Sudah jam 15.27, kenapa dia belum datang?
***
BAB 2 - RAHASIA TERBONGKARNadien berkali-kali melihat ke arah jam tangan Hello Kitty yang bertengger manis di pergelangan tangan kirinya. Jam itu merupakan jam tangan hadiah dari ayahnya saat dia berulang tahun ke 17 tahun. Saat itu, masih sangat ramai, tidak seperti sekarang.
Sebuah mobil BMW datang dan berhenti di depan Nadien. Gadis itu tersentak dan hampir saja meninggal karena terkejut. Sebelum gadis itu menyemburkan amarahnya, seorang wanita keluar dari dalam mobil itu dan menatap Nadien dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Siapa ...?" tanya wanita itu. Pandangannya naik dan turun seakan-akan menilai penampilan Nadien saat ini. Tentu ditatap seperti itu membuat Nadien gugup dan kikuk. "Orang tua murid? Kau tahu kan kalau sekolah ini diliburkan akibat kejadian pembunuhan?" Wanita itu kembali berbicara.
"Sialan. Dia pikir aku sudah mempunyai anak?!" Nadien menggeram kesal dalam hatinya.
"Maaf. Aku hanya disuruh kemari untuk menyelidiki kasus tersebut," Nadien mendehem sebentar. Wanita itu hanya menatapnya datar dan menganggukkan kepalanya sebentar, lalu masuk ke dalam sekolah tanpa menoleh pada Nadien.
"Dasar wanita aneh. Awas jika aku bertemu denganmu lagi!" Nadien menggumam.
"Hei! Sedang apa kau disini?!" Nadien menoleh ke arah sumber suara. Itu dia, orang yang ditunggunya, Maudy.
"Aku sudah menunggu lama sekali, Maudy, dan kau baru datang?!" tanya Nadien setengah kesal. Maudy hanya nyengir, memperlihatkan gigi putih berkawatnya.
"Kenapa kau tak masuk terlebih dahulu?" tanya Maudy.
"Aku malas bertemu dengan wanita itu," jawab Nadien. Dahi Maudy mengernyit, wanita mana maksudnya?
"Tunggu. Wanita yang mana maksudmu?" tanya Maudy.
Wajah Nadien setengah kebingungan saat menerima pertanyaan Maudy. "Entah. Kutaksir dia berumur 30-40 tahun, seumuran dengan Anwar. Dia tidak bilang apa-apa lagi dan langsung masuk ke dalam sekolah." Jawab Nadien. Dia sendiri tidak yakin apa yang telah dikatakannya.
"Naik mobil BMW ini?" Maudy menunjuk ke arah mobil yang berada di depan Nadien. Gadis itu menganggukkan kepalanya. "Mungkin dia salah satu guru di sini, dan kembali untuk mengambil barangnya yang tertinggal," terka Maudy.
"Ayo masuk. Aku sudah jamuran menunggumu disini," ajak Nadien ketus. Maudy hanya tertawa renyah ketika mendengar kata-kata Nadien.
***
Di sebuah ruangan gelap tanpa pencahayaan dan sinar matahari, seorang laki-laki sedang menonton sebuah berita di TV. Berita itu sedang melaporkan tentang Nadien dan Maudy yang diutus untuk menyelidiki kasus SMAN 16. Matanya tetap datar, tetapi bibirnya tersenyum sinis, sangat menyeramkan.
Laki-laki itu memandang seseorang perempuan yang berada didapur, dan berteriak kepadanya, "Keyna. Kurasa mantan suamimu ingin bermain-main denganku."
Wanita bernama Keyna itu menoleh sekilas. "Kau dan Zain silakan urus kedua wanita sok kecantikan itu. Sedangkan dia ..., serahkan kepadaku," kata wanita yang dipanggil Keyna itu.
Laki-laki itu tertawa keras seperti penyihir yang tertawa didalam rumahnya yang aman. "Kau licik sekali, Keyna. Baiklah jika itu maumu. Lagipula aku sudah menunggu kejadian ini 8 tahun yang lalu," katanya.
Keyna mendengus. "Tapi tolong, jangan terlalu kasar terhadap dua gadis itu. Walau seperti ini, akupun juga tetap seorang wanita."
***
Lapangan SMAN 16.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Sekolah
Mystery / ThrillerAkhir-akhir ini, SMAN 16 menjadi sorotan publik terkait kejadian pembunuhan misterius. Motif pelaku tidak diketahui dan hanya memburu siswi primadona di sekolah tersebut. Sebagai anggota detektif, Nadien dan Maudy ditunjuk oleh Anwar untuk mengusut...