Part 4

204 21 3
                                    

"Punya nyali juga kalian" kata seorang anak laki-laki dengan badge nama Ridho dan mengenakan seragam Persada Bangsa

"Kenapa kita harus gak punya nyali" jawab Alvin dengan nada meremehkan

Alvin dan Riel berdiri dengan gagah memimpin "bala tentara" Tridaya Nusantara siang itu

"Setelah apa yang lo lakuin sama adek gue, lo kira gue bakalan biarin lo lolos gitu aja hari ini" kata Ridho dengan penuh kebencian

"Gue gak minta ditaksir dan ditembak sama adek lo. Harusnya adek lo siap patah hati ketika dia mutusin nembak gue bukan malah ngadu ke kakaknya dan lo ngibarin bendera perang dengan nyerang salah satu temen gue" kata Alvin

"Lo tau kan kita berdua bisa ngelakuin apa aja ke Jessi selama dia masih di Tridaya" kata Riel

Riel yang biasanya murah senyum akan berubah 180 derajat jika sudah berdiri disamping Alvin dalam ajang tawuran. Ridho dan anak-anak Persada Bangsa yang lain langsung berlari maju menyerang Alvin dan teman-temannya. Hanya Alvin dan Riel yang tawuran dengan tangan kosong karena mereka cukup ahli berkelahi. Tak lama terdengar suara sirene mobil polisi mendekat

"Shit" gumam Ridho yang saat itu berhadapan dengan Alvin

Alvin hanya memandang dengan wajah meremehkan dan mengedipkan sebelah matanya. Sementara Ridho mengajak teman-temannya untuk mundur

"Urusan kita belum selesai" kata Ridho tajam

"Jangan lupa cuci kaki sama minum susu sebelum tidur dho" teriak Riel dengan nada mengejek

"Ayo vin, yel" kata salah satu anak Tridaya yang ikut tawuran

"Bawa mobil gue yel" kata Alvin melemparkan kunci mobilnya kearah Riel

"Yan, mobil gue dong" teriak Riel pada Septian yang tak jauh didepannya

Septian menggeleng melihat tingkah kedua anak tersebut lalu mengikuti menuju parkiran.

"Kena bagian mana?" tanya Riel sambil menyetir

"Kegores dikit dilengan kanan. Lo?" tanya Alvin sembari menggulung lengan kemeja putih yang sudah berubah warna

"Sama kanan. Sialan si Fakhri bawa-bawa piso segala" jawab Riel menggulung lengan kemeja putihnya dengan tangan kiri

Mobil sport putih milik Alvin berhenti ditaman perumahan tempat Riel tinggal. Riel harus membersihkan lukanya agar sang ibu tidak tahu akan aktivitas tawurannya selama ini.

"Gak mampir vin? Ditanyain mom" kata Riel begitu sampai didepan rumahnya

"Next yah yel. Salam aja buat mom. Jadwal bude kunjungan ke rumah nih. Entar dia ngomel sepanjang segala abad gue pusing" kata Alvin

Riel tertawa mendengar gerutuan Alvin

"Sip. Hati-hati vin" kata Riel mengambil blazernya disandaran kursi dan keluar

Alvin membunyikan klakson sebelum mobilnya kembali berbaur dengan mobil-mobil lain membelah jalanan Jakarta yang padat.

"Kok baru pulang Calvin? Darimana aja?" tanya seorang wanita begitu Alvin menginjakkan kaki dirumah megah tersebut

"Tadi ada latihan basket buat turnamen dulu bude" jawab Alvin

"10 menit lagi bude tunggu dimeja makan vin" kata wanita itu lagi.

Alvin hanya mengangguk lalu segera menuju kamarnya. Wanita cantik keturunan Jawa tersebut hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan anak kakak perempuannya itu. Resha sudah berusaha untuk mengajarkan Alvin mengenai budaya yang sejak dulu dipegang teguh oleh keluarga ibunya yang memang keturunan kesultanan Jawa tetapi selalu saja tidak pernah dituruti. Bahkan ketika pulang dari mana-mana Alvin cenderung langsung masuk tanpa salam. 10 menit kemudian Alvin ke meja makan dengan menggunakan kaos dan celana pendek

Catch Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang