Chapter 12 - Decision

578 45 39
                                    


"Hyun !"

Suara melengking khas Eungi itu menyentak pendengaran Woohyun, suara yang mendadak memenuhi lorong rumah sakit Seoul City.

Eungi berdiri di ujung lorong. Tangannya mengenggam ponsel. Didekatinya perlahan suaminya yang sedang jongkok di depan ruang operasi.

"Shhss... Tenang Hyun. Semua akan baik-baik saja." Eungi mencoba menenangkan Woohyun, menepuk pelan pundaknya.

"Eomma... Eomma... Ini semua salahku. Eomma..." Woohyun tak hentinya bergumam. Menyalahkan dirinya sendiri.

Eungi lebih mendekatkan dirinya, menawarkan pundaknya pada Woohyun. "Tenanglah Hyun. Ayo aku bantu kau berdiri, kita duduk di kursi itu saja. Lantainya dingin."

Flashback

Kantor Daeksang Oto

Suasana kantor tampak seperti biasa. Karyawan lalu lalang membawa tumpukan map yang entah berisi apa. Adapun beberapa yang tampak sibuk dengan komputer. Tapi semua mendadak menghentikan kegiatan mereka saat sang CEO melintas. Nam Woohyun, CEO muda yang terkenal perfeksionis dan galak pada karyawannya. Tak heran setiap karyawan akan refleks membungkukkan badan memberikan salam saat dia melintas.

"Selamat pagi Tuan Nam,"

"Annyeonghaseyo Nam sajangnim."

Bermacam-macam bentuk sambutan tiap karyawan. Hanya satu karyawan yang tak memberikan salam padanya,

"Hei Man... Kau datang pagi hari ini. Seminggu menghilang kau kembali dengan wajah secerah ini. Apa mungkin semalam... dengan istrimu...?" sambut Sungyeol tanpa sungkan merangkul pundak Woohyun yang sedikit lebih pendek dari dirinya.

"Lepaskan tanganmu. Sudah kubilang kan tetap jadi karyawanku saat di kantor, aish" Woohyun menepis kasar tangan Sungyeol dari pundaknya.

Bukannya menjauh Sungyeol malah menarik tangan Woohyun dan setengah menyeretnya,

"Ayo cepat. Ada yang ingin aku katakan padamu."

Mereka berdua berjalan cepat menuju ruang kerja Woohyun. Wajah Sungyeol tampak serius sekali membuat Woohyun penasaran.

Setelah membuka pintu ruangannya , Woohyun duduk di kursi kerja yang diikuti Sungyeol yang berdiri berseberangan,

"Sebenarnya seminggu ini kau kemana hah? Kau tahu kelakuan ibumu, dia mengacak seluruh kepengurusan Daeksang" tutur Sungyeol antusias.

"Mwo? Apa maksudmu?" Woohyun terlihat cuek dengan membaca koran tanpa memperhatikan Sungyeol.

Tok. Tok. Tok.

Pintu ruang kerja Woohyun diketuk dari luar.

"Masuklah-- Yoon Yue?" seketika mata Woohyun membulat sempurna setelah mengangkat kepala dan melihat sosok gadis yang baru saja masuk ruangannya.

"Inilah yang kumaksud" gumam Sungyeol pelan.

"Selamat Pagi Tuan Nam. Aku sekretaris barumu, Yoon Yue-imnida." Yoon Yue membungkukkan sedikit badannya.

"K-kau? Kemana Sujeong, sekretarisku?" tanya Woohyun heran.

"Ah, Nyonya Nam memberhentikannya minggu lalu Tuan. Mulai sekarang aku yang menggantikan Ryu Sujeong."

"Panggil saja Woohyun. Mendengarmu menyebutku Tuan membuatku geli, Yue. Kau boleh keluar." Woohyun memasang senyum terpaksa di wajahnya.

Bersamaan dengan Yue membuka pintu, seseorang dari luar juga hendak masuk. Kim Sunggyu, membawa beberapa berkas dalam map kertas.

It Has To Be YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang