BAB VII

4.3K 238 11
                                    

"Namanya Clara, aku menemukanya di dek kapalku saat aku sedang berpesta dengan teman-temanku, dalam keadaan yang sangat-sangat menyedihkan tubuhnya kurus kering, kulit pucat seperti mayat. Kami sempat berfikir dia sudah mati saat itu. Badannya penuh luka dan memar hampir diseluruh tubuhnya sampai-sampai dia dibungkus seperti mumi saat di masih dirumah sakit, satu tulang rusuknya juga patah sehingga harus dioperasi. Belum lagi dia juga memiliki trauma psikis yang membuatnya tak bisa bicara dan takut pada semua orang asing" cerita Daniel panjang lebar.

Semua yang mendengar cerita Daniel merasa sedih dan tersentuh. Malam ini mereka sedang berkumpul di meja makan kecuali Clara, Clara Masih Belum Bangun tidur dari tadi siang. Mungkin Karna kelelahan.

"Bagaimana dengan orang tuanya nak Daniel" tanya bi May sambil mengusap air matanya yang tak berhenti sejak mengetahui keadaan Clara sebenarnya.

"Aku sudah menyuruh seseorang untuk menyelidikinya bi. yang aku khawtirkan orang tuanyalah pelakunya. karna sesuai dengan kondisinya kata Milly, trauma psikis itu biasanya dialami dari orang terdekatnya dan bisa jadi ini keluarganya".

"Astaga, gadis yang malang... lalu rencana nak Daniel apa sekarang?"

"Ntah lah aku juga blom tau bi" jawab Daniel yang juga bingung.

"Menurutku mungkin sebaiknya dia disini dulu sampai tau kebenarannya"saran Milly yang juga turut hadir disana.

"Oia dimana dia? Aku tak melihatnya" tanya Milly yang penasaran dengan keberadaan clara.

"Tadi masih diatas dia tidur dari tadi siang dan masih belum bangun, sebentar biar aku lihat dia" yang lain hanya mengangguk saat Daniel pergi melihat Clara.

Daniel sampai didepan pintu kamar Clara dan mengetuknya, 'bisa jadi dia masih tidur, Daniel hanya tersenyum kecil membayangkannya' Daniel langsung saja membuka pintu tanpa menunggu jawaban lagi, didalam kamar Daniel bingung karna tak melihat Clara, Daniel melihat keseluruh kamar beserta balkon tapi tak juga menemukannya.

"Clara dimana kau?" Panggil Daniel yang hampir panik lalu melihat ada darah dilantai dari kasur ke kamar mandi yang tidak tertutup rapat tanpa pikir panjang Daniel langsung membuka pintu.

Daniel kaget saat melihat Clara yang langsung melompat kaget dengan wajah pucat, lalu banyak darah dipakaian dan tangannya. Seketika Daniel panik.

"Clara !!!"

Teriak Daniel yang begitu keras membuat seisi rumah gempar dan langsung berlari ke arah suara Daniel. Betapa kagetnya mereka melihat Daniel yang sedang memeluk Clara yang sangat ketakutan.

===============================

"Bagaimana keadaanya Milly, apa dia baik-baik saja dan kenapa dia berdarah, apa dia terluka?" Milly hanya mengangkat sebelah alisnya saja melihat reaksi Daniel yang bisa dikatakan berlebihan.

Daniel makin bingung dengan reaksi milly yang biasa saja.

"Kenapa expresimu biasa saja? Hei jawablah !!!" Ucap daniel sambil mengguncang bahu Milly.

"Kau tak perlu cemas Daniel, dia baik-baik saja dan lepaskan tanganmu, kau terlalu berlebihan mencemaskan seorang gadis yang hanya datang bulan"

Fix semua hanya melongo mendengar penuturan Milly tanpa terkecuali Daniel.

Sadar dengan reaksinya Daniel hanya tertawa geli bagaimana bisa dia bersikap begitu berlebihan seolah-olah clara sudah diambang kematiannya belum lagi dia sempat membuat seisi rumah heboh.

"Kau berlebihan Daniel, kau berteriak seperti itu dan membuat semua mendadak mendapatkan serangan panik, tak bisa kupercaya" sindir Rui kesal.

"Mana aku tahu kalau dia cuma datang bulan, memangnya kau akan bereaksi seperti apa melihat seorang wanita tak bisa bersuara lagi bersimbah darah" jawab Daniel tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Semua yang melihat perdebatan Daniel dan Rui hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Sudahlah tidak bisakah kalian berdua bersikap santai" jawab bik may menengahi. Jujur kepalanya akan pusing jika kedua orang ini tidak bisa diam.

"Nak Milly apa kau sudah mengganti pakaiannya?" Tanya bik may lagi.

"Belum bi, aku menyuruhnya mandi dulu tadi, dia sempat bingung cara menggunakan kamar mandi" jelas Milly sambil tersenyum geli.

"Apa kau juga sudah memberinya 'pembalut'?" Ucap bi may sambil berbisik yang membuat Daniel dan Rui penasaran dan berusaha menajamkan pendengarannya.

Milly hanya tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya.
"Belum bi, aku tidak bawa stok, apa bibi punya?" Kali ini milly yang berbisik ke bik may.

"Aduh neng kan tau bibi udah tua neng, udah pensiun dari hal seperti ini, anak bibi yang perempuan juga lagi tidak dirumah, dia kan kuliah di kota' bisik bi may yang semakin membuat Daniel kepo.

"Apa yang kalian bicarakan, kenapa bisik-bisik" ucap Daniel yang sudah penasaran tingkat maksimal.

"Humm begini daniel, karna dia sedang datang bulan otomatis dia pasti membutuhkan perlengkapan tambahan, masalahnya aku dan bi may sama-sama tidak membawanya jadi kita harus membelikan ini buat Clara.

Daniel dan Rui mengerutkan keningnya dan saling pandang, bingung dengan penjelasannya Milly.

"Jika itu memang diperlukan ya berikan saja, kau tak perlu masalah dengan harga aku akan membelikannya seratus kali lipat jika perlu" ucap Daniel sungguh-sungguh.

"Katakan apa itu?" Ucap daniel.

"Hmm itu yang dibutuhkan wanita sedang menstruasi den, yang bersayap dan ada perekatnya" jawab bi may dengan malu-malu yang semakin menambah kerutan dikening daniel.

"Ya apa itu, benda apa yang bersayap dan berperekat, kau mengerti maksud mereka Rui" dan Rui hanya menggeleng tak paham.

"Hmm itu tuan, wanita menyebutnya pembalut dan itu selalu dipakai selama menstruasinya belum selesai" jelas bi may dan Milly hanya tersenyum melihat kebingungan Daniel. 'Benar-benar tidak mengerti wanita' pikir Milly.

Rui yang langsung paham maksud bi may langsung mengaduh beralasan sakit perut dan berlari ke kamar mandi, dia tak mau jika dia yang disuruh daniel untuk pergi membelinya, bisa malu dia.

Daniel hanya menatap punggung Rui bingung yang lari dengan langkah seribu. "Lalu apa masalahnya berikan saja"

"Begini bodoh" sanggah Milly yang kesal melihat daniel masih tak mengerti. Dia butuh pembalut, kami berdua tidak punya dan tidak membawanya karna kami sedang tidak datang bulan jadi kau harus membelikannya diwarung luar sana".

"Hei kenapa aku, kalian saja yang membelinya" Daniel berusaha mengelak, pantas saja Rui langsung kabur tadi, ck.

"Kau gila ini sudah malam daniel, bahaya untuk kami berdua keluar didaerah sini, bagaimana jika kami di culik" Milly juga tak mau kalah langsung memvantah daniel, karna sejujurnya dia memang takut untuk keluar apalagi sudah malam seperti ini, mana si Liam itu tidak jadi ikut lagi gara-gara ada operasi dadakan.

"Bagaimana bisa aku membelinya aku ini laki-laki apa kata tetannga nanti".

"Ya sudah jika kau tidak bisa sedangkan aku takut lebih baik berikan besok pagi saja, dan biarkan kasurmu berceceran".

Daniel semakin terpojok oleh ucapan milly.








===============================

HAI HAI HAI. MAKASIH MASIH NUNGGUIN CERITANYA.

MAAF BANYAK TIPO YA HEHE

SEE U NEXT CHAPTER...

SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang