Dua hari setelah kejadian di sekolah, laura tidak diperbolehkan bunda nya untuk sekolah. Dua hari ini laura tidak bisa berjalan karena kaki nya yang sakit. Sebenarnya alasan dia tidak sekolah bukan hanya karena kaki nya, tapi karena penyakit yang sudah lama tidak muncul sekarang muncul kembali.
Kalo ditanya, rian tau tentang penyakit nya atau tidak. Jawabannya adalah tidak. Yang tau penyakit laura cuman keluarga nya saja. Bunda, ayah, dan kakak nya, Tiara.
***
Disini laura sekarang, dikamar nya yang simple dengan dominan warna putih nya. Terbaring lemah di dalam selimut.
"Katanya dream cheater bisa nangkap mimpi buruk kan?" Tanya laura lemah.
"Sekarang gue pengen, tangkap mimpi buruk gue dan buang kemana aja." Pinta laura dengan lirih.
Ya, laura sangat menyukai dream cheater. Di kamarnya, di mobil nya. Semuanya harus dan pasti ada itu.
***
Jika kebanyakan orang mencurahkan hati nya lewat buku jurnal atau diary, laura berbeda. Dia mencurahkan nya lewat surat. Surat yang dikumpulkan nya di laci meja belajar kesayangan nya.
Baru saja laura ingin mengambil secarik kertas. Ada yang mengetuk pintu kamar nya. Tanpa laura menoleh pun dia sudah bisa tau kalo itu adalah rian.
"Cit, lo udah tidur atau belom?" Tanya rian pelan.
"Hm, belom yan. Masuk aja."
Laura tersenyum ketika melihat rian. Ketika melihat rian dia merasa beban penyakit nya sedikit berkurang. Rian seperti penawar bagi penyakit laura.
"Cit, gimana keadaan nya? Gila ya, cuman gara-gara kaki lo sakit, lo jadi demam juga."
"Imut kan gue, gitu aja demam." Ujar laura dengan senyum khas orang sakit.
***
Satu hal yang gak bisa hilang dari laura. Bagaimana pun keadaannya mata laura yang berbinar selalu memancarkan keindahan nya.
"Dihh kePDan lo cit.." Ujar rian mendelik.
"Yan, gimana keadaan sekolah dua hari ini?"
"Lo harus turun gimana pun sakit kaki lo cit, cheers makin kacau gak ada lo." Rian kelihatan nya cemas banget.
"Kenapa yan? Gue dapat kabar dari Puja cheers baik-baik aja." Laura bingung apa yang terjadi.
"Lebih tepat nya gak baik-baik aja cit. Tania makin menjadi. Dia sering ngebentak anak-anak cheers kelas X."
"Gue usahain deh yan. Gue masih agak lemes nih.." keluh laura.
"Cepet sembuh cit.. lo harus lihat usaha gue PDKT sama marsya." Ujar rian dengan senyum lebar nya.
Deg
'Lo sadar gak sih yan. Ada gue disini. Lo gak bisa lihat rasa sayang gue dan lo lebih milih orang kaya marsya.
Cinta emang egois, cinta emang gak adil.
Gak adil karena cuman gue yang berjuang.
Gak adil karena cuman gue yang ngerasain sakit nya.
Lo gak perlu balas cinta gue yan. Gue cuman pengen lo lihat rasa sayang ini.'
"Cit?! Oy cit?! Lo kesambet ya? Kenapa ngelamun gitu?" Tanya rian bingung.
"Hah?! Masyaallah yan. Gak papa kok.
Lo beneran suka sama marsya yan? Lo yakin?" Tanya laura. Sebisa nya laura menahan keras air matanya supaya tidak jatoh sekarang juga.
"Gak juga sih cit. Gue agak bingung.."
"Bingung kenapa yan? Ah lo mah masa gitu aja bingung."
'Munafik lo cit, jangan sok kuat deh'
"Gue ngerasa ada yang udah duluan ngambil hati gue cit. Gue gak bisa suka sama marsya seutuhnya."
'Masih ada harapan?'
"Sayang itu perlahan yan. Gak ada sayang yang langsung utuh gitu aja."
"Iya juga ya cit. Makasih cit, gue gak nyangka ternyata lo ngedukung gue.."
Rian langsung menarik laura ke dalam dekapannya. Dulu, saat rian memeluk laura yang laura rasakan adalah rasa nyaman. Tapi sekarang saat rian memeluk laura yang laura rasakan rasa sakit, perih, dia seperti merasa di tusuk seribu pisau tepat dihati nya.
Sebut saja laura lebay, tapi itu kenyataan nya.
"Gue selalu dukung lo yan, apapun itu asalkan lo bahagia." Ujar laura dengan senyum nya. Tanpa dia sadari air mata nya sekarang sudah membasahi pipi nya.
"Yan, gue ngantuk. Gue mau tidur dulu. Mungkin lusa gue sekolah." Ujar laura sambil melepas pelukan rian.
"Iya cit, cepat sembuh ya cit. Gue kangen lo dateng ke sekolah. Gue pamit ya cit."
Laura hanya mengangguk, tersenyum dengan setitik air mata yang turun dari mata nya.
***
"Baru aja gue minta tangkap mimpi buruk gue, kenapa sekarang gue jadi dapet mimpi buruk yang baru?" Tanya laura lebih tertuju untuk dream cheater yang ada di kamar nya.
Dream cheater itu terletak tepat di jendela kamar laura. Malam itu setelah rian mengatakan hal yang sukses membuat laura makin sakit, hujan turun dengan damai.
Setelah itu laura beranjak dari ranjang nya dan mengambil secarik kertas. Laura menulis ulang apa yang di rasakan beberapa menit yang lalu.
Dear: My Star
'Lo sadar gak sih yan. Ada gue disini. Lo gak bisa lihat rasa sayang gue dan lo lebih milih orang kaya marsya.
Cinta emang egois, cinta emang gak adil.
Gak adil karena cuman gue yang berjuang.
Gak adil karena cuman gue yang ngerasain sakit nya.
Lo gak perlu balas cinta gue yan. Gue cuman pengen lo lihat rasa sayang ini.'
22 April 2016.
Setelah itu, laura terhanyut ke dalam mimpi. Dia berharap besok penyakit nya mereda. Dia ingin meihat orang yang dia sayang di sekolah.
Sebut saja laura munafik. Tapi tujuan nya cuman satu sekarang. Membuat orang yang dia sayang bahagia.
Asli gak dapet feel nya kayanya. Vote nya di tunggu yaa..
KAMU SEDANG MEMBACA
Request
Fiksi RemajaBagaimana jika harapan itu menjadi ketidakmungkinan? Bagaimana jika pengorbanan itu tidak ada artinya? Bagaimana jika perjuangan itu tidak ada ujung nya? Dan bagaimana jika penantian itu berhenti di satu kata "Cinta" ? Perjuangan? Penantian? Pengor...