5. Akhir yang Berdarah

194 33 37
                                    

Gabrielle's POV

Pagi ini aku melahap habis kata-kata terakhir di buku harian Losta sebelum menyimpan Diary itu, bersama sebuah gitar yang dititipkannya, ke suatu tempat yang kurasa aman.

Dalam buaian nada-nada cinta yang terdengar dari petikan gitar Pardo, aku berbisik mantap,
"Aku sudah siap, Sayang!"

Pardo meraih tubuhku ke dalam pelukannya. Bibir kami saling bertautan lembut.
Kulirik ragaku yang memutih di bawah sana. Kematian tanpa darah..

...

Tanganku baru saja menutup halaman terakhir Diary milik Losta ketika nada notifikasi terdengar dari notebook-ku.

_________
15.06.2016
Email masuk.

Hai Kak Gabrielle.
Of course I still remember you!
Long time no see yah? Hehehe
Ehm, kenapa atuh bahasanya meni formil gitu, kak?
Pake Anda-Saya?? Hahaha.
Si Kakak mah ada-ada saja ^_^

Maaf kak... waktu musibah kecelakaan pesawat yang menimpa Mas Suryo, Thea lagi observasi bahan tulisan di London. Maaf -_-.
Turut berdukacita dari hati yang terdalam, kak.

Oh ya, Thea baca email kakak,
Kakak minta aku mem-publish-kan kisah tentang Losta dan Pardo ya?

Soal menulis, iya..emang sih sekarang Thea aktif menulis. Tapi masih baru. Not a professional. #malu
But YES, Of course. Thea bakal publish cerita yang Kak Gaby kirim.

But it'll need a few days ya kak. Soale seminggu ini Thea masih di Singapore. Hehe
Oke deh, I'm waiting for the story yah, kak ^^

THEA
__________

.
Setelah membaca email balasan dari Thea, aku langsung mengklik Reply.

__________
Dear Thea.
Please find attached.
Kamu mau publish keseluruhan tulisan saya ini, mau kamu edit dulu, atau bahkan mau kamu tambahin ide ceritanya... Terserah. Sebebasnya kamu saja. I won't mind.
Anyway, thanks.

GITAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang