Kenyataan

4.7K 235 5
                                    

Daniel POV*

"Dia menderita selective mutism, Daniel".

" Apa, tidak. maksudku bagaimana bisa???!" alisku berkerut menunggu kelanjutan cerita Milly.

"Tapi itu yang terjadi menurut analisaku dan beberapa dokter lainnya". Aku mengerutkan keningku makin bingung.

" Oke. jika memang itu yang dia alami. tapi sebelumnya kau bilang dia terkena trauma sosial dan apa itu selective mutism?", tanyaku lebih lanjut.

"selective mutism itu hampir mirip dengan trauma sosial Daniel, hanya saja trauma dari selective mutism membuat si penderita mengalami kebisuan, keinginan untuk berbicara ada hanya saja mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengatakannya secara lisan. dan biasanya itu di alami oleh anak-anak berumur antara 5 sampai 8 tahun. itu pun biasanya tidak akan berlangsung lama jika dia mendapat perawatan yang tepat. mengingat kondisi dia saat ini. itu adalah trauma terpanjang yang pernah terjadi, dan itu didukung oleh bukti kekerasan fisik yang dia alami." Milly menatapku intens menunggu reaksiku.

"Apa itu sulit disembuhkan Milly?" aku mulai geram mendengarnya

"Bisa saja sulit Daniel, tapi dia benar-benar harus merawatnya secara tepat. takutnya jika tidak dia akan mengalami hal ini seumur hidupnya. dan yang paling kita butuhkan adalah seseorang yang benar-benar bisa mengembalikan kepercayaan diri dan kepercayaannya kepada semua orang". lajut Milly lagi.

" oke jika itu yang harus kita lakukan, jika kau mengizinkan aku ingin sekali berbicara kepadanya Milly, kau tau kan aku tak pernah melihat dan berbicara kepadanya sejak terakhir". kataku sambil berdiri dan melangkah kedepan pintu sambil berbalik untuk menunggu jawabannya Milly pun mengangguk.

Aku sekarang tepat berada di depan pintu berwarna putih. aku benar-benar gugup
ntah apa yang membuatku takut. mungkin aku takut dia ketakutan atau bahkan akan mengamuk dan merusak semua barang-barang yang ada disini. tapi aku harus melakukannya aku sudah separuh jalan dan tak bisa menyerah begitu saja. aku sudah nemutuskan untuk menolongnya dan harus sampai selesai.

akhirnya aku kumpulkan keberanianku untuk memegang hendel pintu dan membukanya.

Dingin !!!

itu yang aku rasakan saat masuk ke ruangan ini. aku melihat ke arah kasur dan tak ada siapapun. aku mengedarkan pandanganku keseluruh ruangan dan aku menemukannya disudut kamar yang sama seperti kemaren. ternyata benar kata Milly.

aku melangkahkan kaki dan berjalan ke arahnya. aku duduk untuk menyelaraskan posisi dudukku bersamanya.

============================

Author POV*

Daniel duduk tepat disebelah gadis yang dia tolong tersebut.
awalnya tak ada gerakan sama sekali dari si gadis yang sepertinya belum menyadari keberadaan Daniel. Daniel mengangkat tangannya dan membelai rambut gadis itu.

gadis itu mengangkat kepalanya terkejut melihat siapa yang membelai rambutnya dengan lembut. dan kaget ada orang yang sama sekali tak dikenalnya. siapa pemuda ini? apa dia suruhan ayah?, atau orang yang membelinya dari ayah dan akan menyiksanya.

"hah" desahan ketakutan keluar dari mulut Clara. ya gadis yang di tolong Daniel adalah Clara yang berusaha kabur dari ayahnya. dan sekarang dia kembali berjuang agar bisa keluar dari tempat aneh ini. apa yang harus dia lakukan.

Daniel yang melihat ketakutan dari mata Clara berusaha menenangkannya, niatnya hanya memegang tangan Clara malah di beri hadiah tamparan dari Clara yang panik.

Wow tenaga apa yang simpan oleh gadis ini pasti akan meninggalkan bekas diwajah Daniel. tapi dia berusaha untuk tidak merubrisnya. dia juga bingung harus bagaimana tiba-tiba saja ntah ide dari mana Daniel malah memeluk tubuh clara yang kurus kering, tentu saja Clara melawan memukul tubuh Daniel yang pastinya tak ada efek kepada Daniel.

SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang