5. SOTO(y)

32 7 0
                                    

Duh kayaknya ini judul terabsurd yg pernah saya buat, sorry baget ya belakangan ini buat nulis susah banget.
Tapi makasih banyak buat kalian yang masih mau nunggu cerita yang gk seberapa ini..

Jangan lupa vote dan comentnya selalu kutunggu..

Tetap di Aku, Kamu, dan Dunia.
ⓦⓐⓣⓣⓟⓐⓓ
5.SOTO(y)


Keringat memenuhi pelipis perempuan yang kini masih asyik dengan makanan di depannya, berkali-kali ia mengibaskan tangannya menghalau hawa panas. Terhitung enam sendok sambal yang Rania masukan ke dalam kuah soto ayamnya, membuat Raihan meringis melihatnya, tapi Raihan senang karena Rania tak jaim makan di depan Raihan.

Setelah perdebatan singkat di tempat parkir acara reuni sekolah dasarnya, Raihan meminta Rania untuk masuk kembali ke dalam gedung namun Rania menolaknya dan memilih untuk pulang saja.

Namun bukan Raihan namanya karna ia punya seribu satu cara, sampai akhirnya Raihan menawarkan untuk mengantarkan Rania pulang tapi di saat pertengahan jalan Rania berkata bahwa ia lapar dan di tempat makan soto ayam ini mereka berada.

"Ra, sumpah gue ngeri liat lo makan. Nanti kalo lo sakit perut gue gak tanggung jawab yah ...?".ucap Raihan sungguh yang masih terus menatap Rania.
"Apa deh lo Rai, gue gak akan sakit perut juga kali gara-gara sambel enam sendok! Sambelnya juga gak terlalu laknat banget".
"Suka-suka lo deh, gue yang waras ngalah aja!".ucapnya menyerah. Kenapa susah banget sih Ra, kalau di kasih tahu.

Rania meneguk habis sisa es jeruk di gelasnya, sambil sesekali melirik Raihan yang sedang membayar soto pesanan mereka. Rania tak pernah menyangka bahwa ia akan bertemu Raihan karena jujur saja Rania tak mengenali sama sekali kalau itu Raihan. Tapi Rania mengakui satu hal Raihan memang seseorang yang menyenangkan untuk di ajak berbicara.

"Kalau mau ngeliatin gue liatin aja kali Ra, gak usah ngelirik-ngelirik gitu!".ucapnya setelah membayar pesanan mereka sambil tersenyum kecil.
"Siapa sih Rai yang liatin lo? Pengen banget apa di liatin ...".
"Yaudah kali ini lo aman!".ucapnya masih terus menatap Rania, yang di tatap hanya bisa mengalihkan pandangannya.

Rania mengembangkan senyum manisnya melihat nama di layar iPhone-nya yang terus bergetar, seketika hatinya menghangat.

"Halo ... iya kenapa Raf?".ucapnya sambil tersenyum manis, yang membuat Raihan mengernyitkan dahinya.

" .........".

"Iya. Lagi makan sebentar, abis ini langsung pulang gak lama kok".

".........".

"Sama temen kok, tunggu dulu aja sebentar ini juga udah mau balik, yaudah ya bye!".jelas Rania mengakhiri sambungan telephonnya tersebut.

"Siapa pacar?".tanyanya yang sedari tadi sudah penasaran.

"Bukan".

Raihan menatap serius kepada Rania. "Kok gue kayak gak yakin kalau itu bukan pacar lo!".jelasnya.

"Sotoy deh ...".
"Enak kalau di makan pake nasi!".jawab Raihan asal.
"Itu soto ...".ucap Rania sedikit kesal.

ⓦⓐⓣⓣⓟⓐⓓ

Ribuan hari aku menunggumu
Jutaan lagu tercipta untukmu
Apakah kau akan terus begini
Masih adakah celah di hatimu
Yang masih bisa aku tuk singgahi
Cobalah aku kapan engkau mau

Tahukah lagu yang kau suka
Tahukah bintang yang kau sapa
Tahukah rumah yang kau tuju
Itu aku...

Lagu Sheila on 7 mengalun dari tape mobil Raihan, sesekali Raihan menatap Rania yang sedari tadi menatap ke arah jalanan. Rania sadar kalau sedari tadi sesekali Raihan menatapnya, hanya saja ia tak tahu harus melakukan apa.

"Ra minta nomer handphone lo dong?".ucap Raihan yang masih serius menyetir.
"Buat apa?".
"Buat main togel!".jawab Raihan sambil tersenyum miring.

Rania memukul ringan lengan Raihan sambil menatapnya kesal. "Ya, lagian lo ada-ada aja tahu gak. Gue minta nomer lo biar gue bisa menghubungi lo, udah paham?".jelasnya kembali.
"Yaudah nanti kalau udah sampai rumah gue ya ...".jawab Rania sambil melirik ke arah Raihan.

Diam tak ada obrolan lagi, Rania sibuk dengan fikirannya sedangkan Raihan sedari tadi hanya melirik Rania dari sudut matanya, yang masih setia menatap keluar jendela mobil Raihan.

"Lo banyak berubah ya Ra?".Rania langsung menatap Raihan, yang di tatap malah tersenyum manis.
"Kejamnya dunia yang mungkin buat gue berubah, lo juga banyak berubah!".

Raihan menoleh sebentar ke arah Rania, ia hanya tersenyum kecil lalu setelah itu kembali menatap ke arah jalanan hanya saja kata-kata Rania yang terus berputar di kepalanya. Kejamnya dunia yang mebuatnya berubah, terlalu banyak rahasia tentang Rania yang Raihan tak tahu.

Sesampainya Raihan ke alamat rumah Rania, ada mobil MiniCoper yang terparkir di halaman rumah Rania, tapi kali ini bukan soal mobilnya yang menjadi perhatian Raihan tetapi laki-laki yang sedang berdiri di depan mobil tersebut. Bahkan saat mobil Raihan sampai senyum di bibir Rania tak sedikit pun berkurang.

"Kirain udah pulang?".ucap Rania kepada laki-laki tersebut yang di balas dengan mengelus lembut Rambut Rania.

"Gue gak akan pulang, sebelum lo nyampe rumah tahu gak. Dia siapa?".jawabnya sambil menatap Rania penuh perhatian, lalu setelah itu menatap Raihan dengan serius yang sedang berdiri tak jauh dari mobilnya.

Rania menatap bergantian antara Raihan dan laki-laki di sampingnya, sambil tertawa kecil. "Teman gue waktu masih sd, tadikan udah di kasih tahu. Ayo kenalan sama dia ...".jelasnya sambil menarik tanggan laki-laki tersebut mendekati Raihan.

"Raihan Gavin ...".ucap Raihan dengan tenang sambil mengulurkan tanggannya.

"Rafif Rajendra ...".jawabnya dengan tegas sambil menjabat tangan Raihan.

Dua laki-laki itu hanya saling tatap satu sama lain, tak ada kata yang keluar dari bibir mereka hanya mata mereka yang berbicara.

Aku, Kamu, dan DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang