Seorang kakak

9.3K 682 17
                                    

     Aku masih tak mengerti. Mengapa adikku mau diajak Lily membunuh orang malam malam. Padahal dulu sebelum Lily tinggal disini, adikku hanya membunuh untuk melindungi dirinya.

     Sebagai kakak, tentu aku merasa cemas dengan keadaan adikku. Sekarang di sering melakukan pembunuhan dimalam hari. Bahkan dia jarang bersama-sama denganku.

   Ayolah!! Masa aku cemburu dengan Lily dan menudingnya merebut adikku!!. Aku sudah dewasa!! bagaimanapun juga aku harus melindungi adikku.

    orang tua kami masih 2 tahun lagi baru pulang. Kepalaku pusing kembali, entah kenapa belakangan ini kepalaku sering sekali pusing.

    Sudah jam 1 subuh, dan mereka belum pulang. Aku sangat cemas sekarang, baru saja aku berdiri suara gedoran di pintu belakang menarik perhatianku. Segera aku berlari kesana.

   Jantungku hampir berhenti berkerja ketika aku melihat Liliy Menggendong adikku yang tampaknya tak sadarkan diri. Telihat badan mereka berdarah dan kacau

"Apa yang terjadi!!!" dengan tersengal-sengal Lily menjawab

"Kami terjebak oleh polisi, mati-matian kami kabur. Untungnya mereka kehilangan jejak, tapi beberapa peluru mengenai kami"

"Cepat lah masuk!" aku membiarkan mereka masuk. Kukinci kembali pintu belakang itu.

Aku kembali dengan kotak P3K
"Apa Asa baik-baik saja!!" aku cemas

"Dia akan baik baik saja. Untung tembakannya tak mengenai organ vital"

"Kau sendiri? tak mungkinkan kau tak terkena tembakan satupun?"

"Ya lukaku tidak sebanyak adikmu. Sebaiknya kau keluar aku bisa mengatasi ini sendiri"

"Tapi....."akupun hanya berbalik dan keluar kamar.

[Skip, 45 menit kemudian]

   Kepalaku mulai dipenuhi pikiran-pikiran negatif. Aku sebagai kakak nya tak dapat melindunginya!!

    seharusnya tadi aku ikut saja!!!, semua sudah terlambat, adikku terluka parah, dan mungkin saja wajah mereka sudah terlihat oleh polisi.

   Tentu untuk mengetahui biodata,alamat dan, apa pun tentangnya adalah urusan yang mudah bagi mereka.

   Aku binggung. Apa yang harus kulakukan, berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, padahal baru saja kami berurusan dengan polisi eh.. Sekarang sudah jadi buronan lagi. Tiba-tiba lily keluar dari kamar.

"Sefrustasi itukah kau melihat adikmu terluka?" dia meledekku

"Tentu. Dia adikku satu-satunya. Apa kau juga punya adik?" dia mengangguk lalu duduk disebelahku.

"Dulu aku juga punya adik perempuan."

"Sekarang?" aku penasaran mendengarnya.

"Sudah meninggal. Dia melakukan segala nya dengan sekehendak hatinya. Terjerumus kepergaulan bebas, narkoba, dan akhirnya mati overdosis. Miris" iba aku mendengar ceritanya.

"Aku turut berduka cita" di menggeleng

"Tak apa. Dia sebenarnya masih bisa hidup jika aku sebagai kakaknya memperhatikannya. Aku malah membiarkanya, memarahinya, dan membiarkan ia bermain sendirian di dunia luar sana"

aku hanya diam menunggu dia menyambung ceritanya. Kepalanya tertunduk kecewa.

"Tidak sepertimu. Aku adalah kakak yang jahat, kau begitu melindungi dan menyayangi adikmu, kau mengerti kemauan adikmu dan dapat menjadi pedomannya, tidak seperti aku." ia mulai terisak.

"Andai aku tidak mementingkan diri sendiri. Mungkin aku tak akan sebatang kara sekarang."

"Lalu orang tuamu?" aku memberanikan diri bertanya.

"Sudah meniggal juga. Ibu bunuh diri, ayah kena struk."

    air matanya mulai mengalir. Isakanya menjadi tangisan. Sebagai pria aku membiarkan ia menangis dipundakku sejadi-jadinya. Ya aku tak menyangka akan menjadi seperti ini.

Lama aku membiarkanya sampai tangisnya reda.

"Sudah baikan?" tanyaku. Dia hanya mengangguk

"Maaf membuatmu mengingat masa lalu."

"Tak apa. Aku memang sering terbawa suasana"

"Kalau kau butuh tempat curhat lagi, aku siap kok mendengar ceritamu. Bagaimanapun juga kau butuh seseorang tempat kau meluapkan isi hati mu"

"Eeh... Iya terimakasih. Rasanya lebih ringan setelah menceritakannya."

   Aku tersenyum mendengarnya, dan lily memalingkan mukanya yang bersemu merah.

   Oke zeito sekarang kau sudah merebut hati seorang gadis!!! Mungkin kau harus bertanya pada Aouthor mengapa cerita ini jadi 'Romance'

"Aku akan melihat kondisi Asa" aku beranjak pergi. Lily hanya meng iya kan.

   Kulihat kondisi adikku saat ini. Cukup memprihatinkan, bahu kanan, paha kiri, lengan kiri, dan betis kanan. Pantas saja dia tadi digendong Lily.

   Tak jauh dari situ, sebuah meja dengan mangkuk diatanya, kulihat kedalamnya. Air dan 6 butir peluru didalamnya.

Asa membuka matanya. Dan menatapku dengan sendu.

"Maafkan aku kak. Seharusnya aku mendengarkan perkataanmu" matanya berkaca-kaca.

"Yang terjadi biarlah terjadi. Aku harap kau belajar dari insiden ini"

"Kak apa aku akan mati??" aku kaget

"Bicara apa kau ini!!! Kau tidak akan mati!! Apa masih ada peluru yang belum dikeluarkan??" aku panik

"Dulu kata kakak kalau kena tembak pistol bisa mati" aku menjadi tenang lagi mendengar perkatan polos dan lugu oleh Asa

"Memang kalau kena tembak bisa mati. Tapi kalau pelurunya tidak mengenai ogan vital, dan dapat segera dikeluarkan tentu kau akan selamat." jelasku panjang lebar

"Kakak......"

"Iya?" kataku

"Kau masih marah padaku?"

   Mungkin kau tak percaya ada psycopath yang Lugu dan polos, atau takut pada kakak nya yang sedang marah. Sekali lagi kau harus berjumpa dengan adikku.

"Sudah tidak kok. Mungkin untuk beberapa hari kau tak akan kesekolah atau keluar rumah."

"Iya kak"

"BTW, saat kalian kepergok polisi tadi........ apa mereka sempat melihat langsung wajah kalian?" aku harap-harap cemas

"Tidak kak. Soal nya kami tadi pakai topeng"

   Kulihat dua buah topeng ( topeng yang menutupi seluruh kepala bentuk gorila) di atas meja. Aku menarik napas lega. Lega sekali.

Malam itu. Adalah malam yang tak terlupakan bagiku.

==========================

Maaf mulai jarang up date. Hp saya kemaren rusak dan kendala kuota internet. Dan berbagai persoalan menghimpin aku dan jadi keluhanku.

Terimakasih para pembaca. Sampai tahap ini masih ada yang baca saya senang sekali. Kalau bisa tinggalkan jejak vote & coment.

Kritik dan saran masih dibuka. Sekali lagi saya ucapkan Trima kasih.

My Sister Is Psycopath [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang