(4)

727 64 8
                                    


Seperti kataku, hari ini aku pergi ke rumah sungjong untuk menjemput nya. Seharusnya kami pergi nya kemarin tapi harus di batalkan karna tiba tiba ayah dan ibu ku harus ke kantor. Jadinya kami pergi hari ini.

Aku sudah menceritakan semuanya pada sungjong tentang pertunangan dan aku yang disuruh untuk membawanya menemui orang tua ku. Awalnya sungjong menolak sih karna dia bilang dia takut akan membuat orang tua ku kecewa tapi aku terus meyakinkan dia jika semuanya akan baik baik saja. Akhir nya setelah perdebatan kami sungjong pun setuju.

Sekarang aku sudah berada didepan rumah sungjong. Aku menunggu nya di dalam mobil ku. Setelah beberapa menit dia keluar dari rumahnya dengan pakaian sederhana seperti biasanya. Aku suka dengan gayanya yang tidak seperti gadis lain yang begitu suka dengan pakai terbuka dan memamerkan bentuk tubuh mereka.

Saat sungjong berjalan keluar rumah dia terlihat begitu murung seperti memikirkan sesuatu. Tapi saat melihat ke arahku dia kembali tersenyum dengan manis dan aku pun membalas senyuman nya. Senyuman itu.... Seperti di paksakan.

Sungjong masuk ke dalam mobil dan duduk disebelah ku.

"maaf aku lama"

"tidak apa apa kok sayang.... "

Kata kataku berhenti saat melihat wajahnya. Pipi kanan nya merah dan Ada luka di ujung kanan bibirnya. Luka.. Bekas tamparan?

"jongie.. kau terluka?"

Sungjong menjadi panik saat aku menanyakan hal itu dan langsung menutup luka nya.

"ak.. Aku.. Tidak apa apa"

"apa maksud mu tidak apa apa? Jelas jelas kau terluka sayang"

"hanya luka kecil nanti juga sembuh"

"tetap saja kau terluka, siapa yang melakukan ini pada mu??!"

"tidak!! Bukan siapa siapa aku terjatuh dari tangga tadi karna kecerobohanku"

Kenapa kau berbohong jongie? Jelas jelas kau disakiti oleh seseorang kan? Jangan memendam nya sendiri sayang.

"begitu ya? Jongie kau harus lebih berhati hati jangan membuat ku khawatir"

"iya, maaf membuatmu khawatir"

"tidak apa apa jangan di pikirkan"

Jika kau tidak ingin mengatakannya padaku aku akan mencari tau sendiri. Aku tak ingin kau terluka.

Aku mengambil kotak obat dan mengobati luka di bibirnya sungjong. Entah karna aku terlalu fokus pada luka nya aku jadi tidak sadar jika wajah kami terlalu dekat. Setelah selesai aku melihat ke arah sungjong yang wajahnya sudah sangat memerah dan aku baru sadar jika wajah kami hanya berjarak sekitar 3 cm saja.

Aku masih belum menjauhkan wajahku darinya. Aku terus melihat ke arah mata bening nya yang begitu menghipnotis ku. Jantung ku... Jantung ku berdetak kencang sekali.. Dan perasaan apa ini. Rasanya seperti ada sesuatu yang begitu hangat dan entahlah aku tak bisa mendeskripsikan nya yang jelas perasaan ini sangat damai.

Aku tak tau aku sadar atau tidak. Bukannya menjauhkan wajah ku darinya aku malah semakin mendekatkan wajah ku dan menempelkan bibir ku di bibir manisnya. Aku menutup mataku menikmati ciuman ini.. Hal yang baru pertama kali nya aku rasa kan. Salah kan aku yang tak pernah berhubungan dengan satu wanita pun sebelumnya. Tapi aku tidak menyesal, malah aku senang karna ciuman pertama ku itu dengan sungjong.

Aku mulai melumat bibirnya dan sungjong pun membalas ciuman ku. Setelah beberapa saat kami menyudahi ciuman kami dan wajah kami menjadi sama sama merah. Aku rasa ini juga pertama kalinya bagi sungjong.

Love Is Not a lieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang