Seorang pria tinggi menuruni motornya, dia melepaskan pelindung kepala yang ia kenakan sehingga memperlihatkan wajahnya yang tampan dengan mata bulat lucu—yang sangat jarang di temui di Korea, hidung mancung, dan bibir tebal yang sexy sehingga mampu membuat para wanita ingin mencicipinya. Setidaknya itu yang sering ia dapatkan dari para murid di sekolahnya. Tentu saja Chanyeol menikmatinya. Ibunya pernah bilang bahwa tidak baik menolak rejeki. Daripada mubazir mending di nikmati, iya kan?
Chanyeol memasuki rumahnya, ia melepaskan sepatunya dan menaruhnya di rak sepatu, lalu menggatinya dengan selop. Sejak Yura menginvasi rumah ini ia tidak diperbolehkan memakai sepatu di dalam rumah, takut ada kuman katanya. Padahal biasanya Chanyeol akan tetap memakai sepatunya bahkan walau ia sudah sampai ranjangnya, yang biasanya membuat ia tertidur dengan sepatu yang masih terpasang.
"Aku pulang!"
Tak ada jawaban. Chanyeol mengangkat bahu.
Mungkin sedang berbelanja pikirnya, lalu berjalan dan menaiki tangga menuju lantai dua, dimana kamarnya berada.Membuka pintu kamarnya. Ia menyipitkan mata, silau. Efek dari kamarnya yang terlihat sangat bersih, aura suram yang menghuni kamarnya pun telah hilang. Agak lebay sih, tapi mata Chanyeol yang terbiasa dengan kamar suramnya, dan ketika melihat kamarnya bersih ia seakan-akan melihat cahaya bling-bling dari kamarnya.
Chanyeol takjub dengan kemampuan Kakaknya dalam bersih-bersih yang bahkan melampaui pelayan yang biasa membersihkan kamarnya.
Wahh...Ternyata Yura berbakat menjadi pelayan, apa nanti aku memperkejakan dia saja ya?
batin Chanyeol dalam hati—adik yang durhaka.
Setelah membatin dan memikirkan hal yang membuat kakaknya ternistakan Chanyeol langsung mengganti baju seragamnya dengan baju santai. Baju santai berupa kaos oblong putih dan celana pendek selutut pun sudah terpakai, segera setelah itu ia lalu melemparkan baju seragamnya kesembarang arah, dan merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya.
Matanya menerawang ke arah langit-langit kamarnya, terlihat dua ekor cicak sedang kejar-kejaran, lalu kemudian mereka saling berhadapan dengan jarak dekat dan semakin dekat. Saat keduaanya akan menyatu, salah satu cicak menengok ke arah Chanyeol, lalu seperti berbicara dengan si cicak satunya. Keduanya kemudian menengok lagi ke arah Chanyeol, lalu memalingkan wajahnya, dan mereka pun pergi berdampingan.
Dihh!
Chanyeol mengerutkan alisnya, lalu kembali menerawang ke arah langit-langit kamarnya, bukan untuk melihat cicak sedang lovey-dovey tentunya. Cicaknya saja yang ke ge-eran.
Pikirannya melayang pada kejadian minggu lalu yang berhasil menjungkir balikan kehidupannya seperti sekarang.
.
.
.Seminggu sebelumnya...
"YAK PARK CHANYEOL!!!"
Seperti hari-hari sebelumnya, sekarang Yura tengah berdiri di samping ranjang Chanyeol dan berkacak pinggang.
teriakan lima oktafnya hanya di balas dengan lenguhan dari Chanyeol yang segera setelahnya mengeratkan pelukannya kepada guling yang bergambar Dara 2ne1 miliknya.
"Uhh ... Dara Noona berisik sekali~" Gumam Chanyeol sembari makin mengeratkan pelukannya terhadap 'Dara Noona-nya'.
"YAKK!!" Teriak Yura lebih nyaring dari sebelumnya. Tetapi bukannya terbangun, Chanyeol malah senyum-senyum, masih dalam keadaan tertidur, lalu menggosok-gosokkan hidung pada 'Dara Noona-nya'
Karena berteriak tak ada gunanya, ia pun menuju kamar mandi. Lalu kembali dengan sebuah gayung berisi air di tangannya, ia pun menyiram Chanyeol dengan sepenuh hati, seperti ia menyirami tanamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fujoshi [CHANBAEK]
Fanfiction[COMPLETED] Kaum Pelangi. Sesama Jenis. Gay. Chanyeol tak pernah mengerti apa yang terjadi dengan otak pintar kakaknya sehingga sangat suka dengan percintaan kaum gay. Namun alangkah sialnya-atau malah beruntung, ia mendapatkan dirinya telah jatuh c...