ㄴ <e>

189 41 25
                                    

[Revisi : 24.05.19]

---

Menyebalkan.

Seharusnya gue pulang dengan tas enteng hari ini. Tapi ulangan biologi besok menolak gue pulang enteng. Gue harus membawa 2 buku paket yang tebelnya astagfirullah. Belum buku catatan dan lainnya.

Seperti biasa, gue harus kembali ke loker untuk mengambil semua buku gue. Dan seperti biasa, ada post-it dengan ukuran yang lebih besar tertempel di pintu loker gue.



'Susun makanan yang pernah gue kasih ke lo. Mungkin lo akan dapat pencerahan?'



Hah? Disusun begimane?

Gue langsung memfoto dan auto-send post it itu ke ara.

Gue langsung memfoto dan auto-send post it itu ke ara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Send a photo
Read, 16.59
Gimana lur?
Read, 16.59

Yaudah disusun aje
17.00

Ah elah makanan kan udah habis gimana dong?
Read, 17.00

Ya gatau
17.00
Maksudnya disusun namanya kali?
17.00

Fiks malem ini nginep rumah lo
Read, 17.01

Sok atuh
17.01

Gue segera meninggalkan locker room setelah mengambil buku gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue segera meninggalkan locker room setelah mengambil buku gue. Keadaan sekolah yang sepi dan hampir petang membuat bulu kuduk gue merinding. Jantung gue berdegup kencang tanpa sebab.

Ternyata sekolah gue seseram ini.

Saat gue melangkahkan kaki menjauhi locker room, tiba-tiba muncul suara langkah kaki.

"Paling pak bon atau pak satpam," kata gue bermonolog sambil menggelengkan kepala berusaha menghilangkan pikiran negatif.

Gue melangkahkan kaki lebih cepat dan suaranya malah makin cepat. Kepepet. Pikiran gue ga bisa positif lagi ini mah.

Jarak antara locker room sama lobi depan lumayan jauh karena pojok ke pojok. Tapi malah makin jauh disituasi kaya gini.

Sembari gue setengah berlari, punggung gue kaya ada yang colek. Siapa ini yeorobun?

Gue berhenti dan suaranya juga berhenti. Tapi colekannya ga berhenti. Sambil menutup mata, gue membalikkan badan dan...

"Ngapain tutup mata sih?"

Gue membuka mata dan itu Jimin. Bukan yang ada didalam pikiran gue.

"Eh, kenapa?" Tanya gue gugup.

"Ini kuncinya," kata Jimin memberikan kunci loker gue yang lagi-lagi ketinggalan.

"Lo tinggal lagi ya?" Katanya

Gue tersenyum simpul dan langsung mengambil kunci itu. Gue lanjut jalan dan Jimin sejajar mengikuti gue sampai ke halte depan sekolah.

Canggung. Karena gue ga terlalu kenal dengan Jimin. Gue tau itupun karena dia satu ekskul hehe.

"Duluan ya," kata gue meninggalkan Jimin dan buru-buru naik trans yang kata kondekturnya trans terakhir.

Gue melihat sekilas, Jimin melambaikan tangannya dan senyum ke arah gue.

Nih bocah kenapa sih?

---

Tampilan chat line baru, huhu aku malas mengganti

Sticky-note | +BTS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang