Chapter 8 - Our First

639 46 6
                                    

Benar tentang ramalan cuaca malam tadi. Telah terjadi badai salju ringan yang menandakan musim dingin tiba. Jalanan diselimuti salju putih yang sudah lumayan tebal begitu juga pohon-pohon di pinggirnya.

Dua pasangan yang baru saja menyatakan cinta mereka itu kini sedang tertidur pulas dalam balutan selimut hangat. Dua tubuh polos yang saling memeluk. Dua tangan yang saling menggenggam.

"Morning Hyun" Eungi yang bangun lebih dulu mengecup pipi Woohyun. Kepalanya bersandar di dada bidang suaminya. Senyum manis tak pernah lepas sejak dia membuka mata membayangkan kejadian semalam yang benar-benar jadi awal bagi dirinya dan Woohyun.

"Hmmh... gomawo Eungi ya"

"Mwoga? Untuk apa kau berterima kasih eoh?" tanya Eungi sambil berbisik di telinga Woohyun.

"Terimakasih untuk semal-" Eungi membungkam bibir Woohyun dengan telapak tangannya.

"Aish jangan bahas itu lagi. Aku malu" rona merah menghiasi pipi chubby Eungi. Woohyun menganggukkan kepalanya.

"Arayo... Eungi ya Saranghae~~"

"Saranghae Woohyun ah" Woohyun menarik tubuh Eungi semakin dekat dan mengecup keningnya.

Beruntung ini hari Minggu jadi mereka tidak perlu bersiap untuk pergi kerja.

Niat hati ingin meneruskan bemesraan, tapi cacing dalam perut meronta minta makan begitulah kenyataannya.

Setelah keduanya sepenuhnya sadar, Eungi beranjak ke dapur untuk menyiapkan sarapan. 3 butir telur dan beberapa helai daun bawang di aduk bersama lalu dimasak diatas api sedang dan jadilah telur gulung favorit Woohyun.

Ketika Eungi hendak mencuci peralatan memasaknya, dia dikagetkan dengan kedua lengan Woohyun yang melingkar di pinggangnya.

"Ya-ah! Kau mengagetkan saja"

"Dengan begini aku bisa mencium aromamu yang menenangkan. Biasakan dirimu Nyonya Nam" Woohyun berbisik dengan suaranya yang sexy di telinga Eungi.

"Aigo. Aku ini belum mandi"

"Ahaha.. Mana sarapanku, babe?"

"Lepaskan dulu pelukanmu kalau ingin makan"

"A-ah-ah-ah Aku mau makan sambil memelukmu babe" merengek khas bocah 4 tahun adalah jurus andalan Woohyun.

"Kau ternyata sungguh menggelikan Nam Woohyun" Eungi memukul pelan lengan Woohyun.

Mereka berdua berjalan ke meja makan dengan Woohyun yang masih memeluk Eungi dari belakang. Meski agak merepotkan Eungi tidak melawan saat harus duduk di pangkuan Woohyun sampai suaminya itu selesai makan. Dia bahkan menyuapi Woohyun.

"Yah Nam Woohyun hentikan! A-ah geli" Eungi berusaha menepis tangan Woohyun yang sedari tadi tidak lepas menggelitik pinggang perutnya. Namun dengan tenaganya Woohyun tidak mau berhenti.

"YA! NAM WOOHYUN!"

Mendengar teriakan dari Eungi, Woohyun seketika berhenti dan kembali duduk di posisinya. Menundukkan kepala dan melipat tangannya ke depan dada.

"Baik kalau itu maumu aku berhenti" ucap Woohyun dengan nada khas aegyonya.

Eungi tak pernah tahan saat Woohyun mengeluarkan jurus aegyonya. Hatinya seketika meleleh.

Eungi mengelus pelan kepala Woohyun. "Ehei.. kau ngambek? Kau tau kan aku tidak tahan geli."

"Jangan sentuh aku" Woohyun masih ngambek rupanya. "Yasudah aku menggelitik pinggang wanita lain saja."

"Ya-ah! Jinjja!"

"Heuheu... aku suka mendengar omelanmu aku juga suka saat kau tertawa makanya jadi suka menggodamu. Tapi kalau kau tidak mau, aku cari wanita lain saja untuk digoda" Woohyun beranjak dari posisinya.

It Has To Be YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang