Area sekolah SMA Kartika begitu ramai oleh para siswa -siswi yang sedang bertanding basket antar kelas, mulai dari anak kelas X hingga anak kelas XII. Pertandingan yang diadakan oleh pihak sekolah yang dilaksanakan setahun sekali. Sorak gembira terdengar dari seluruh murid yang sedang mengelilingi lapangan basket. Dan di sinilah terlihat kegantengan yang di atas rata - rata hingga yang biasa aja. Semuanya berada di sini.
Pada babak ini dengan skor seri, membuat seluruh para penoton tegang yang sedang menyaksikan jalannya pertandingan. Apalagi kini yang sedang bertanding adalah anak kelas X - 3, Aldo sebagai ketua tim melawan XII IPA -1, Raja si ketua osis.
Lapangan kali ini benar - benar sesak oleh para siswa yang sedang bersorak sorai dengan ricuh. Apa karna berteriak histeris melihat para cogan yang sedang bertanding ataupun berada di pinggiran lapangan menunggu giliran pertandingan.
"Raina" teriak Gita yang berada di kerumunan murid kelas X - 3. Lalu berlari kecil menghampiri Raina.
"Rain! Lo mau kemana?"
"Mau ke kelas" ucap Raina melirik ke arah Gita yang sudah berada di sampingnya.
"Gak usah deh, kita ke lapangan aja soalnya kelas kita lagi tanding. Lo gak mau dukung apa?" ucapnya lalu menyeret Raina ke kerumunan anak kelas X - 3.
Jika sudah seperti ini akhirnya Raina harus mengiyakan keinginan sahabatnya. Kini mata Raina menyapu setiap sudut area lapangan basket. Hingga akhirnya ia melihat Keyra yang berada di sudut kanan lapangan bersama anak cheers lainnya, meliriknya dengan tatapan setajam burung elang.
Inilah yang di tunggu - tunggu akhirnya tiba. Kini Aldo dapat memasukan bola orange itu ke dalam ring basket. Tepat setelah bola masuk, peluit panjang terdengar tanda pertandingan telah selesai.
Berkat kerja sama yang baik dan akhirnya Aldo bisa melemparkan bola orange itu dengan sekali tembakan jitunya. Kemenangan pun di raih oleh anak kelas X - 3. Suara teriakan dan siulan begitu keras terdengar sangat jelas sebagai tanda kebahagiaan anak kelas X - 3.
Aldo sang kapten basket kini tak henti untuk memasang wajah sumringah. Ia sangat senang bukan kepalang, senyumnya terus saja mengembang. Dan yang tidak luput di lupakan detik itu juga mereka tebar pesona, sehingga membuat para siswi yang mendukung mereka menjerit penuh kegilaan.
Dan sebagai tanda kemenangan, seluruh anggota tim basket mengulurkan tangannya ke depan untuk bertos ria.
"Sukses" ucap mereka serentak.
Kini Aldo sedang duduk sambil memainkan ponselnya bersama Rendi, Farel, dan Bobby. Teman satu perjuangannya. Dengan keringat yang masih saja bercucuran di sekitar dahi dan wajahnya.
Mereka memang selalu berempat seperti anak kembar indentik. Tapi, meskipun begitu setiap indifidu memiliki sifat dan tingkah laku yang berbeda - beda.
"Selamat atas kemengannya Aldo, meskipun kamu sedikit petakilan tapi bapak bangga kepada kalian" ucap Pak Riyan, wali kelas X - 3 sambil memberikan piala beserta amplop berisi sejumlah uang.
"Ah, Bapak bisa aja" balas Farel sambil nyegir seperti kuda liar.
"Kita memang pembuat onar Pak. Tapi, nakalnya kami dengan terhormat dan liarnya kami yang bertanggung jawab" ucap Aldo dengan tampang tak berdosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELANGKAH
Teen FictionOrang bilang, pertemuan pertama selalu kebetulan. Tapi, bagaimana cara menjelaskan pertemuan - pertemuan selanjutnya? Apakah tuhan ikut campur di dalamnya? Raina Abrina Rafaela - Awalnya cuek, gak peduli, bodo amat, dan acuh! Namun, entah kenapa, tu...