2. Gara-gara Nasi Uduk

55 9 2
                                    

Berkali-kali Rania melihat arloji di pergelangan tangannya, sebenarnya ia bisa saja santai-santai terlebih dahulu sebelum berangkat sekolah. Tapi hari ini ia ingin datang lebih awal, tapi yang di tunggu juga belum datang-datang dan itu berarti sama saja ia akan datang seperti biasanya.

Berkali-kali bunyi notifikasi salah satu aplikasi chatnya terus berbunyi, palingan itu grup teman-temannya yang sedang heboh atau beberapa orang yang sedang berjualan atau mungkin yang sedang buming kali ini yaitu di tampar uang segepok.

Rania akhirnya membuka grup chatnya itu dari nama grupnya saja ia ingin tertawa, teman-temannya sungguh sangat kreatif.

Gita Septi: Woy ada yang mau nitip nasi uduk gak? Buruan kalo ada yang mau..

Yessi Akay: Berapan Gi?

Gita Septi: 6ribuan

Yessi Akay: Gue mau dong satu, lauknya pake tempe orek, semur tahu, telor di cabein sama sambel goreng kentang jangan pake rambut nenek.

Gita Septi: Gak dapet bego! Mana ada 6rebuan lauknya sebanyak itu.

Hanindiya: Rambut nenek apaan?
Hanindiya: Si akay suruh bikin ajah sendiri nasi uduknya Gi?

Rania Pramudita: Gue udah sarapan lagi Gi, lo telat nawarinnya! Si Nazwa bukannya doyan nasi uduk?

Nazzwa Azzahra: Yoi, gue satu ya Gi pake gorengan bakwan satu.
Nazzwa Azzahra: Nasi uduk is the best!

Yessi Akay: Yaudh gue samain deh sama kayak Nazzwa!

Azura: Pagi-pagi udah heboh aja ya!

Gita Septi: Yaudah yang nitip berarti cuma Nazzwa sama si Akay ya.. gak ada lagi udah yang nitip bisa telat gue datengnya entar.

Via Safi: Semerdeka lu Gi!

Ayra Maysa: Udah pada ngerjain tugas mate, yang tiga soal jawabannya bejibun?

Rania Pramudita: Gue sih udah, tapi tukang ojek langganan gue belum dateng lagi. Mampus ajah ini mah.

Arshiya Arfa: Ya Allah gue juga belum lagi(8)

Rania langsung keluar dari grup chatnya itu, bagus sekarang ia bisa saja telat ke sekolah. Bukannya ia malas dapat hukuman, tapi mata pelajaran pertamanya itu Matematika dan bila muridnya telat tidak boleh masuk kelas dan itu berarti ia harus berdiri seperti orang bodoh di depan kelas, dan ia tak mau merasakan itu.

Beberapa menit setelah itu yang Rania tunggu-tunggu pun datang, ia segera naik ke motor ojek langganannya. Berharap tidak telat sampai kesekolah.

ⓦⓐⓣⓣⓟⓐⓣ

Rania bisa bernafas lega karena ia datang tidak telat, masih lima belas menit lagi bel masuk sekolahnya berbunyi. Itu pun Rania memaksa tukang ojek langganannya untuk ngebut-ngebutan, demi tidak di hukum guru Matematika yang galaknya menyaingi Ibu tiri Rania berani melakukan apapun.

"Rania ...".

Bagus, apa lagi kali ini. Tidak tahukah kalau Rania kini sedang buru-buru, dan setelah Rania melihat siapa yang memangilnya ia hanya bisa menghela nafas berat. Ada apa lagi orang ini!

"Lagi buru-buru gak?".ucapnya sambil tersenyum manis.
"Iya buru-buru pake banget, sorry ya!".
"Yaudah kalau begitu nanti aja".jawabnya pada akhirnya.

Setelah itu Rania langsung bergegas menuju kelasnya, dan kericuhan menyambut Rania ketika kakinya masuk kedalam kelasnya. Teman-teman sekelasnya sudah menjadi beberapa bagian, bagian tukang nyontek dan bagian yang di contekin sudah menjadi hal biasa untuk di lihat.

"Ra. Liat dong lo udahkan tugas matenya, liat ya ..ya ..?".temannya berkata dengan sangat pelan kepada Rania.
"Gue duduk dulu kali Gi!".

Gita sahabatnya itu pun hanya cenggegesan mendengar ucapan Rania. "Ambil di tas gue nih".sambung Rania setelah duduk di bangkunya.

"Nasi uduk jadi beli?".
"Gak. Ada yang lebih penting dari Nasi Uduk Ra!".Via sahabatnya menyauti sambil tangannya menulis dengan cepat. Ada-ada saja memang.
"Gara-gara Nasi Uduk pokoknya!".

Rania hanya bisa tertawa kecil melihat kelakuan teman-temannya, Nasi Uduk ko di salahin suka konyol mereka terkadang.

Dan Rania teringat akan pertemuannya tadi dengan seseorang, apa yang ingin ia bicarakan kira-kira. Bukannya semuanya sudah selesai dan lagi pula Rania sudah berdamai dengan masa lalunya bukan.

Aku, Kamu, dan DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang