Chapter 2 -O-

695 60 1
                                    


Malam pertama.

Setelah acara pernikahan selesai, kedua mempelai menuju rumah baru mereka. Karna terlalu lelah, sehabis mandi dan makan malam keduanya langsung tidur. Malam ini, jadwal Woohyun untuk tidur di kamar tamu. Mereka berdua sudah sepakat tentang jadwal pembagian siapa yang pakai kamar utama.

Malam itu udara sangat dingin. Karna rumah baru, penghangat ruangan baru ada 1 di kamar utama. Alhasil, Woohyun harus tidur kedinginan. Dia memakai 3 lapis selimut, tapi tetap saja dingin. Saking tidak kuatnya, Woohyun menghampiri kamar utama. Eungi tidur disana. Berharap Eungi berbaik hati dan mau berbagi kamar dengannya.

Ngeekk....

Pintu kamar Eungi dibuka. Tidak dikunci. Eungi memang gadis penakut. Dia tidak pernah mengunci pintu kamarnya. Katanya akan sulit melarikan diri kalau-kalau ada hantu dalam kamarnya. Konyol.

"Eungi ya......", panggil Woohyun yang sudah setengah mati mengantuk dari ambang pintu. Tapi tak ada respon.

"Eungi ya .....", panggilnya lagi. Kali ini agak lebih kencang. Eungi terbangun. Tapi hanya setengah sadar. Dia mengucek matanya.

"Eoh... wae?"

"Kamarku dingin sekali. Tidak ada penghangat ruangan. Aku sangat mengantuk. Bolehkah aku tid..."

"Kemarilah ..."

Reaksi yang tidak disangka. Mungkin karna masih setengah sadar. Eungi membuka sebagian selimutnya. Mengajak Woohyun tidur disampingnya. Woohyun yang juga sudah sangat mengantuk, langsung berhambur ke kasur besar nan nyaman itu. Mereka nampaknya sudah sangat lelah sehingga tidak peduli apapun.

Beberapa kali mereka berubah posisi tidur. Saling berhadapan, saling membelakangi, Eungi memeluk pinggang Woohyun, hingga posisi dimana mereka saling berpelukan. Persis pengantin baru. Tapi bukan malam pertama, mereka hanya tidur bersama.

Cahaya matahari yang begitu hangat. Ini hari pertama mereka bersama setelah menikah. Keduanya sudah mengajukan cuti selama seminggu. Supaya terlihat seperti pasangan menikah sungguhan. Rencananya esok mereka akan pergi ke Jeju, honeymoon.
.
.
.
"Jal Jasseo, Chagiyaaa??", sapa Woohyun menyadari gadis yang tidur dipelukannya sudah mulai membuka kelopak matanya.

"Eo ! Kenapa kau bisa ada disini?", Eungi mengangkat kepalanya, kaget, dan menemukan wajah Woohyun yang masih tidur. Matanya masih rapat. Tampan sekali.

"Ahh... sudahlah. Ayo kita tidur lagi."

Bisa dibayangkan bagaimana Eungi yang begitu terkejut. Dia tidur dalam pelukan Woohyun.

Woohyun mengeratkan dekapannya pada Eungi. Keduanya tidur di kamar utama. Kelihatannya Eungi tidak ingat kejadian semalam. Tapi Woohyun ingat. Setelah berhasil mendekap Eungi, dia tidur lagi.

Perasaan Eungi tak karuan. Bagaimana tidak. Dalam posisi begini, dia bisa mendengar dengan jelas detakan jantung namja yang dia cintai. Ada dalam pelukannya, tidur di kasur yang sama, pipi Eungi memanas. Membayangkan hal yang bukan-bukan yang mungkin terjadi semalam. Setengah mati dia berusaha mengingat, tapi nihil. Dia hanya ingat malam tadi adalah jadwal Woohyun tidur di kamar tamu.

"Woohyun-ah.. lepaskan pelukanmu. Aku harus mandi", tidak seperti biasanya. Kali ini nada bicara Eungi terdenger lemah sekali. Seperti dia hanya berpura-pura minta dilepaskan.

"Kita kan sudah cuti seminggu ini. Istirahatlah lagi. Acara kemarin menghabiskan seluruh energiku, apa kau tidak?", bukannya melepaskan Woohyun malah makin mengeratkan pelukannya. 'Namja sialan', batin Eungi. Mengambil kesempatan saja. Tapi Eungi tidak banyak melawan. Keduanya malah kembali tidur.

It Has To Be YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang