s a t u

241 33 25
                                    

Flashback 6th years ago

Ketika pulang dari sekolah sore itu, Azreina langsung bergegas ke kamarnya. Dia menyapu pandangan ke setiap sudut kamarnya yang sudah rapi. Dua koper besar tertata rapi di pojok kanan. Meja rias sudah bersih tak tertata satu barangpun. Lemari hanya terisi satu pasang baju untuk ia kenakan besok.

Kamarnya yang akan dia tempati satu malam lagi pun telah bersih. Tak ada satu pun debu yang hinggap. Tinggal menunggu esok. Hari yang panjang, malam yang berat dan esok yang melelahkan.

Sebetulnya Azreina tak bermaksud membohongi teman-temannya di kantin sore tadi. Dia hanya tak menginginkan perpisahan. Dia percaya bahwa ia akan kembali dengan Azreina yang baru. Azreina tahu bahwa mereka-semua yang ia tinggalkan di sini-kuat. Mereka bisa saja hidup tanpanya. Kesedihan itu akan berlalu dua atau tiga hari setelah kepergiannya.

Tiba-tiba, pikirannya melayang pada kenangan bersama Edgar hari-hari lalu. Edgar yang selalu bisa membuatnya lupa akan penyakit yang ia derita. Edgar yang selalu bisa membuatnya merasa-sangat-bahagia dikala resah menghinggap. Edgar dengan sejuta pesona yang terlalu baik untuk dirinya. Azreina selalu menyimpulkan sebuah alasan bahwa ia dan Edgar sangat berbeda. Seperti upik abu yang mendambakan seorang pangeran.

Memikirkannya, tak ayal air mata menetes. Luka itu hinggap lagi. Hati itu tersayat lagi oleh luka lama yang mendarah daging. Azreina terisak di bawah tempat tidurnya. Duduk dengan kepala di antara lutut masih dengan seragam dan tas yang melekat. Azreina terisak seperti meresapi setiap luka yang mengantarkan air matanya jatuh.

Raka yang sedari tadi melihat dari luar kamar segera masuk dan mendekap Azreina. Dia sangat tidak kuat melihat adiknya menangis. Raka membawa Azreina dalam sebuah pelukan hangat yang sangat menenangkan. Perlahan, tangis itu berhenti.

"Kamu kuat, Na. Kamu pasti bisa. Kita semua bakal selalu ada untuk kamu. Kamu gak sendirian," ujar Raka menenangkan sang adik.

"Makasih, Bang."

Raka melepaskan pelukan mereka lalu menatap Azreina sambil berkata, "Yaudah sekarang kamu tidur. Besok pesawat kita penerbangan pertama jangan sampe telat. Gak boleh ada kata telat diawal perjuangan."

Azreina tersenyum dan Raka mencium keningnya dengan sayang lalu keluar dari kamar adiknya.

Sepeninggal Raka, Azreina masih diam di tempat. Pikirannya melayang-layang entah kemana. Azreina membiarkan pikirannya berkelana sebentar sebelum akhirnya terlelap.

***

Pagi-pagi sekali, Azreina sudah bangun dari tidurnya. Dia bangkit duduk dan bersender pada senderan ranjang. Mengucek matanya sebentar lalu meraih ponsel di atas nakas.

06.15

Itu yang terlihat pertama kali oleh Azreina ketika mengaktifkan ponselnya. Penerbangannya hari ini pukul setengah delapan itu artinya dia harus bergegas mulai dari sekarang.

Azreina bangun dari tempat tidurnya lalu menuju kamar mandi. Membersihkan diri secepat yang ia bisa. Disela kegiatan paginya, Azreina merasakan kepalanya berdenyut sakit. Kepalanya seperti tertusuk ribuan jarum secara bersamaan. Dan makin lama, jarum itu menusuk semakin dalam.

Azreina memegangi kepalanya dengan kuat. Terjatuh duduk di bawah ranjang sambil mengerang kesakitan. Tak lama, Papanya datang dengan tergopoh-gopoh menghampiri Azreina yang semakin tak berdaya di lantai.

Panik, Papanya bertanya pada Azreina dimana ia menyimpan obatnya. "Nak, obatnya kamu simpan dimana?"

Azreina tak mampu berkata. Dia hanya mengarahkan tangannya pada tas yang bergantung di balik pintu kamarnya. Dengan gesit, Papa Azreina mengobrak-abrik tasnya dan menemukan sebotol obat yang dimaksud lalu mengambil segelas air di meja rias lalu memberikannya pada Azreina.

Perlahan, rasa sakit itu mulai berkurang. Azreina bangkit kemudian duduk di ranjang dibantu sang Papa.

"Yang kuat ya, Sayang. Kami semua di sini. Kamu pasti sembuh, kita hanya perlu menunggu waktu," ujar lelaki dengan suara bariton itu.

Azreina hanya mengulas senyum kecil. Dia tak ingin memikirkan hal itu untuk sekarang. Biarlah semua terjadi seperti air mengalir dan waktu yang terus bergulir. Hanya perlu menunggu waktu menunjukkan kenyataannya.

"Kamu udah mendingan? Kalau sudah ayuk kita sarapan dulu. Kita nggak boleh telat sampai ke bandara. Ingat, tidak boleh terlambat untuk awal yang baru."

Azreina tertawa kecil lalu keluar kamar bersama Papanya menuju ruang makan. Di sana juga sudah ada Raka dan Mamanya. Mereka sarapan dengan hening. Tidak ada obrolan ringan atau candaan seperti biasa.

Mungkin, setelah ini semua akan benar-benar berubah.

***

Tiba di bandara, setelah chek-in dan mengurus administrasi lain, Azreina dan keluarganya duduk di kursi tunggu bersama penumpang lainnya.

Azreina merasakan sebuah rasa asing dalam hatinya. Rasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Rasa yang tak pernah ia mengerti. Lalu pikirannya tiba-tiba tertuju pada Edgar. Entah apa maksud dari rasa ini, namun Azreina berharap bahwa ini hanya rasa semu semata.

"Selamat pagi, kepada seluruh penumpang Garuda Airlines dengan kode pesawat C45160 tujuan Bandung-Singapura harap memasuki pesawat sekarang. Terima kasih."

Suara itu menginterupsi semua penumpang yang bertujuan sama dengan Azreina untuk bangkit dan segera menuju pesawat karena akan segera lepas landas.

Azreina, Raka dan kedua orang tuanya segera bangkit dari duduknya dan menuju pesawat tujuan mereka. Duduk di bangku sesuai nomor yang tertera di tiket.

Beberapa menit sebelum pesawat benar-benar lepas landas, Azreina berdoa agar kepergiannya kali ini tidak berujung sia-sia. Semoga semua yang ditinggalkannya di sini akan sama saat dia kembali lagi-suatu hari nanti.

"Selamat tinggal, Bandung. Selamat tinggal, Nes. Dan selamat tinggal, Elazer Edgar Pratama."













A.N :

tjieee 834 words :v hehe , welcome to the sequel of CICY'ML'?

ini adegan sorot baliknya Azreina sebelum tiba di Singapura dan part selanjutnya juga masih bagian sorot balik . oh iya , itu yang kata kata mba mba yang biasa di bandara gue cuma ngarang ya :'v maaf kalau ada kesalahan atau kesamaan dalam kalimat itu itu asli karangan semata , nggak bermaksud menyinggung pihak manapun :'v

dan buat pembaca yang baru , i mean yang nggak baca CICY'ML'? gapapa kok , sequelnya gabakal bergantung sama cerita awal cuma ada bagian yang harus dipahami aja wkwk

don't forget to leave some vote and comment guys , see you on the next part!




Cover Credit by Tahali











Writed : Saturday, 25th June 2016
Published : Monday, 27th June 2016
SilviaAngela~



















My Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang