(3)

770 64 10
                                    


  Aku kembali ke rumah setelah mengantarkan sungjong pulang. Sejak kejadian tadi aku tak pernah tidak bisa memikirkan gadis itu. Gadis yang begitu baik dan polos. Betapa jahatnya aku menjadikannya sebagai barang taruhan. Aku tau aku akan dihukum karna ini.

   Aku memasuki rumah setelah memasukkan mobil ku ke bagasi. Begitu aku masuk ke rumah, kepala pelayan Choi langsung menemui ku dan memberikan kabar yang begitu mengejutkan bagiku.

"Maaf tuan muda. Nyonya dan tuan telah pulang dan ingin tuan muda segera menemui mereka di ruang tamu"

"Apa??!!, tapi bukannya mereka sedang ke luar negri dan harusnya masih sebulan lagi baru pulang kan??"

"Saya tidak tau tuan muda. Maafkan saya"

   Hebat, aku sudah mengalami hari yang cukup buruk hari ini dan sekarang aku masih harus bertemu ayah dan ibu? Yang benar saja.  Aku sangat tau apa yang ingin mereka katakan.

"Baiklah. Aku akan segera ke sana"

" Kalau begitu saya permisi tuan muda"

   Pak Choi membungkuk dan segera pergi sedang aku langsung bergegas ke ruang tamu. Aku harap ini cepat berakhir agar aku bisa segera tidur. Sungguh rasanya lelah sekali.

*****

   Memasuki ruang tamu aku langsung disuguhi dengan pemandangan ke dua orang tuaku yang tersenyum palsu. Aku memutar mataku malas.  sangat yakin ada sesuatu yang mereka inginkan sekarang.

"Ayah dan ibu  ingin bertemu dengan ku?"

   Aku berjalan ke arah mereka dan duduk di sofa tepat didepan mereka berdua.

"Iya, bagaimana keadaan mu saat kami tidak ada?" Tanya ibu dengan senyuman nya yang menyebalkan itu.

"Aku baik, sudahlah langsung saja pada intinya apa yang kalian ingin kan? Tidak usah sok peduli begitu"

"Ya ampun anakku benar benar dingin. Bahkan pada orang tuanya sendiripun begitu" kata ayahku sambil pura pura menangis. Aku benar benar geli melihat nya.

"Ayah!! Aku sangat lelah ingin segera tidur. Langsung saja apa yang kalian ingin kan??"

   Mereka berdua saling berpandangan dengan senyuman menyebalkan itu dan menyahut bersama.

"Kami sudah mempersiapkan tanggal pertunangan mu!!"

  Sudah aku duga. Sangat menyebalkan. Aku kan masih ingin sendiri bukanya terikat dengan hal hal seperti itu.

"Ayah! Ibu! Aku kan sudah bilang tidak ingin bertunangan!!"

"Kenapa? Kami sudah memilih gadis yang tepat untuk mu lho. Namanya hyuna dia gadis yang sangat cantik"

"Ibu!! Aku kan sudah bilang tidak mau! Lagipula aku bisa kok mencari gadis yang aku sukai sendiri"

"Mana buktinya? Sampai sekarang ayah masih belum melihat kau membawa seorang gadis pun ke rumah ini dan ayah juga dapat kabar dari teman teman mu jika kau itu tidak pernah berpacaran. Iya kan?"

"Itu dulu ayah!! Sekarang aku sudah punya pacar!!"

  Deg

  Apa yang barusan aku katakan? GAWAT aku sudah menggali kuburan ku sendiri.

"Benarkah? Itu bagus. Ibu senang sekali mendengarnya!! Kalau begitu ibu akan segera membatalkan rencana pertunangan mu dengan hyung dan kau harus membawa gadis itu besok mengerti?
Ayo ayah kita segera kembali ke kamar. Ibu sudah sangat lelah"

"Baiklah sayang"

    Ibu dan ayah sudah beranjak pergi ke kamar mereka dan aku hanya bisa mematung disini sendirian.

Love Is Not a lieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang