[Pahami dan mengertilah. Percaya dan yakinlah. Cinta itu SATU dan SELAMANYA.]
***
"Rian?!"
Rian menaikkan alisnya. Tersenyum tipis. Mendekat ke arah laura. Satu tangannya terulur mendekat ke arah wajah laura. Laura sontak mundur.
"Kok?! Kunci mobil gue?" Gumam laura bingung.
"Sibuk banget ya? Sampe gak liat muka gue siang tadi." Ujar rian sambil tersenyum.
"Tapi orang yang siang tadi namanya tam---" Ujar laura cengo lalu menatap rian.
Rian mendekat dan langsung menarik laura ke dalam dekapannya. Melepas semua rasa rindu yang dia pendam 5 tahun lamanya. Tidak melihat sahabat terbaik nya, tidak mendengar suara nya, dan tidak melihat mata nya.
"Ma." Lanjut laura lagi dengan cengo.
"Gue kangen cit."
Laura sukses membeku. Tangannya tidak lagi mampu bergerak. Setetes kristal bening turun dari matanya.
"Lo tau rasanya nunggu 5 tahun? Nunggu orang yang kayanya juga seneng ninggalin gue? Bener?" Tanya rian.
Laura langsung menggeleng. Laura tidak sanggup lagi berbicara. Lidah nya kelu. Yang ingin dia lakukan hanya menangis. Meluapkan rasa rindu nya selama ini.
"Hiks.. lo bahagia yan.. hikss.. ada marsya yang buat lo bahagia.. hiks.. gue---"
"Ssttt.. lo kayanya perlu penjelasan. Ikut gue."
Rian melepas dekapannya. Menggenggam tangan laura. Menarik nya menuju mobil rian.
'Tuhan, Kau kembalikan semuanya? Tapi dia sudah bahagia.' Batin laura berkata.
"Masuk cit." Ujar rian sambil membukakan pintu mobil nya.
"Hah?! Itu.. mobil gue.." Ujar laura sambil menunjuk mobil nya yang terparkir.
"Itu gampang. Sekarang ikut aku dulu citra." Ujar rian dengan menekankan kata 'aku'.
"Hah? Apaan? Kenapa pake aku-aku an?" Tanya laura bingung.
"Ikut aja kenapa sih cit. Mau di apain dulu biar mau ikut?" Tanya rian jail.
"Apaan?! Minta tabok?!" Ujar laura kesal.
"Emang ada bu dokter galak? Masuk citra." Ujar rian sedikit dengan nada perintah.
Laura masuk dengan perasaan kesal.
***
Di perjalanan yang ada hanya keadaan hening. Tidak ada yang berani membuka pembicaraan terlebih dahulu. Rian yang fokus menyetir dan laura yang sedang melamun melihat jalanan. Sampai suara dering handphone laura membuyarkan semua kegiatan yang ada di mobil itu.
Laura mengambil handphone nya dengan malas. Awalnya wajah laura biasa saja. Tapi setelah melihat user name yang menelpon laura langsung segera mengangkatnya.
"Halo?"
"....."
"Iya, dengan saya sendiri."
"....."
"Hah? Kok mendadak sih?! Seberapa parah?" Ujar laura kaget.
"....."
"Usulkan kepada dokter Maura. Saya sedang di luar kota. Catatan medis nya nanti taroh aja di meja saya."
"....."
"Iya. Sama-sama, selamat malam."
Laura memutuskan sambungan telepon nya dan membuang nafas kasar.
![](https://img.wattpad.com/cover/69649723-288-k158621.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Request
Teen FictionBagaimana jika harapan itu menjadi ketidakmungkinan? Bagaimana jika pengorbanan itu tidak ada artinya? Bagaimana jika perjuangan itu tidak ada ujung nya? Dan bagaimana jika penantian itu berhenti di satu kata "Cinta" ? Perjuangan? Penantian? Pengor...