Now playing : whos that girl – Hillary duft
“who’s that girl… where she from…. No she cant be the one….
That you wont…. That a stolen my world…. Its no real, its no right, its my day, its my night…. Bye the way…. Whos that girl ? life in my live…”
Saat ini James sedang ada di ruang tempat ia dan teman-teman nya berkumpul. James sedang duduk di ujung ruangan tempat ia biasa membaca buku sastra atau apapun yang sedang ia suka. Sedangkan Daniel dan Bella sedang duduk manis di sofa yang terletak di tengah ruangan sembari menonton dvd yang baru saja Daniel beli.
Dylan dan Nico sedang sibuk bermain video game di sudut ruangan yang lain. Suara gaduh yang mereka timbulkan beberapa kali membuat Bella berdengus kesal karena tidak bisa menikmati film dengan tenang.
“lihat ! siapa yang lebih hebat ? fakta nya aku sudah menang 5 kali berturut-turut dari mu huh !”, ucap Dylan sedikit berteriak senang.
“itu hanya kebetulan, itu pasti sudah kau rencanakan ! ayo mengaku !”, gerutu Nico yang sudah kalah telak selama 5 kali pertandingan dengan video game yang mereka adakan.
“tidak ada kebetulan yang direncakan bodoh !”, akhirnya gelak tawa Dylan terdengar di sertai dengusan keras Nicolas yang merasa tertindas.
Untung saja Aby tidak disini, ia memilih menyibukan diri nya di perpustakaan dengan mengerjakan beberapa tugas yang sudah sangat menumpuk ketimbang harus berkumpul dengan kumpulan idiot ini, mungkin kalau saja ia disini saat ini tugas nya semakin bertumpuk.
Sejak tadi Daniel memandang James bingung. Tidak biasa nya ponsel James berdering sesering ini, bayangkan saja ponsel nya yang selama ini tak pernah ia sentuh tiba-tiba berdering setiap 2 menit sekali. James juga sama sekali belum menyentuh tumpukan buku sastra yang dibawanya beberapa puluh menit lalu.
“tidak biasa nya ponsel mu berdering setiap saat James”, akhir nya Dan membuka mulut nya.
“ah iya, aku sedang menanyakan tugas ku pada Fiona”, jawab James tanpa ragu.
“Fiona ? oh iya, apa rencana kita akan berhasil ?”, Daniel membalikan badan nya kearah James yang berada di pojok ruangan.
“emmm… Dan, kalau aku benar-benar jatuh cinta pada Fiona bagaimana ?”, James mulai memasang expresi ingin tahu. Sedangkan Daniel yang merasa sangat terkejut membulatkan mata coklat madu nya.
“Hah ? apa maksud mu ?”, suara Daniel mulai meninggi. Bella yang ada di sebelah nya agak sedikit tersentak mendengar Daniel bereaksi seperti ini.
“ya, sepertinya aku mulai jatuh cinta pada anak ini. Gadis ini tipikal anak yang ceria. Selama ia ada di dekat ku senyum nya tak pernah hilang…”, ucap James santai.
“ta… tapi…”, Daniel akan segera membela diri nya sesaat sebelum James memotong pembicaraan nya lagi.
“tak apa bukan ? ia kan hanya teman masa kecil mu. Lagi pula kau tidak menyukainyakan ?”, lagi James melontarkan pertanyaan yang bertubi-tubi pada Daniel.
“tapi.. bagaimana dengan rencana ku ? kita ingin membuat nya hancur ! bukan malah membuat nya jatuh cinta !!!”, sentak Daniel.
“aku tidak akan menghancurkan gadis yang aku cintai !” ucap James kemudian berjalan dengan santai keluar.
Sedangkan di dalam, wajah Daniel terlihat sangat merah. Tangan nya mengepal keras. Entahlah mengapa ucapan James tadi seakan mencambuk hati nya. dan membakar amarah nya seketika.
“kau berbohong”, tiba-tiba Bella membuka mulut nya saat ia melihat reaksi Daniel. Daniel menengokan kepala nya kearah dimana Bella berada.
“apa ?”, Tanya Daniel.
“kau bilang kau tidak akan menutupi apapun dari ku”, lanjut Bella.
“menutupi apa ?”, kerut di dahi Daniel mulai terlihat suara nya pun ikut meninggi.
“semua nya. kau menutupi nya dari ku”, seketika itu juga Bella berdiri dan mengambil tas putih kecil yang dia biarkan tergeletak di depan Daniel, kemudian melangkan kearah Dylan dan menarik lembut tangn nya.
Daniel yang masil sangat bingung akhir nya mengerang frustasi. Nicolas memilih menjauh dan tidak banyak bertanya. Dia memilih pergi ke cafeteria untuk sedikit mengisi perut nya. dan membiarkan Daniel merutuki diri nya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Enemies (Turn Around #1)
Teen Fictioni love this story as much as i love my laptop. somethimes your enemy can be so sweet at the end of the story :)