Sleep Paralysis

1.1K 94 2
                                    

So Hyun Point of View

-Rumah So Hyun-

Produser itu memang aneh. Iya sih. Dia memang cool dan menarik, tapi dengan temperamen meledak-ledaknya itu, siapa yang akan tahan. Mulutnya pedas. Gayanya sombong. Wajar saja ia tak memiliki teman. Dasar orang aneh!

Ya, benar aneh sekali. Kenapa dia pergi sendiri ke pantai itu dan bermain-main tak jelas sendirian di tempat sepi itu. Aneh sekali bukan. Apa dia memuja setan atau dia sedang berguru ilmu hitam. Seperti sekte -sekte sesat yang sering aku baca di internet. Ayolah So Hyun, imajinasimu begitu liar.

Ahhhh.....Sebaiknya aku menyiapkan materi lagu untuk esok. Atau muka si cabai itu makin merah panas memarahiku. Dan tentunya telingaku juga akan ikut panas. Kapan penderitaan ku berubah.

Ku langkahkan kakiku ke arah kamar yang entah sudah berapa hari tak ku rapihkan. Semua kertas berceceran di atas tempat tidurku. Menutupi warna asli sprei berwarna merah muda itu. Aku bereskan satu persatu kertas di atas ranjangku sambil sesekali berfikir lirik yang indah untuk penyanyi debut kemarin.

Ku letakkan pantatku di kasur empuk itu sekenanya. Kemudian mulai mengawang-awang sebuah lirik lagu.

Tatapan...iya aku jadi ingat tatapan itu. Tatapan mata si tuan Chan. Owh...kenapa hatiku jadi bergetar. Ada sebuah perasaan mengalir yang seakan-akan sudah lama aku tunggu. Tentunya itu hal yang indah. Mengingatnya seakan aku meleleh. Dan bibirku refleks tersenyum. Hatiku tambah menghangat. Dan rasanya aku ingin mengulangi scene itu berkali-kali hingga aku menguap habis.

"Tak mungkin ah, aku menyukai dia. Walau fisiknya tipeku tapi wataknya yang menjengkelkan itu. Tentu saja aku tak mau! Tarik napas So Hyun kamu hanya kagum dengan kemasannya" aku bermonolog sendiri di kamar seperti orang gila lagi dan lagi.

---,,---

Studio Rekaman Chan Reccord

"Pagi!" Aku sapa orang - orang di kantor dengan nada ceria.

Ku lihat mereka hanya malas-malasan di ruangan reccording. Ku perhatikan wajah mereka satu-satu, wajah pasrah dan pesimis seakan-akan lagu mereka tak laku sama sekali.

"Ada apa dengan wajah kalian?" Tanyaku penuh selidik.

"Tuan Chan makin aneh saja, semua yang kami lakukan salah dimatanya" jawab pemuda tampan itu, bernama Roy Kim yang sedang memproses lagu debutnya.

"Mungkin datang bulannya tak berhenti-henti hingga sekarang, coba aku rayu dia lagi" jawabku asal dengan bercanda.

Walau dalam hati sebenarnya aku takut dan sudah membayangkan surat pengunduran diri di pikiranku dengan jelas perkata demi kata.

Sejurus mata mereka berbinar, seakan berkata 'kau memang pahlawan kami'. Selama ini tak ada yang berani mendekati pria jangkung itu.

---,,---

Ruangan Kantor

Chanyeol Point of View

Entah mengapa aku jadi seperti ini. Aku merasa benci dengan diriku sendiri. Aku tak bisa membedakan apakah ini benar nyata atau halusinasi. Sosok menyeramkan itu sering hadir menggangguku. Mimpi itu kembali berulang-ulang. Persis sama dengan ingatan pembunuhan kemarin. Tak ada yang kurang atau tak ada yang lebih.

Tapi tentang kak Suho, aku percaya padanya. Tidak ada satupun alasan untuk membuatku tak percaya padanya. Kenapa mahluk itu menyamar menjadi Kak Suho ketika di pantai. Kak Suho...aku begitu menyayanginya. Dia satu-satunya yang bisa aku sebut menjadi keluarga di dunia ini.

NIGHTMARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang