Taehyung pernah berkata, "Hei, Jimin... Jangan merasa sendiri ya. Kami disini, disisimu... Karena Semua yang kau tanggung sendiri akan membuatmu lelah. Bicaralah, kami akan mendengarnya. OKE?"
***
Kamar itu hening, hanya terdengar sebuah deru nafas yang memburu diatas ranjang. Semua yang disana, memandang Yoongi penuh arti. Yang ditatap hanya menghela nafas kasar, dia seperti dituntut untuk menjelaskan sesuatu namun dia sendiri tidak tahu harus menjelaskan apa.
"Sungguh, aku tidak tahu apa yang terjadi padanya. Saat pulang, dia sudah dalam keadaan basah kuyup dan...", Yoongi diam sebentar,"dan kosong". Lanjutnya pelan.
Semuanya lagi-lagi terdiam, namun Seokjin mengambil baskom berisi air dan handuk itu dan mulai mengompres dahinya. Panas, panas sekali.. Seokjin tanpa sadar mengingat kejadian hari itu. Mengingat hal itu membuatnya kesal setengah mati.
"Apa kalian akan terus berdiri seperti orang bodoh disana?!" ucap Seokjin kesal. Ucapannya membuat yang lain tersentak kaget. Seokjin memandang mereka,"Yoongi buatkan Taehyung bubur, Hoseok hubungi manager katakan untuk menunda jadwal kita besok, Namjoon dan Jungkook kalian belilah obat pereda demam dan Jimin bantu aku disini!" Setelah dikomando semuanya melesat sesuai perintah Seokjin. Sepeninggal mereka, dia kembali melanjutkan kegiatan mengompres dahi panas itu.
Disana, diujung kaki tempat tidur. Jimin memandangi Taehyung. Tangannya terkepal erat, menahan marah. Beberapa menit sebelum Yoongi mengatakan bahwa Alien Hyperaktif itu demam, seseorang yang lebih tepatnya manager mereka mengirimi Jimin sebuah Video yang mampu membuat amarah dan rasa cemasnya muncul.
Flasback
Sesampainya di dorm, Jimin langsung berlari ke toilet untuk menuntaskan hasrat kencingnya. Tidak dipedulikan suara Namjoon yang dia tabrak karena lari terburu-buru. Saat hendak mencuci tangan setelah selesai, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Tangannya mengeluarkan ponsel, disana tertera nama manager BTS. Dahinya berkerut samar mengetahui apa yang dikirim sang manager, sebuah video. Karena penasaran, dia pun membuka video itu di toilet. Hal pertama yang dilihat adalah sebuah rumah bercat putih yang terlihat jelas dari atas jalan, karena rumah itu ada disekitar bawah tanjakan jalan kecil. Jimin merasa pernah melihat rumah itu, tapi dia tidak ingat kapan.
Detik berikutnya, tubuhnya menegang. Disana, ada seseorang yang didorong keluar rumah itu dengan keras hingga tubuhnya membentur tanah. Orang itu berusaha bangun dan duduk bersimpuh didepan orang yang mendorongnya. Jimin tidak mendengar apa yang dikatakan oleh mereka, namun Jimin tahu orang itu sedang memohon dan si pendorong menatapnya dengan benci. Dan video itu habis diputaran saat si pendorong menampar pipi orang itu.
Jimin membeku ditempat, walaupun samar dia sangat mengenali sosok yang ditampar itu. Dia, Kim Taehyung. Detik bagaikan terhenti begitu saja sampai ponselnya yang berdering, menyadarkan Jimin dari keterkejutannya. Managernya menelpon.
"Jimin, kau sudah melihatnya?" Tanya manager dari seberang telfon.
Jimin mengangguk, meski yang disana tidak dapat melihat "Darimana anda tahu? Dan kenapa.." Jimin tidak melanjutkan ucapannya. Pikirannya berkecamuk dengan pertanyaan-pertanyaan, 'bagaimana bisa?', 'apa yang terjadi?', dan 'kenapa dia tidak memberitahu kami?'. Didengarnya sang lawan bicara menghela nafas sebentar.
"Aku mengikutinya karena dia menuju tempat yang asing menurutku dan.. Aku melihatnya". Dia terdiam, lalu melanjutkan ucapannya "Maaf aku tidak bisa menolong, karena aku dilihat Taehyung.. Dia menatapku seolah berkata, 'kumohon jangan kesini'. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi sepertinya Taehyung menyembunyikan sesuatu dari kita terutama kalian".
Lagi-lagi mereka terdiam, Jimin enggan berucap karena otaknya tengah memproses ucapan managernya itu.
"Jimin.."
"Ya"
"Maaf aku menghubungimu, karena ponselku rusak semua kontak diponselku hilang beberapa termasuk kontak kalian kecuali kau. Jadi, dengarkan aku sekarang... Cobalah bertanya pada Taehyung, jujur aku khawatir dengan kondisinya saat ini terlebih dia baru saja mengalami kejadian itu". Dari nada bicaranya Jimin dapat mengetahui kalau manager mereka saat ini tengah didera rasa cemas dan bersalah.
"Tidak apa manager. Baiklah, aku akan mencobanya. Terima kasih karena memberitahuku"
"Kalau begitu, aku tutup telfonnya. Aku akan mengurus jadwal kalian besok, istirahatlah"
Jimin mengangguk, "Baik manager, terima kasih. Selamat malam"
Selesai menutup telfon, Jimin bersandar pada tembok toilet. Pikirannya melayang, dihari saat dia dan member yang lain mengunjungi pemakaman keluarga Taehyung. Disana temannya itu tidak mengeluarkan airmata sedikitpun tidak seperti kerabatnya yang lain menangis histeris. Wajahnya datar tanpa ekspresi sama sekali, dan hal yang membuatnya tidak habis pikir adalah.. Taehyung berdiri sangat jauh dari kerabatnya itu.
Jimin tidak tahu dan belum merasakannya...Kim Taehyung sedang menanggung sebuah beban yang hampir membuatnya putus asa.
Suara Yoongi membuatnya kaget dan langsung keluar dari toilet. Diruang tengah dia melihat Yoongi sedang membawa baskom dan handuk sambil dikelilingi oleh Namjoon, Seokjin juga Jungkook.
"Sejak kapan Tae-hyung demam?" Tanya Jungkook dengan cemas. Jimin membelalak kaget.
"Benarkah itu hyung? Tae demam?" tanyanya cepat. Yoongi memandang mereka jengah.
"Demamnya baru tadi, kalau mau lihat pergilah kekamarnya dan jangan berteriak didepanku seperti tadi Jeon!!" teriak Yoongi kesal. Mereka pun berlari kekamar Taehyung diikuti Yoongi dibelakang.
Flashback end
Jimin menatap Taehyung dalam, melihat bagaimana pemuda yang seumuran dengannya tertidur dengan damai setelah Seokjin memberikannya obat pereda demam. Dia merasa Kim Taehyung mereka berada sangat jauh walaupun dia bisa melihatnya dengan jelas.
"Tae.. Jangan siksa dirimu. Masih ada kami disini" ucapnya dalam hati
'Semua yang kau tanggung sendiri akan membuatmu lelah. Bicaralah, kami akan mendengarnya'
Saat yang lain akan beranjak pergi dari sana untuk membersihkan diri, Jimin besuara pelan.
"Hyung.. " . Semuanya menatap Jimin yang seperti sedang menahan tangis membuatnya mendapat tatapan heran penuh selidik.
Kemudian,
"Tolong buat Taehyung bicara.. kumohon, hiks" ucapannya membuat yang lain kebingungan ditambah dia menangis sambil mengulurkan ponselnya kearah mereka. Setelah menerima ponselnya, Jimin beranjak keranjang Taehyung dan tidur disebelahnya sambil menggenggam tangan panas itu.
Namjoon dan yang lain membuka ponsel Jimin dan disana terpampang sebuah video. Langsung saja Namjoon memutarnya dan menit berikutnya, mereka berteriak karena terkejut.
Jimin berusaha meredam tangisannya ketika dirasakan tangan panas itu membalas genggamannya perlahan.
Tbc
***
Maaf critanya abal dan gak jelas. Alur juga kecepetan T_T
Saya akan berusaha lagi, thanksKembarani**
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't You See Us Here?
أدب الهواةTaehyung takut kehilangan. Taehyung takut sendirian. Apa yang akan terjadi bila member Bangtan mengetahui rahasianya? *** Warning: Cerita abal yang gak jelas. Ini ff pertama diwattpad, typo, alur kecepatan, dan kesalahan kalimat