ukuran sedang.
" Apa kabar non vania?" Sapa bapak itu.
Setelah kuteliti wajahnya, aku merasa pernah melihatnya. Aneh.
" Baik, kok bapak bisa tau nama saya?" Tanyaku terus terang.
Ada satu lagi yang aneh, bapak itu tidak memakai pakaian seorang tukang pos atau pengirim barang, pakaian nya lebih ke seorang supir pribadi.
Aku terus mengingat - ngingat.
" Masa non vania lupa sama saya? Saya Pak Tejo non. " kata bapak itu sambil tersenyum ramah.
Aku terus mengingat - ngingat, Oh iya! beliau adalah supir pribadi keluarga vigo.
Waktu itu vigo sering diantar jemput oleh Bapak itu. Astaga, aku jadi tidak enak.
" Maaf ya, Pak Tejo. Saya beneran lupa pak. Bapak kan dulu rada kurusan pak " kataku sambil nyengir
Benar, Pak Tejo yang dulu kurus dan nyaris kerempeng itu kini bertubuh agak gemuk dan berkumis.
makanya aku sedikit lupa dengan Pak tejo. " Nggak apa -apa non. Ini Bapak bawa pesenan nya den Vigo" kata Pak Tejo sambil melirik kedua benda yang kini berada di pelukanku ini
" Beneran dari vigo pak? " kataku antusias
" Iya non, selamat ulang tahun ya!" Seru pak Tejo tak kalah antusias.
" Makasi ya Pak!" kataku sambil menjabat tangan pak Tejo.
Beliau tersenyum kembali dan pamit pulang.
Aku menutup pintu dan meloncat - loncat sambil berusaha tetap memeluk erat kedua hadiah itu.
Rasanya seperti ada letupan - letupan kebahagiaan di hati ku saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Great In Waiting
TienerfictieJika untuk seseorang yang lebih dari sekedar berarti, menunggu bukanlah hal yang harus kutakuti Cerita ini tentang seorang gadis yang tetap setia menunggu seseorang yang menjanjikannya harapan di masa lalu.