GC - 12. Secret

44 0 2
                                    

Author POV

Gerald, Marvin dan Mario juga Patricia hanya bisa menunggu di depan ruang UGD.

Merasa tidak enak dengan suasana seperti ini, Marvin memecah keheningan. "Jadi bener lo ya nabrak Cyrene Mar?" Tanya Marvin dengan dingin tanpa menatap orang yang ditanya.

Mario menghembuskan nafas lelah, "Iya, Marvin, gua minta maaf, plis maafin gua. Gua ga sengaja nabrak karna Cyrene lari dan ada mobil juga jadi gua ga liat karna kehalang mobil itu." Jelas Mario.

keheningan kembali menyelimuti mereka.

Wilona dan Albert datang bersamaan, mereka langsung menghampiri Patricia yang sudah tertidur.

Albert melihat ke arah Mario, ia melemparkan fake smile nya kepada Mario. Tapi ada sedikit ketenangan di hati Albert saat tau penabrak Cyrene adalah Mario, ia belum bisa menjelaskan semuanya.

"Ge, Cyrene gapapa kan?" Tanya Wilona kepada Gerald, karna gak mungkin juga dia bertanya ke Marvin. Hanya dengan melihat raut wajah Marvin, Wilona tahu bahwa Marvin sedang marah.

"Kita masih nunggu kabar dari dokter." Jawab Gerald sambil duduk di samping Particia yang terlelap.

Tiba-tiba handphone Marvin bergetar, getarannya masih bisa di dengar karna keadaan yang hening.

"Halo mah.. iya ini di UGD.. Dokternya belum keluar, nanti kalo uda keluar Marvin kabarin.. Iya, mamah ke sini sekarang aja.. Iya mah, Waalaikumsalam" Marvin menghela nafasnya, ia menutup telepon dari mamahnya.

Dokter yang sudah di tunggu-tunggu akhirnya keluar. Patricia yang tidur pun langsung bangun mendengar decitan suara bangku.

"Keluarga pasien?"

"Saya pak" Kata Marvin.

"Pasien mengalami benturan di kepalanya cukup keras, tapi anda masih beruntung karna benturannya tidak terlalu keras hingga mengakibatkan gegar otak." Jelas dokter.

"Jadi kita udah bisa ngeliat keadaan Cyrene dok?" Tanya Gerald.

"Untuk saat ini, Cyrene masih belum siuman, silahkan kalian kembali besok lagi untuk menjenguk pasien. Baiklah kalau begitu, saya permisi dulu." Kata dokter tersebut sambil tersenyum ramah.

"Iya dok silahkan, terimakasih dok." Kata Marvin sambil membalas senyum dokter tersebut.

"Kak, kita pamit ya. Besok kita balik lagi kok." Pamit Albert.

"Iya, makasih ya kalian, hati-hati." Jawab Marvin

Mereka berempat tersenyum "Iya kak, sama-sama."

Marvin menoleh ke arah Wilona dan tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya yang sukses membuat jantung Wilona disko gak karuan.

Mereka pun pergi menuju parkiran rumah sakit.

"Albert, gua bareng lu yaa?" Mohon Gerald yang ingat motornya mogok di sekolah.

"Lah, motor lo mana?" Tanya Albert sambil menaikan alisnya.

"Mogok di sekolah.. Lu anter gua ke sekolah aja yayayaa... " Kata Gerald dengan puppy eyes nya.

"Iya-iya. Ayok berangkaat"

*****

"Makasih yaa Albert, lo memang teman yang bisa diandalkan. Byee semua mwaaah." Ucap Gerald sambil memberi kiss bye yang membuat mereka bertiga beradegan seperti ingin muntah.

"Yaudah, gua turun sini aja ya? Gua naik taksi aja." Kata Patricia yang hendak membuka pintu.

Melihat Patricia yang ingin keluar, Albert langsung mencegahnya. "Ehhh tunggu, jangan keluar dulu! Sebenernya ada yang mau gua omongin sama kalian berdua, tapi ini rahasia kita bertiga aja. Jangan sampe ada yang tau! Terutama Gerald dan Cyrene."

Gakuna! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang