bagian 6

11 1 0
                                    

Mereka mendudukkanku di sebuah kursi bersebelahan dengan tiang, mereka mengikatkan tanganku ke tiang tersebut. "Karen?? What the hell are you doing here?!?!" Teriak seseorang dengan suara yang kukenal, bukan hanya aku yang penasaran dengan asal suara itu, tetapi dua orang yang menyekapku juga. Aku melihat ke sekeliling dan menemukan seorang laki-laki dengan gaya rambut unik yang kukenal yang keadaannya tak berbeda denganku, terikat pada tiang disisi lain ruangan ini, Nikolai. "Kalian berdua saling mengenal? Ouh jangan-jangan kalian adalah pasangan?!?!benar-benar takdir yang aneh" ucap si kulit pucat.

Semua anggota scorpion hanya bisa memandang lelaki kecil asing yang baru saja dipersilahkan masuk kedalam markas mereka dengan malu-malu, "hi" sapa lelaki kecil, matanya yang khawatir terpancar dari bola mata kehijauannya yang tampak sayu. Cabe tiba-tiba memasuki markas dengan tergesa-gesa, "hi! and... who are you?" Tanya Cabe memotong pembicaraannya sendiri. "Well apakah Karen ada disini?" Tanyanya dengan suara agak bingung, dari pakaiannya yang lusuh dan nafasnya yang kurang teratur, menandakan bahwa dia baru saja berlari cepat, wajahnya juga menampakkan rona khawatir. "Dia hilang, seseorang menculiknya" jawab Toby masih melihat walter yang mencari informasi di layar komputer. "Kalau kami boleh tau, siapa kamu?" Tanya Cabe mengulang kembali pertanyaannya. "Kalian harus menyelamatkannya! Kalian harus!! Nyawa mereka semua dalam bahaya!" Teriak anak tersebut seperti terguncang dan mengalirkan air matanya. Semua orang bingung, Paige yang paling waras diantara mereka segera menghampiri anak tersebut dan memberikannya pelukan hangat."Tidak apa-apa sayang, mereka akan aman, kau tidak perlu khawatir" ucap Paige sambil mengelus bahunya, segera dibawa anak itu ke sofa dan anggota lain mulai mengintrogasinya, "dengar, kita tidak punya waktu lama dan kau harus memberitahu kami tentang apa yang kau tahu tentang semua ini" ucap Sylvester, "tunggu, kau bilang mereka? Berarti ada orang lain yang diculik?" Tanya Toby. Anak itu mengangguk, Paige menawarkan air dan dia meminumnya sebelum menarik napas panjang dan memulai kata-katanya, "kakakku" jawabnya. "Siapa namamu?" Tanya Cabe lagi, sepertinya dia masih kukuh dengan pertanyaannya. "Felix Hendrik ... aku lupa, aku juga baru tahu nama asliku beberapa bulan ini" sambungnya, "Valdemar, itu nama belakangmu." Potong Walter. "Iya, itu dia. Aku dan kakakku adalah anak dari Prince Joachim dari Denmark,  dari istri sebelumnya Alexandra. Kita diculik ketika kecil, kemudian salahsatu dari komplotan itu, membebaskan kami, setidaknya itulah yang diketahui oleh orangtua angkat kami, mereka mengatakan bahwa bukan hanya kami, tapi ada wanita kecil lain yang diculik. Ketika kami mengetahuinya, kami mencari tahu siapa wanita itu, Nikolai berada satu sekolah dengan Karen, dia sudah menaruh curiga dengannya semenjak bersekolah disana, komplotan itu menculik kakakku, dan dia menyuruhku untuk melindungi Karen, tetapi sepertinya semua sia-sia. Semua ini salahku, kalau saja aku tak mencoba-coba untuk menghubungi kedutaan Denmark, pasti kita semua masih bisa hidup tenang" Felix mengakhiri kata-katanya. "Okay, ini bukan kesalahanmu, dan juga kesalahan siapa-siapa, semua sudah terjadi dan yang kamu perlukan adalah tetap tenang sementara kami mengatasinya" ucap Paige menenangkan. "Aku akan menghubungi agen lain, dan kepolisian setempat" ujar cabe dan segera mengangkat telfonnya, namun tiba-tiba Happy mencegahnya, "No deputy of Homeland campur tangan" ucapnya, Cabe mengangguk dan mulai menelfon semua. "Okay aku sudah mulai bisa melacak arah mobil itu , di daerah Northlake, letaknya dekat barrington Forest, mungkin mereka masuk hutan" jawab Sylvester seketika. "We're going" ucap Cabe dan yang lain segera berlari menuju mobil untuk segera berangkat

Aku hanya diam saja setelah perbincangan pertama kami, Tiba-tiba terdengar langkah kaki masuk, seorang laki-laki dengan janggutnya yang baru dicukur, memakai stelan resmi dengan jas hitam yang membalut kemeja putih dan dasi turqoise, celana yang hitam licin dan sepatu yang mengkilat. Jujur, aku mengagumi kelicinan celananya, dan berfikir bahwa pembantunya pastilah orang yang sangat teliti, well mengingat aku tidak pernah benar dalam menyetrika pakaianku sendiri. Tarikan yang menarik rambutku, membawaku kembali kepada kenyataan. Aku meringis pelan kesakitan ketika menyadari rambutku ditarik olehnya, "bagaimana rasanya terancam? Bukankah menegangkan sensasi ketakutan itu?" Ucapnya lembut di samping telingaku, dari logatnya bisa kutebak dia berasal dari wilayah amerika selatan. "Excuse me sir, bisa menjauh dari temanku, kau menakutinya" ucap Nikolai dengan nada lembut, "Oo.. kalian adalah sahabat dekat? Atau mungkin pasangan?aku tidak menyangka takdir terlalu mendahului kalian sehingga kalian bisa berkumpul untuk berkencan disini" ucapnya, "Shit!" Aku mengutuknya pelan, tetapi tetap saja aku tidak menyangka dia mendengarnya. "Beraninya kau!" Plak!!... dia menamparku, aku hanya diam. "Well, biar kuperkenalkan kepada kalian semua siapa diriku, supaya tidak terjadi kesalahfahaman diantara kita ok! Mereka memanggilku Mr.S, maksudku mengambil kalian semua adalah disebabkan karena ulah-ulah orangtua kalian sendiri yang menghalangiku memasuki pasaran ganja di eropah" dia berhenti sejenak untuk menenggak anggur disisinya, " benda tersebut memang dilarang" jawabku santai, kali ini dia menyemburkan air dimulutnya ke mukaku, yak! menjijikkan. " Don't push my limit dear" ucapnya, aku terdiam.

Sementara itu walter dan agent lain..

"Dimana lokasinya tepatnya?" Tanya cabe, "dalam 10 menit kita akan sampai" jawab Sylvester, "okay, sesampainya disana,apa yang akan kita lakukan?" Tanya Toby dengan muka bingung, "look, jika kita bisa sampai dengan selamat tanpa disadari oleh mereka, itu adalah keberuntungan," jawab walter, "dan kalau mereka mengetahui keberadaan kita, berarti diantara dua hal, mereka akan disiksa dan kita akan mempercepat langkah sebelum semua yang kita lakukan sia-sia" Happy menyelesaikan. "Well ada yang punya idea untuk melindungi mobil ini dari diketahui?" Tanya cabe lagi, "satelit hanya akan mengirimkan sinaran gamma untuk mengetahui benda dibawahnya, dan sinar gamma hanya boleh ditahan oleh lapisan plumbum setebal 25 cm, ada dua pilihan, memegang plumbum atau meretas satelit yang mereka gunakan"terang Walter, "Baiklah aku akan mengambil plumbum kesayanganku dan pergi keatas untuk menaruhnya, sementara Toby akan mencoba meretas satelit" jawab Happy dan mereka segera bergerak. "Ouh, angin disini cukup kencang" komentar Happy dari atas mobil. " bertahanlah, aku sudah hampir selesai young lady" ucap Toby dari dalam mobil, "o.o.. not good guys" Happy melihat ada ranting yang akan menabraknya bila dia tidak segera masuk, dia pun memutuskan untuk melompat masuk kembali ke mobil, "aw!""berhasil!" Ucap Sylvester dan Toby bersamaan, Happy hanya duduk bersandar, masih shock. "Kita sampai, guys" ucap walter, "kita tidak melihat apapun" jawab Cabe, "Itulah pusingnya membawa orangtua ke daerah seperti ini" jawab Happy, dan semua tertawa sambil menuruni mobil, "Guys, siapkan peralatan kalian, karena malam ini akan menjadi malam yang panjang" jawab Cabe dengan membetulkan jasnya. Kami mulai memasuki wilayah tersebut dengan berhati-hati melihat banyaknya penjaga sekeliling. Cabe memimpin di depan, hingga kami sampai disalahsatu sisi bangunan utama.

" Kalian tidak perlu khawatir karena aku telah menghubungi keluarga kalian, tetapi siapa yang mengira bahwa keluarga kalian telah mulai melupakan kalian" Ucap Mr. S sambil menyalakan sebuah layar, tertulis nama Haakon, entah siapa..
"Hello"
"Haakon,,, sudah lama kita tidak berghubungan bukan?" Ucap Mr.S
"Shallow itu kah kau?"
"Tentu, aku disini dengan permata kecilmu" jawabnya santai
"Dengar kalau sampai kalian menyakitinya, aku akan memastikan kepalamu ada dihadapanku malam ini"
"Oo.. sepertinya pembicaraan ini semakin meruncing" ucap Mr.S lagi dan kali ini dia membawa hpnya pergi bersamaan dengan layar yg mati.

"Nona,, aku tidak yakin kalau kau merasa nyaman dengan situasi ini, tetapi kupikir lebih baik kita merencanakan bagaimana caranya lolos dari sini sebelum Mr.Shitty itu datang" kali ini Nikolai bersuara, "Kau ada ide?" Tanyaku, "entahlah diikat ditiang besar ini menyulitkanku untuk bergerak" jawabnya. Aku melihat kesekeliling dan menyadari ada orang yang sedang berusaha mengintip dari salahsatu jendela dengan menggunakan senternya, aku tersenyum ketika menyadari bahwa mereka adalah anggota scorpion, yup siapa lagi kalau bukan Happy yang sedang berusaha menaiki dinding bangunan ini. "Kau ada cermin??" Tanyaku, "uh?? Bukankah perempuan yang selalu membawa cermin kemanapun mereka pergi?" Jawabnya, aku mendengus kesal, "apa kau punya cermin?" Tanyaku lagi tidak ingin banyak bicara, dia berusaha merogoh kantung jeansnya dan mengeluarkan cermin berukuran 3x3 kemudian melemparnya dengan hati-hati kearahku, aku berusaha untuk mengarahkannya kearah sinar senter Happy dengan kakiku, "great" ucapku saat sudah berhasil memantulkan cahaya. Namun tiba-tiba datang beberapa orang menghampiri kami, dan suasana semakin riuh, "beraninya kalian memberi tahu orang lain diluarsana" teriak si A ke arah kami. "Kita hampir terkepung, cepat pindahkan dua bocah ini ketempat lain" ujar Mr.S dan merekapun melepaskan ikatan kami dari tiang. Kesempatan itu tidak kami sia-siakan, kugunakan segenap jurus beladiri yang kupelajari untuk melepaskan diri, setelah berhasil melontarkan beberapa serangan, akhirnya aku berhasil melepaskan diri, dan sekarang aku membantu Nikolai, aku mendapat beberapa hantaman, namun akhirnya berhasil melepaskannya. Alhasil, sekarang kami berdua dikepung oleh lingkaran para gangster. "Remaja.. memang kalian selalu senang memperpanjang masalah" ucap Mr.S "apakah kalian tahu? Gedung ini sudah direka untuk dihancurkan, jadi kalau aku tidak bisa mendapatkan uangku, berarti kalian juga tidak bisa bertemu dengan keluarga kalian" sambungnya lagi. "Tidak selagi kami berusaha" jawabku pelan sambil mencoba lari dari lingkaran itu, kami berhasil melewati lingkaran dan sekarang saatnya mencari jalan keluar, gangster2 itu masih mengejar kami dibelakang, kami berlari tanpa arah sehingga akhirnya..
Jalan buntu.

Fantastic SixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang