hanya taruhan?

12.3K 475 48
                                        

Evezine Pov

Taruhan?.gumamku.

Aku dijadiin taruhan? Hahaa taruhan? Taruhan kan ya? Kira-kira itu sejenis apa? Sejenis makanan kah? Atau sejenis sampah?. Kata taruhan mulai berputar di otakku mencoba mencerna apa yg telah kudengar, sampai suara itu menyadarkanku. "Sayang?" . Sayang? Sayang katanya? Sayang pala peyang! .

Tarik nafas ev jangan emosi aku harus bisa tenang huff. " jadi karena taruhan kamu deketin aku? " tanyaku to the point. " Ev ini bukan seperti yang kamu pikirkan " ujar deza memberikan pembelaan. " haha gpp kok klo emang cuma taruhan, thanks ya buat semuanya buat 2 bulan ini. Oh Iya satu lagi anggap aja kita tidak saling mengenal, aku permisi ". Ujarku meninggalkan mereka.

**

Apa kalian pikir aku akan lari tersedu sedu, menangisi nasibku? Tentu tidak! Saat ini hanya setetes air mata yang jatuh menandakan kekecewaan yang begitu mendalam, aku mencoba kuat setidaknya sampai jam pelajaran sekolah selesai.

" hoyy ev melamun aja tumben Nggak ketemu deza? " Tanya dea.

" gpp kan Nggak musti ketemu tiap detik " jawab Eve memamerkan senyumnya.

" iyadeh ibuk, aku duluan ya mau ketemu dio dulu hehe " pamit dea.

"Oke cungg "

**

Ketakutan tidak lagi membayangiku melainkan menghampiriku!
-Eve-

Menjalani hari-hari seperti sebelum mengenal dia menghipnotis diri agar tak menghabiskan waktu memikirkannya sulit? pasti!.

" Aku udah tau semuanya ev, kok kau nggak cerita? " tanya dea padaku.

" haha nggak ada yang perlu diceritain dee i'm fine oke " jawabku memaksa tersenyum agar dea tak terbebani dengan masalahku.

" dengar ev kita ini sahabatan apapun masalahmu aku pasti selalu ada walau cuma buat jadi pendengar tapi setidaknya itu bisa bikin kau lega " ujar dea lagi yang membuatku tak bisa membendung air mata.

" Deeaaaaa hikss thanks banget udah sayang sama aku, sakit dee hati aku sakit, aku sayang dia dee tapi kenapa dia tega sama aku, salah aku apa dee hikss " tangisku sambil memeluknya, tidak perlu malu karna saat ini aku dan dea sedang berada di cafe tempat biasa kami nongkrong suasana juga sedang sepi jadi aku bisa menangis sepuasnya.

" Aku nggak nyangka dia setega itu ev padahal aku lihat dari matanya kalo dia sayang sama kau " terang dea.

" iya mungkin terlalu bersemangat buat jadiin aku mainan jadi akting nya maksimal banget dee hiks "

" Aku udah buka hati dee udah belajar buat lupain "dia" dan mulai ke Deza tapi apa? semua sia sia! "

" tenang ev , aku tau gimana kecewanya kau ngadepin kenyataan ini " ujar dea mengelus bahu mencoba menenangkanku.

" Thanks bgt dee kau sahabat terbaikku " ucapku tulus untuk sahabatku yang sampai saat ini selalu mengerti keadaanku.

" is oke darl, everythings gonna be okay :) , udab ah tambah jelek tau " tawa dea mengejekku. sial.

**

Berpapasan dengannya salah satu hal yang paling kuhindari aku takut semakin sulit untuk menganggap dia tidak ada disekolah ini karena bagaimana pun kami pernah bersama, "Ev bisa ngomong bentar?" . ngapain sih ini orang masih berani negur batinku. Aku berjalan memasuki kelas tanpa menghiraukannya namun aku berkata sekilas "Sorry, aku bukan mainan" . kulihat dari dalam kelas bahwa ia terdiam setelah mendengar perkataanku, setelah tersadar ia segera menuju kelasnya.

Seandainya aja "dia" ada disini mungkin ia tidak akan membiarkan peri kecilnya menangis, Anooooo ai rindu hiks

Tapi masih adakah harapan untuk dia bisa berjumpa bahkan sampai sekarang kabar sedikit pun tak kudapatkan, jangan lupakan ai, jangan biarkan ai sakit gini, jangan biarkan ai dipermainkan anoo, jagain ai, ano bakalan balik lagi kan, janji kan? ai tunggu yaa. ujarku menangis dan terlelap dengan bayangan masa lalu yang indah :) .

Sengaja Update lagi biar nggak dimarahin hehee, walaupun nggak maksimal yang penting update deh :p . thanks all :*

28.06.16

I love CEO tengilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang