Tsuji-Ura

2.1K 118 23
                                    

Genre: Horror. Urban legend from japan

Summary : Joy menantang hatinya yang lemah untuk bermain Tsuji-ura. Permainan setan yang akan membuatnya mengetahui nasibnya. Apakah Joy bisa terhindar dari nasib buruk?
.
.
.

"Kau tahu tentang Tsuji-ura?"

"Tsuji-ura? Apa itu?"

"Itu permaianan setan yang sangat menegangkan. Sudah banyak rumor mengatakan jika korbannya terkadang menghilang"

"Eeh...? Bohong"

"Persimpangan jalan sepi dimalam hari, iblis dan setan berlalu lalang dalam bentuk manusia"

"Apa yang akan dilakukan jika kita bertemu mereka?"

"Tanyakan sesuatu sambil menutup wajahmu"

"Apa saja?"

"Tanyakan saja nasibmu... tapi jika dia menjawab takdirmu akan segera mati, maka segera lah pulang"

"Jika tidak pulang?"

"Jika tidak dia akan membawamu kedunianya"

.

"Tsuji-Ura"© 2016 by Thewi Choi

Joy menutup laptopnya sambil menggerakkan lehernya. Kamar sebesar 4x4 meter itu agak temaram. Joy memang sudah mematikan lampu kamarnya sejak jam 10 malam tadi.

Hawa dingin menyusup kebelakang lehernya. Joy menoleh. Gadis itu berdecak menyadari bahwa jendelanya belum tertutup sempurna. Lewat tengah malam, gadis cantik itu menutup rapat jendela kamarnya. Kini penerangan kamar itu semakin meredup, seberkas cahaya menyusup dari sela-sela pintu dan ventilasi. Setidaknya itu cukup terang bagi Joy.

Joy berbaring berharap akan segera terlelap. Namun pikirannya malah berlayar kemana-mana. Joy memandang sisir yang tergeletak di samping bantalnya. Sepertinya dia lupa mengembalikannya ke meja hias.

Joy mengambilnya.

.

'Pergilah kesebuah persimpangan jalan yang sepi. Gosokkan jari kebagian sisir sampai mengeluarkan suara sebanyak tiga kali. Ucapkan: Tsuji-ura. Tsuji-ura. Tsuji-ura...'

.

Suara Jam berdetak terasa sangat nyaring malam ini. Mungkin karena gadis itu masih terbangun ketika seluruh penghuni tertidur dengan nyenyak.

Joy duduk diatas tempat tidurnya. Kakinya menyuntai kelantai marmer yang dingin. Menikamti sensasi dingin yang menusuk-nusuk telapak kakinya. Tangan kecil Joy mengenggam sisir berwarna biru muda itu erat. Dia Penasaran.

.

Joy mengeratkan jaketnya untuk kesekian kalinya. Tak pernah menyangka jika tengah malam begini akan sangat dingin. Bahkan 3 lapis pakaian saja tak membuat Joy terhindar dari dingin yang menusuk.

Dari sini Joy bisa merasakan sepinya jalanan didepan rumahnya. Joy berdiri dengan wajah yang tak dapat ditebak. Onik matanya menyusuri keadaan komplek rumahnya.

Rumah besar didepan rumah Joy dengan pagar ungu itu milik keluarga Kim Yeri, adik kelasnya. Teras rumahnya teramam dan hanya diterangi sinar bulan yang samar. Terkesan dingin karena sang penghuni memang sedang berlibur selama seminggu ini. Joy hanya berani meliriknya sebentar.

Joy berjalan sambil sambil memeluk dua benda yang ada ditangannya. Nyalinya mulai menyusut.

"Ya Tuhaann... Aku pasti gila" cicitnya. Joy hampir berbalik pulang, jika saja dia tidak ingat ejekan Irene tentang betapa pengecutnya dirinya di kelas kemarin.

WGM Alert (Sungjae Joy-OneShoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang