Pesawat Kertas

899 78 3
                                    

Author Point Of View

"Aku tak bisa buat tenda, Dok. Mana hotel jauh?" So Hyun merebahkan tubuh lelahnya di atas pasir pinggir pantai.

Terik matahari membuat ia mengenakan kacamata hitamnya lagi, dan membiarkan tubuh langsing itu bermandikan sinar mentari.

"Apa ku bilang, kenapa kalian repot-repot membawa tas itu! Kita tidur di sana saja!" Ujar pemuda berkaos putih itu sambil menunjuk ke arah panti asuhannya dulu, tak sabar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padanya.

Chanyeol menendang usil kaki kiri So Hyun

"Awwww.....Ketika sakit juga dia sangat menyebalkan. Serius So Hyun kau jatuh cinta dengan pria cabai seperti ini" rutuk So Hyun dalam hati.

"Ayo kita ke sana, kepala batu" ledek Chanyeol.

So Hyun diam saja, mengacuhkan Chanyeol.

"Lihat! Awan itu...itu mirip sebuah...pesawat. Ya pesawat kertas!" Terang So Hyun mulai lagi dengan imajinasi liar.

"Apalagi sih, anak satu ini. Apa dia mulai berdelusi karena cuaca sangat panas ini" Batin Chanyeol mengumpat.

Chanyeol kembali teringat akan mimpinya waktu itu. Chanyeol kecil membawa pesawat kertas bersama sahabatnya. Kemudian tanpa ba bi bu, Ia merebahkan tubuh jangkungnya di sebelah So Hyun memandang awan yang diceritakan tadi. Ia menerawang dengan pandangan nanar.

"Dok, apa ada teman khayalan di dunia medis?" Tanya Chanyeol pada Dr. Kim yang berada tidak jauh dan sedang meneguk air mineral dari botolnya. Memang sedari tadi dokter berbaju biru laut itu sibuk dengan perkakasnya.

Glek...glek...

"Apa!Teman khayalan. Waktu kecil mungkin. Memang ada. Kenapa?" Sambil sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya.

"Ah sepertinya aku punya. Tapi apa bisa bertahan sampai sekarang?" tanyanya Chanyeol lagi penasaran.

"Cabai. Aku kan sudah pernah berkata padamu. Itu memang ada, aku juga punya waktu kecil" So Hyun menimbrung.

"Kepala batu. Aku kan bertanya apakah bisa sampai sekarang. Dan aku bukan cabai!" Chanyeol mendengus kesal.

"Hei sudah! Jangan berkelahi lagi. Baiklah. Ayo kita cek kesana. Memperluas layar ingatan Chanyeol. Tapi tidak menginap. Kita nanti menginap di rumah warga saja" terang Dr. Kim menengahi.

"Oh ya...ini minum obatmu Chan. Jangan paksakan tubuhmu jika lelah" Dokter Kim mengambil dua butir obat dengan warna berbeda dan memasukan obatnya ke mulut Chanyeol yang sudah duduk di hadapan dokter penyayang itu.

Chanyeol meraih botol mineral dari tangan Dr. Kim. Pahit dan membuat mual. Chanyeol meringis dan terbatuk. So Hyun dengan refleks mengusap punggung lebar pemuda penderita Skizofrenia itu.

"Kita ke panti itu, owh...itu begitu menantang seperti tim Ghost Buster" seru So Hyun bersemangat, dia memang mood booster, lihat gayanya sudah berfose ala sailormoon yang akan menumpas penjahat.

Dokter Kim dan Chanyeol sontak tersedak akan air mineral yang sedang mereka sruput dengan botol mereka masing-masing.

Kemudian melihat So Hyun dengan pandangan iba, apakah penderita gangguan jiwa ini sebenarnya bukan Chanyeol. So Hyun terlihat lebih tidak normal. Batin dr Kim dengan muka kasihan.

"So Hyun memang manusia langka dan perlu dilestarikan" celetuk Chanyeol masih terpana dengan kelakuan unik penulis lagu di studio rekamannya itu.

.
.
.

Mereka pun berjalan bersama ke arah panti asuhan yang letaknya di daratan yang lebih tinggi. Chanyeol berjalan paling depan. Sesekali menengok ke belakang melihat So Hyun dengan muka cemberut dan Dr. Kim yang sepertinya sudah kehabisan nafas menaiki bukit, mungkin pengaruh usia.

NIGHTMARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang