Persis tebakan Rian, Laura pasti bakal kekenyangan dan gak sanggup ikut olahraga.
"Kan gue bilang juga apa cit. Lo ngeyel sihh.." ujar Rian sambil berjalan beriringan dengan laura yang hanya diam saja.
Yang perlu kalian tau, laura tidak bisa makan terlalu banyak. Dia akan kekenyangan dan akhirnya sempoyongan gak karuan. Dan tentu yang bakal direpotin sama laura adalah Rian.
"Gue kan laper tadi yan.. gue gak kuat nahan makan" Jawab laura dengan muka sedih nya.
"Masih sanggup gak ikut olahraga nya? Kalo gak sanggup ke UKS aja deh cit." Ujar rian dengan nada khawatir nya.
"Mmm.. sanggup kok yan. Paling juga nanti balik lagi ni perut jadi normal."
"Yang gue denger ada anak baru cit.. dari Kalimantan. Masuk kelas kita kayanya." Ujar rian santai.
"Hah?! Serius lo yan?! Gue harus kenal dia!" Teriak laura antusias.
"Subhanaallah cit.. untung gendang telinga gue masih normal.. santai aja kali." Muka Rian sudah menandakan bahwa dia kesal.
"Hehe.. maaf yan.. masalah nya cheers perlu anggota baru buat lomba nnti." Jawab laura cengengesan.
"Iya deh.. iyain aja kalo bocah ngomong." Goda Rian yang sukses buat pipi laura menggembung.
***
Mereka berjalan di koridor menuju kelas mereka. Ya, mereka memang sulit di pisahkan. Entah kenapa dari kelas X mereka selalu sekelas.
XI IPA - 2. Mereka masuk dan langsung dikejutkan karena semua murid sudah di kelas. Membuat mereka bingung, padahal sekarang jam nya olahraga.
"Kalian dari mana saja? Kalo mau pacaran nanti di luar sekolah. Ini kan jam pelajaran. Kalian lupa?" Ujar pak Tono dengan muka garang persis kaya kucing garong.
Lupakan kucing garong.
Mereka berdua masih melongo, belum ada yang sadar di antara mereka sampai Puja menyenggol tangan Laura.
"La, laura hey?!"
"Hah?! Apaan ja? Ada apa?." Tanya laura dengan muka nya yang polos.
"Tuh lihat Tama masih melongo kaya orang bego gitu." Ujar puja sambil melihat Rian.
***
Hampir lupa ya ngasih tau nama lengkap nya Rian.
Rian Pratama Putra. Seorang laki-laki dengan wajah subhanaallah, rahang yang tegas, mata yang seperti mata elang tajam nya, postur tubuh tinggi, dengan rambut yang di biarkan urak-urakan tetapi tetap terlihat cool. Salah satu badboy yang ada di SMA NUSA BANGSA dengan perilaku nya yang suka membolos dan trek-trek an balap motor.
Rian memang dipanggil teman-teman nya dengan panggilan Tama. Cuman laura yang memanggil dia Rian.
***
"Yan, Rian!. Elah pake melongo gitu. Jelek amat muka lo.." Ujar laura.
"Hah?! Lah kok kita berdua berdiri disini sih cit?" Tanya Rian dengan muka polos nya.
"Kalian ngapain masih disana? Cepat duduk di bangku kalian. Kita kedatangan murid baru ini." Perintah pak Tono.
Seketika Rian melongo lagi melihat murid baru itu. Cuman ada satu kata yang ada di otak nya sekarang. Manis.
Manis?
Iya manis, perempuan itu manis.
"Yan!! Mulai deh cengo nya!" Teriak laura dari bangku nya.
Rian masih berdiri di depan pintu kelas mereka. Dengan gaya cool nya dia lewat melewati perempuan itu dengan menatap nya diiringi dengan senyum nya.
"Lo ew banget deh yan. Pake acara melongo gitu.." Ujar laura dengan nada ketus.
"Lo kenapa cit? Cemburu ya gue liatin dia?" Goda Rian.
Entah ada sambaran petir dari mana. Pipi laura menjadi merah padam. Dia blushing?
Seketika juga tawa Rian meledak. Dia tertawa sambil memegang perut nya.
"Apaan sih yan?!" Jawab laura dengan nada sebal. Karena pipi nya masih saja memerah.
"Perhatikan anak-anak kita kedatangan murid baru dari Kalimantan. Nak, silahkan perkenalkan diri kamu." Ujar pak Tono dengan nada bicara sangat lembut.
Semua anak melongo sempurna saat mendengar nada bicara pak Tono. Mungkin karena murid itu perempuan cantik pak Tono berubah 179°.
"Terimakasih pak." Jawab anak perempuan itu dengan senyum manis nya.
"Perkenalkan nama saya Marsya Pricilla. Saya pindahan dari Kalimantan. Alasan saya pindah karena ayah saya harus pindah tugas ke daerah ini. Saya harap kita bisa berteman baik."
Perkenalan selesai dan Robi salah satu laki-laki teralay yang ada di kelas itu mengangkat tangan dan bertanya.
"Marsya, lo udah punya pacar gak?"
Sontak semua murid di kelas tertawa. Robi memang kadang suka menyimpang dari apa yang orang bicarakan.
"Marsya silahkan duduk di belakang Laura dan Tama."
***
Marsya berjalan melewati Rian. Dari gelagat nya Marsya, laura bisa melihat bahwa marsya menyukai rian. Tiba-tiba ada rasa tidak enak dari dalam tubuh nya. Seperti rasa penolakan akan fakta itu. Dan semakin tidak enak saat melihat Rian yang juga tersenyum dari tadi ketika melihat Marsya.
'Lo gila ya cit? Lo itu cuman sahabat Rian. Jan bilang kalo lo juga suka Rian. Ingat perjanjian lo sama Rian dulu'
Batin Laura berbicara, laura seperti tidak bisa mengartikan apa yang dia rasakan sekarang.
"Yan, kok lo senyum-senyum gitu?" Tanya laura dengan nada tidak suka.
'Kendalikan diri lo cit. Lo gila ya? Inget perjanjian kalian!'
Batin laura berbicara lagi. Dia langsung menggeleng-gelengkan kepala nya. Dia tidak boleh suka dengan sahabat nya sendiri.
"Lah? Kok lo sewot banget cit? Lagi pms ya?" Tanya Rian bingung.
"Hah?! Eh gak papa kok yan." Laura nyengir kuda kaya orang aneh.
Satu hal yang mereka tidak sadari, Marsya memperhatikan mereka, bukan. Hanya memperhatikan Laura. Dan saat itu juga Marsya bisa tau kalo laura menyukai Rian. Dan pikiran licik marsya pun bekerja.
Vote nya ditunggu banget nih.. saran kritikan nya juga yaa.. hehe..
KAMU SEDANG MEMBACA
Request
Teen FictionBagaimana jika harapan itu menjadi ketidakmungkinan? Bagaimana jika pengorbanan itu tidak ada artinya? Bagaimana jika perjuangan itu tidak ada ujung nya? Dan bagaimana jika penantian itu berhenti di satu kata "Cinta" ? Perjuangan? Penantian? Pengor...