Jangan Pergi!

1K 88 5
                                    


"Aku tak pernah bisa dekat dengan orang lain, kecuali kak Suho atau dokter Kim. Tapi kenapa dengan gadis itu. Aku merasa nyaman. Hati ini memilihnya. Yah, benar. Hati ini mengarah padanya" -Chanyeol

Author Point of View

So Hyun tanpa sadar meremas-remas jemarinya. Dengan hal itu mungkin dapat mengurangi rasa cemas pada Chanyeol.

"Chanyeol tidak apa-apa. Ia baik-baik saja" hati kecilnya menggema berkali-kali menguatkan.

"Ia anak yatim piatu dan memiliki trauma. Ketika Chanyeol masih kecil, dia pernah jadi korban kekerasan seksual" ujar dokter pribadi Chanyeol di sebelah So Hyun.

Dokter itu kemudian menyenderkan bahunya ke dinding depan kamar rawat Chanyeol yang sedari tadi tegang, menghela nafas panjang dan melanjutkan penjelasannya lagi.

"Pencabulan... seingatku yang diceritakan pihak yayasan pemilik panti asuhan. Ehmmm....Ketika kejadian itu semua anak panti sedang mengadakan perkemahan di pinggir pantai-merayakan tahun baru. Entah mengapa Chanyeol bersama sahabatnya pulang ke panti. Waktu yang tidak tepat, seorang preman yang sedang mabuk melampiaskan nafsu bejatnya kepada dua anak itu. Chanyeol dicabuli dan sahabatnya meninggal karena pukulan balok di kepalanya. Karena trauma yang hebat, ia bertahun-tahun menjadi pasienku. Ia masih Schneiderian, istilah Penderita Skizofrenia tahap awal. Karena semangatnya yang tinggi, ia berangsur sembuh. Walau dia lupa sama sekali akan kronologi trauma tersebut. Sampai setahun yang lalu entah mengapa dia kembali ke panti dan di perjalanan mendapat kecelakaan mobil. Hingga ia menjadi seperti ini lagi. Tak disangka karena tekanan terus menerus menimbulkan kerusakan pada otaknya. Kasihan sekali dia.
Dia pemuda yang baik dan pekerja keras. Bahkan aku sudah menganggapnya menjadi adikku. Aku tak tahu perkembangan penyakitnya sudah sampai sejauh ini. Maafkan aku Chan....karena pergi meninggalkanmu" mata seorang
pria paruh baya itu berair. Wajah lelahnya jelas membuat rautnya terlihat makin sedih.

"Sebaiknya jangan paksa ia terlalu keras untuk mengingat masa lalunya. Jika kondisinya sudah stabil. Aku akan menjadwalkan operasi untuknya. Aku tahu kamu tidak memiliki ikatan hubungan dekat dengan Chanyeol, tapi bolehkan aku minta tolong padamu. Bantulah ia sampai sembuh. Ia tidak punya siapa-siapa. Hanya kita" pinta dokter spesialis kejiwaan itu memelas pada So Hyun.

"Pastinya!Dia orang yang penting bagiku. Aku akan selalu menjaganya dok" So Hyun meraih tangan besar dokter itu, mengumpulkan kepercayaan. Entah mengapa, hatinya memintanya mengatakan hal itu.

Benarkah dia mulai menyukai Chanyeol.

.
.
.

Keesokan harinya. So Hyun mengelap wajah pucat Chanyeol dengan air hangat. Ia sibak dengan lembut rambut poni hitam Chanyeol. Dilakukannya hati-hati agar si pasien tersebut tidak kaget.

Setelah selesai ia duduk di sebelah ranjang dan menggenggam tangannya, seakan mentransfer semangat dan kebahagian pada Chanyeol.

2 jam kemudian...

Chanyeol belum sadar juga. Mungkin ia menikmati tidur nyenyaknya yang belum tergantikan selama ini. So Hyun tak berani membangunkannya dan ia sabar menunggu. Memandang lekat wajah Chanyeol yang ternyata begitu menarik hati. Membuat perasaan sayang perlahan tumbuh. Membuat ia tak lelah memandang lagi dan lagi.

Sekarang tiba-tiba ia menjadi sibuk sekali. Pagi tadi, ia sudah ke rumah Chanyeol mengambil pakaian ganti dan keperluan lainnya. Tapi ia tidak berani mengambil uang di dompet Chanyeol untuk membayar biaya perawatan rumah sakit. Mau tak mau, ia menguras semua tabungannya demi Chanyeol. Ia dengan mudah menebak pasword apartemenya lewat tanggal lahir pria jangkung itu.

Ia juga sudah memberi tahu asisten pribadi Chanyeol di Chan Reccord ataupun di beberapa cabang Restoran Chan Su bahwa pemiliknya sedang sakit. Bisnis tetap harus berjalan dengan baik. Walau So Hyun tidak paham dengan dunia itu. Tapi ia bisa mengaturnya ala manajemen ibu rumah tangga didikan ibunya.

NIGHTMARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang