e m p a t

119 22 9
                                    

P.s. lagunya jangan lupa diputer

Azreina kembali menginjakkan kakinya di kota Bandung-yang penuh kenangan. Kota yang sudah ia tinggali enam tahun lamanya. Kota yang-sangat amat-bersejarah baginya. Kerinduannya pada kota ini, terbayarkan detik itu juga.

Keluar dari bandara, Azreina dan keluarganya naik taksi menuju rumah lama mereka. Azreina-sungguh-sudah tidak sabar pulang ke rumah dan rebahan di ranjangnya. Singkatnya, Azreina rindu dengan kamarnya.

Azreina, Raka, Mama dan Papanya sedikit bersyukur karena selama mereka di Singapura, ada orang suruhan mereka yang mengontrol dan membersihkan rumah sebulan dua kali. Setidaknya saat mereka pulang keadaan rumah tidak terlalu parah.

Tanpa pikir panjang lagi, Azreina menarik koper menuju kamarnya. Azreina sampai di depan pintu kamarnya. Tangannya ragu untuk memutar kenop yang kini ada digenggamannya. Aneh. Jantungnya berdebar dengan sangat cepat dan tak beraturan. Perasaan kacau menghampirinya lagi.

"Dek? Kok nggak masuk?" Teguran dari Raka membuat Azreina tersentak. Dia hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban lalu memutar kenop pintu kamar.

Azreina melangkah dengan berat. Masih di ambang pintu, Azreina mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar. Tata letak serta furniture masih lengkap tidak berubah. Azreina melangkah lebih dalam lagi lalu menutup pintunya pelan. Dia langsung duduk di kasur. Melihat dinding sekeliling.

Kamar ini yang menjadi tempat ternyaman bagi Azreina. Ruangan ini sangat penting baginya. Rahasia dan kenangan terkubur bersama di dalamnya. Tempat dimana ia bebas melakukan apapun. Menangis, tertawa bahkan jungkir balik sekalipun.

Perlahan, Azreina merebahkan dirinya dengan posisi terlentang. Tangannya terbuka lebar. Pandangannya menyisir di langit-langit. Dan detik berikutnya ia sudah terlelap.

Ternyata rasa lelah bisa mengalahkan rindu.

***

"Mau kemana, Na?"

Raka bertanya saat mendapati Azreina sudah rapi siang ini.

"Mau jalan. Kangen sama Bandung. Mungkin nanti pulangnya agak sore. Azreina pergi dulu ya, Bang."

Setelah itu Azreina keluar dari rumah dan masuk ke dalam taksi yang memang sudah ia pesan. Jujur, Azreina tidak tahu akan kemana. Awalnya dia berniat mengunjungi rumah Edgar dan Nessa dengan tujuan ingin memberi tahu bahwa dirinya sudah kembali. Tapi niat itu ia urungkan karena mendengar suara hatinya yang berkata ini bukan waktu yang tepat.

Lama berkeliling, akhirnya Azreina memberhentikan taksi disebuah kedai jus. Informasi yang didapat dari supir taksi tadi kedai ini baru buka selama satu bulan. Entah apa yang menarik dari kedai ini yang jelas ketika melihat bangunan ini dari kejauhan, sebagian darinya mau mampir.

Alhasil, di sinilah Azreina sekarang. Duduk di pojok kiri kedai setelah memesan jus pada pelayan. Suasana kedai ini lumayan ramai, mungkin karena cuaca yang sedang panas. Tak lama, seorang pelayan datang membawa segelas jus apel yang Azreina pesan tadi.

Azreina berterima kasih lalu pelayan itu berlalu. Meninggalkan Azreina sendirian dengan seseorang yang memenuhi pikirannya. Tanpa perlu ditanya lagi orang itu tentu saja Edgar.

"Edgar lagi, Edgar lagi. Kayak hidup selalu tentang dia aja," tidak. Ini bukan suara hatinya melainkan suara otaknya.

Azreina mengaduk-aduk jus apelnya dengan sedotan kemudian menyeruputnya perlahan. Gadis itu kemudian menopang wajahnya dengan tangan bertumpu di atas meja. Pandangannya lurus ke arah jendela yang ada di sampingnya.

Pandangannya tetap pada satu titik. Pada sebuah palang jalan. Jalan sekolahnya dulu. Azreina bahkan tidak sadar akan hal itu. Tarikan kecil dikedua sudut bibirnya membentuk seulas senyum kecil. Namun sedetik kemudian senyum itu luntur. Sekolah mengingatkannya pada sosok Edgar-lagi.

Azreina menghembuskan napasnya fruatasi. Tidak sedetikpun ia lewati tanpa nama Edgar menghantuinya. Tidak sedetikpun ia lewati tanpa wajah Edgar yang bermain dipikirannya. Seolah dunianya hanya tentang Edgar.

Lagi, Azreina menghembuskan napas beratnya. Mengapa cinta pertama sangat menyulitkan? Apakah setiap cinta pertama selalu berat? Tidak adakah cinta pertama yang membahagiakan? Pertanyaan itu selalu menari-nari mengacaukan harinya.

Suara yang terdengar dari speaker kedai tersebut membuat Azreina menajamkan pendengarannya. Entah kenapa suara si penyiar radio kali ini menarik perhatiannya. Membuat pikirannya beristirahat sejenak dari sosok Edgar.

"Selamat sore para pendengar setia 12.5 (read: twelve point five) Radio FM! Sore ini kembali lagi dengan Miaa. Kali ini Mia bakal bacain salah satu request dari pendengar 12.5 Radio FM yang minta diputerin lagu Safe and Sound-nya Taylor Swift. Katanya nih dia lagi stres banget mikirin kerjaan yang seabrek dan lagu ini cocok banget buat nenangin hati juga pikiran.

"Jadi, kalau ada yang lagi jenuh juga karena pikirannya yang terlalu numpuk semoga lagu ini bisa membantu yaah! Dan ini dia, Safe and Sound dari Taylor Swift. Langsung aja ya Mia puterin, selamat mendengarkan."

Sapa si penyiar radio dengan riang. Dan tentu saja Azreina mengerti mengapa ia tertarik. Karena ini yang sedang ia butuhkan. Tak lama, suara si penyiar tadi terganti oleh suara petikan gitar yang merdu. Azreina sangat menikmati lagu itu. Sampai pada bagian reff Azreina mendengarkan dengan baik dan meresapi makna liriknya.

Just close your eyes...
The sun is going down

Sesuai dengan lirik, Azreina dan beberapa pengunjung menutup matanya perlahan. Rasanya benar-benar tenang.

You'll be all right
No one can hurt you now
Come morning light you and I'll be safe and sound..

Azreina bahkan sampai menitikan air mata karena lirik yang benar-benar tersampaikan. Ditambah dengan suara seorang Taylor Swift yang bisa membuat siapapun yang menikmatinya akan merinding.

Setelah dirasa tenang sehabis mendengarkan lagu tadi, Azreina berniat pulang karena sudah sangat sore. Dia terlalu buru-buru hingga tidak sadar menabrak seseorang. Ketika menoleh ke arah orang yang ditabrak, Azreina terdiam tanpa kata. Seolah dunianya berhenti pada detik itu juga. Mata itu...



A.N :

gue unpublish cuma buat benerin lirik sama hapus a.n-nya

itu sengaja gue gantung , sebagai hadiah buat para sider dan kayaknya habis ini gue mau vakum sementara :|



Writed : Sunday, 3rd July 2016
Published : Monday, 4th July 2016
SilviaAngela~











My Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang