bagian 3

10 1 0
                                    

Aku baru saja memasuki markas ketika melihat semua anggota scorpion sedang terkapar diruang tengah."Ada apa dengan kalian?" Tanyaku mulai khawatir,"kami baru saja menyelamatkan seorang anak yang terperangkap di reruntuhan gua pantai California Karen" jawab Paige yang segera bangun dan mengemas barangnya, "aku harus segera pulang, Ralph pasti sudah menungguku" ucapnya sambil mencium keningku dan segera pergi " night Karen" ucapnya yang kemudian hilang dibalik pintu. Tampaknya semua sudah lelah hingga kuputuskan untuk segera naik keatas menuju kamarku, dan bergegas tidur.

Pagi ini aku bangun lebih awal dan sudah bersiap untuk sekolah, kulihat Sylvester sedang menata dan membersihkan mainan super fun guy yang baru dibelinya kurang lebih seminggu yang lalu. "morning Sylvester" sapaku dan segera mendekatinya, "oh hi Karen, bukankah mainan ini hebat sekali?dan hari ini komik terbaru SFG akan keluar, oh aku sungguh tidak sabar menantinya" ucapnya sambil menunjukkan mainan yang sudah dibeesihkannya kepadaku. "Uhmm.. aku1 cuma ingin bertanya kalau kau duduk di di kelas dalam posisi 40° dalam kelas, apa kau pikir1 akan ada orang yang mau duduk disampingmu?" Tanyaku, "jika kau memintaku menjelaskannya dalam matematika tentu tidak mungkin, karena semua orang pasti ingin penglihatan yang jelas ke arah gurunya, tapi kau berhadapan dengan manusia Karen, yang sifatnya saja teekadang lebih sulit dimengerti daripada rumus reaksi kimia" jawabnya panjang lebar, aku hanya mampu mengangguk meskipun tidak puas dengan jawabannya, "aku lupa! Kami berencana untuk membeli sebuah meja pinballs.." Sylvester melanjutkan, "apakah kalian akan membelinya dari tukang rongsokan lagi?"tanyaku, karena hampir tidak pernah ada barang yang baru di markas kami, semua mainan elektrikku waktu kecil Happy yang membuatkannya, tak ada boneka apalagi istana kecil."biarkan aku yang memodifikasinya" usulku, "benarkah?" Tanya Sylvester, aku mengangguk."Baiklah mari kita kerjakan... uhmm.. sore ini??" Usulnya, "okay, make sure ur here bro!" Ucapku sambil mencium pipinya dan beranjak pergi ke sekolah, "have a nice day Karen" sahutnya dari belakang.

Aku sudah berada didepan lokerku, entah kemana perginya Hailey, aku segera merapihkan beberapa buku pelajaranku dan bergegas menuju kelas pertamaku, matematika. Seperti biasa, aku duduk di tempat yang sama. Meskipun aku cukup penasaran kenapa ada orang yang mau sebangku denganku, aku cukup loyal (untuk masalah tempat duduk). Aku menyiapkan buku pelajaran kemudian mengeluarkan buku nota harianku. Aku memutuskan untuk membuat design untuk meja pinballs yang akan kami miliki di markas kami. Markas kami memang banyak permainan electronic yang sengaja dibeli untuk mengalihkan kepenatan para 'kakak-kakakku', disamping Sylvester, aku, dan juga Toby adalah gamers sejati. Ideku tiba-tiba menumpul ketika kulihat orang yang sama dengan yang kulihat di daycare kemarin duduk di sampingku, dan ketika kuperhatikan sedikit ternyata dia juga yang duduk denganku jumat kemarin. Segera kututup buku rancanganku dan mulai membuka buku matematika ketika seseorang duduk disampingku, kuperhatikan sekilas seperti wajah orang orang yang kulihat di daycare kemarin, lalu akupun terperanjat ketika menyadari bahwa dia orang yang juga duduk dibangkuku jumat kemarin. "Apa yang dikatakan si kecil kepadamu?" Tanyanya entah pada siapa, aku tak ingin ikut campur. "Hey!" Serunya lagi, suaranya agak besar sehingga membuatku penasaran dengan orang yang dipanggilnya, aku melihat ke kiri dan belakang tidak ada yang menghadap kearahnya, ketika aku melihatnya "ya, kamu" jawabnya seolah-olah mengetahui pertanyaan di pikiranku, "uhm.. maksud kau Felix?" Tanyaku, "Aku tak memiliki adik lain selain dia" jawabnya namun dengan nada rendah di akhir kata. Toby pernah mengatakan bahwa keraguan pada seseorang bisa ditunjukkan dengan nada ketika dia sedang berucap, kesimpulan kecilku, dia berbohong. "Dia pelanggan yang baik, dan kami hanya berbincang tentang games terbaru ataupun sebatas pelajaran, tentang keluarga kami tak pernah membahasnya" jawabku dan gurupun segera masuk, aku segera kembali ke pelajaranku.
Pelajaran berlangsung dengan cepat sehingga tak terasa bel tanda pelajaran telah berakhir. "Kudengar kau murid termuda di kelas ini?" Tanya murid laki-laki itu lagi, "ya aku memutuskan untuk mengambil akselerasi" jawabku sambil merapihkan bukuku. "Nikolai, namaku" ucapnya lagi sambil mengulurkan tangannya, "Denmark?"aku terbiasa dengan sikap Toby yang suka menebak orang dari berbagai sisi, "apa?" Tanyanya, "kamu bukan orang amerika" jawabku lagi melanjutkan analisa ku, namun dia segera menutup mulutku dengan tangannya, dia memberiku isyarat untuk diam aku bingung namun menurut saja. Dia segera melepas tangannya, "well, aku Karen" ucapku lagi dan kamipun berjabat tangan. Aku segera meninggalkan kelas dalam keadaan bingung dan menuju kelas kimiaku. Ruangan kimia hanya berjarak 3 blok dari ruangan matematika, bukan jarak yang jauh, kulihat Hailey sudah berada ditempatnya, dan akupun menuju kesana."Hari yang indah Karen" ucapnya, "dan membingungkan" sambungku, Hailey kebingungan namun aku tidak menggubrisnya. "Jadi.. apakah ada yang duduk disampingmu lagi kali ini?" Tanyanya lagi. "Nikolai, namanya.." jawabku singkat, "kudengar dia yang terbaik, di angkatan kita" ucap Hailey, dan kamipun segera fokus pada pelajaran.

Walter sedang melihat data-data yang muncul di layar komputernya, "aku tidak menemukan tanda-tanda adanya kelahiran dan kehilangan sekaligus pada seluruh rumah sakit dan data kepolisian pada tahun 2000" ucapnya Frustasi. "Mungkin Karen memang anak terlantar Walter, sama sepertiku" ucap Happy. "Dia diculik itu sudah pasti, dan kita tidak tahu siapa penculiknya dan kenapa dia bisa ada di depan gudang ini 16 tahun yang lalu. Dan Happy, kau tidak terlantar, kau sendiri yang memutuskan untuk pergi dari rumahmu" ucap Toby dari balik mejanya. "Mungkin saja dia berasal dari eropa" Sylvester angkat bicara, tiba-tiba saja Paige masuk bersama dengan agent cabe."baiklah teman, sekarang waktunya untuk bekerja" ucapnya sambil memasukkan usb dan menyalakan layar di tv, "Mrs.Sharon?" Tanya Happy, agent cabe sedikit ragu sebelum akhirnya mengangguk, tak ada untungnya berbohong, Toby akan segera mengetahuinya. "Kita sudah bersepakat untuk tidak bekerjasama lagi dengannya Cabe, kemarin Sylvester sudah hampir meninggal di dalam kamar mayat narapidana" Terang Walter, "tapi kali ini menyangkut tugas negara" ucapnya lagi, dan layar Tv menyala. "Apapun tugasnya, kumpulkan saja semua agensi pemerintah, FBI,CIA,kepolisian amerika, kita negara besar bung!" Ucap Toby lagi. Wajah Mrs.Sharon muncul di layar tv, "not a good day" ucap Happy. "Kudengar kalian sedang mencari informasi tentang anak perempuan yang kalian asuh, aku bisa membantu kalian untuk menemukannya asalkan kalian mau membantuku dalam masalah ini, bahkan US Navy pun sudah menyerah" ucapnya di layar, "sial.. dia menggunakan Karen kali ini" komentar Toby. "Mereka menerima asalkan kalian mau menjamin keselamatan mereka" ucap Paige, semua mengalihkan pandangan ke Paige. "Paige, kau yang harus bertanggung jawab atas semua ini" komentar Walter dan akhirnya merekapun mulai bekerja.

Senja di langit California begitu indah, aku segera kembali masuk kedalam daycare dan mulai melihat komputer utama, tampak semua riwayat pencarian dari komputer user, namun aku tertarik dengan riwayat pencarian dari komputer nomor 25. Mengunjungi website pemerintahan bukanlah hal yang terlarang, tetapi hal yang ganjil dilakukan oleh anak-anak.Akupun melihat website tersebut, ternyata website itu membutuhkan password untuk memasukinya. Aku jadi penasaran, tidak ada tanda-tanda peretasan pada web tersebut dari riwayat pencariannya. Segera aku melihat siapa yang menempati komputer 25, ternyata Felix."Felix, apa yang sedang kau kerjakan??" Tanyaku tenang, "nothing,, aku hanya betul-betul bosan" jawabnya. "Kau tertarik untuk belajar programming?" Aku menawarkannya, "entahlah, tak ada salahnya mencoba"jawabnya,aku mengangguk dan segera membukakan python untuknya memulai belajar, setelah itu aku kembali ke tempatku. Kebanyakan anak-anak membuka website pelajaran, games edukatif, ataupun social media. Waktu sepertinya berlalu begitu cepat, dan tiba-tiba pintu terbuka, dan masuklah seseorang, yup Nikolai. "Hi Karen" ucapnya, "Hi" jawabku mencoba tersenyum. Felix segera menghampiri kakaknya, "Karen, kalau kau tidak sibuk kau bisa main kerumahku besok" ucap Felix, aku baru sadar kalau besok adalah hari sabtu dan libur. Tapi tentu saja bukan libur untukku, pekerjaan selalu menungguku di markas. "Terimakasih atas ajakannya Felix, tapi banyak yang harus ku kerjakan di markas" jawabku, "kau bekerja untuk mafia?" Tanya Felix bingung, Nikolai juga menatapku dengan pandangan penasaran mata hijau gelapnya. "Kenapa kau berfikir begitu?" Aku memilih balij bertanya daripada langsung menjawab pertanyaannya. " kau selalu meyebutkan kata 'markas' dibandingkan kata 'rumah', kau juga bekerja dengan sangat keras" jawabnya, "Aku bersekolah Felix" jawabku tersenyum dan dia mengerti jawabanku. "Mungkin lain waktu Felix" ucap Nikolai dan segera menggandeng tangan Felix kemudian bergegas keluar.

"Hari ini melelahkan" Toby menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, "kemana Karen? Bukankah jam segini harusnya dia telah berada di rumah" ucap Sylvester yang juga ikut merebahkan diri. "Kalian banyak berubah semenjak Karen semakin dewasa" Happy segera menimpali. "Yea,, entahlah aku senang punya adik perempuan" jawab Sylvester, "karena dia selalu kalian jadikan bahan percobaan bukan?" agent cabe memotong, "oh Cabe, dia bayi mungil dan cantik, terlalu cantik untuk dijadikan bahan percobaan sains. Tetapi dia tumbuh dengan baik dan menjadi anak yang pintar, terimakasih kepada Paige yang telah merawatnya selama 16 tahun ini. "Okay,, jadi direktur Homeland baru saja memberikanku ini, untuk bayaran pekerjaan kalian hari ini. Jangan khawatir, cek telah dikirimkan ke rekening kalian masing-masing" lanjut Agent Cabe. Walter segera mengambilnya dan mulai memasukkanya kedalam tv, kemudian menyalakannya. "Oh no.." ucapnya kaget hingga tak bisa meneruskan kata-katanya

Fantastic SixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang