PART 3

336 20 0
                                    

Pagi itu seperti biasa, Aletta berangkat terlambat lagi. Mungkin dalam kamus hidup Aletta, terlambat adalah suatu hukum wajib bukan sunah, yang harus dilaksanakan. Oh, entahlah

Aletta dengan terburu-buru menyantap sarapan paginya. Tanpa memperdulikan tampilannya, ia bergegas begitu saja menyambar kunci mobilnya dan mengemudikannya secepat kilat. Untung masih ada waktu 15 menit, semoga dewi fortuna berpihak padamu Aletta, hanya untuk pagi ini saja

Great!

Aletta sampai di gerbang pukul 6.59, kurang 1 menit lagi hampir gerbangnya akan segera di tutup. Satpam jelek (kata Aletta) yang berjaga di gerbang pun hanya bisa menggeleng-gelengka kepalanya sambil komat-kamit melihat kelakuan Aletta yang selalu seperti itu sejak kelas 1. Ya, namanya juga Aletta, pak. Di sabarin ajalah

Aletta memarkiran mobilnya di pojokan dan nyempil sendiri, karena parkiran sudah penuh. Mungkin kendaraan disini jika bisa berbicara akan menjerit karena berdesakan dengan lawan jenisnya. Oh, abaikan

Aletta mempercepat langkahnya untuk segera masuk ke kelas. Untung saja hari ini pelajaran olahraga, jadi Aletta bisa alasan 'antrian panjang kamar mandi' dengan Pak Boni guru olahraganya. Oh Aletta selain sial kau juga terkadang lumayan pintar

Segeralah ia menuju loker nya dan menaruh seragam kesayangannya. Oh, salah. Mungkin seragam terkutuknya itu. Aletta selalu menyebut seragam itu dengan sebutan seragam terkutuk. Tanpa basa-basi, Aletta segera berlari menuju lapangan. Untung saja, pak Boni itu orangnya sabar, jika tidak mungkin Aletta sudah disuruh lari mengelilingi lapangan seperti saat ia duduk di kelas 1 dulu

"Aletta!!" seru Vero, Julia, Dika dan Dimas

Aletta yang melihat itu langsung berlari menghampiri sohib-sohib absurd nya itu

"Lo telat lagi kan? Ah dasar!" Julia mendecih

"Aletta, please. Biasakan lo tu dateng jam 7 kurang 15 menit atau lebih pagi lagi. Nggak heran juga sih kalo semua guru marah-marah terus sama lo" timpal Vero

"Diem deh! Brisik! Gue ini tadi udah mencapai rekor. Jam 7 kurang 1 menit. Gimana? Hebat kan gue?" Aletta menyeringai bangga

Vero, Julia, Dika dan Dimas hanya melihat satu sama lain sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah ajaib Aletta

"Ayoo anak-anak kumpul dulu!" seru Pak Boni

"Pagi ini, kita akan olah raga basket. Tapi sebelum berolah raga, kita akan melakukan pemanasan untuk meregangkan otot-otot kita yang kaku. Semua membuat kelompok, masing-masing 8 orang. Karena ini jumlahnya 32, kalian buat 4 kelompok. Silahkan, kerjakan"

"Siap pak!"

Semua berpencar mencari kelompok masing-masing. Tapi tidak dengan Arga. Arga hanya diam saja. Ia sudah menerima nasibnya karena tidak ada yang mau menerimanya sebagai anggota kelompok

"Kita itung dulu, gue, Vero, Julia, Dika, Dimas, Gitta, Duta, loh kok baru 7 sih?!" ucap Aletta bingung sambil terus menghitung jumlah kelompoknya lagi

"Eh! Itu si cupu belum dapet kelompok deh!" seru Duta

"Oh iya! Kasihan ya. Woy! Cupu! Sini lu!" teriak Dika sambil melambaikan tangannya ke arah Arga

Arga yang melihat itu langsung beranjak dari tempatnya dan menghampiri Dika

"Gue kasihan lihat lu. Kagak punya kelompok ya?" tanya Dika

"Ya, siapa yang mau coba sekelompok sama elo! Dasar cupu!" seru Julia

Aletta yang melihat itu merasa kasihan. Aletta selalu saja merasa iba terhadap Arga yang selalu menjadi bahan bullyan teman-temannya. Ia sendiri bingung kenapa ia harus peduli sama si culun Arga yang jelas-jelas udah ngacangin dia berkali-kali. Sepertinya Aletta memang tidak suka jika ada seseorang yang ditindas. Mungkin

The Coldest NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang